Suami Misterius - Bab 505 Dia Ingin Menyembunyikan Dirinya

Pada saat yang sama, Clara sedang duduk di kursi samping Rudy, tangannya sedang memegang tumpukan dokumen yang tebal, dan tetap saja merasa sulit dipercaya.

Dalam kesan ingatannya, Heru adalah orang yang susah di tebak, licik dan kejam, dia telah mengelola Tianxing media dalam beberapa tahun ini, posisinya sudah susah digoyahkan.

Clara bahkan selalu memusingkan bagaimana caranya untuk melawan Heru, alhasil, Heru malahan mengembalikan Tianxing media dengan utuh kepada dirinya, bahkan telah menyelesaikan semua urusan belakangan.

Dia bahkan mencurigakan bahwa, semuanya yang terjadi barusan hanya sekedar imajinasi.

“Rudy, kamu kasih aku cubit sekali ya.” Clara berkata.

“Kenapa pula ?” Satu tangan Rudy sedang memengang stering, dan bertanya dengan bingung.

“Aku mau tahu sekarang di dalam mimpi atau bukan.” Clara menjawab.

“Kalau begitu bukannya kamu harus cubit dirimu sendiri ya ?”

“Kamu bodoh ya, betapa sakitnya kalau cubit sendiri. Cubit kamu juga sama.” Clara berkata dengan nada sewajarnya.

Rudy :”……”

Dia memang bodoh kalau membiarkan Clara mencubit dirinya.

“Rudy, kamu bilang apakah Heru kerasukan sesuatu ya. Dia bahkan mengembalikan perusahaan kepadaku dengan begitu mudanya. Harga pasaran Tianxing Media pada saat ini setidaknya mencapai ratusan miliar.” Clara mengeluh padanya.

Tangan Rudy yang sedang memegang stering dengan refleksnya mengeratkan tenaga, bola matanya yang hitam sedikit dipejamkan, dia menyembunyikan emosionalnya dengan dalam, nada bicaranya sangat datar sekali, “Tianxing media sebenarnya memang milikmu, tidak ada salahnya juga kalau mengembalikan ke kamu. Heru masih termasuk pintar menilai, seandainya kalau sampai aku turun tangan melawannya, dia sama sekali tidak bisa mengundurkan diri dengan semudah itu.”

“Kalau berdasarkan logika kamu, Sutedja Group sekarang juga sudah di tanganmu, tetapi Revaldo Sutedja tetap saja tidak mau menyerah. Makanya, di dunia ini tidak ada begitu banyak seharusnya. Mungkin juga, selama ini aku yang selalu salah paham dengan Heru, sebenarnya dia orang yang sangat baik.”

“Sedikit kebaikan saja, kamu sudah merasa dia baik ya.” Rudy berkata dengan nada datar.

Seorang lelaki tidak mungkin baik dengan seorang wanita dengan tanpa tujuan apapun, sebagian besarnya karena ada yang diinginkannya. Pemikiran Heru terhadap Clara, jangan mengira kalau dia tidak bisa menilainya.

“Ratusan miliar masih tergolong kebaikan kecil ya ! Godaan yang begitu besar, tetapi dia bisa tidak tersentuh sama sekali, dan masih bisa mengembalikan seutuhnya, sudah cukup membuktikan kalau sifat dasarnya memang tidak jahat.” Clara berkata dengan ekspresi serius.

Rudy sedikit mengangkat alis, bahkan tidak bisa membantah apapun.

Setelah selesai membahas masalah Heru, Clara baru kepikiran seharusnya Rudy sedang di kantor dalam waktu seperti ini.

“CEO Sutedja begitu banyak pekerjaan, rapat dan entartain yang tiada habisnya, kenapa bisa meluangkan waktu untuk menjemputku ya ?”

“Khawatir dirimu.” Rudy menjawab dengan sederhana.

Namun pada kenyataannya, ketika dia menerima pesan dari Clara, sudah langsung berangkat menuju kafe, seolah-olah khawatir kalau Heru akan menerkam Clara.

Sebagai seorang lelaki, Rudy sangat mengetahuinya, ketika seorang lelaki mendambakan seorang wanita, sangat mudah untuk muncul perasaan yang keras dan gila. Rudy tidak akan mengizinkan terjadi hal bahaya apapun dengan Clara.

Akan tetapi Clara sepertinya tidak berperasaan sekali, malah terus menganggap Heru adalah orang yang baik hati.

Mungkin saja, Heru memang orang yang baik, tetapi tidak ada yang bisa menjamin kalau orang baik tidak akan kehilangan akal logika dan melakukan kesalahan besar.

Mobil Rudy perlahan-lahan berkendara masuk ke kawasan rumahnya, dan berhenti di tempat parkir depan apartemen.

Dia sudah membatalkan semua entertain, sehingga tidak perlu pulang ke kantor lagi. Sehingga bisa langsung pulang ke rumah bersama Clara.

Clara langsung menendang sepatu di kakinya ketika masuk ke rumah, dia sambil berjalan menuju kamar tidur, sambil melepaskan ikat rambut di kepalanya.

Dia langsung berlari keluar dari salon untuk bertemu dengan Heru. Rambutnya masih belum dikeringkan.

Clara berdiri di depan meja dandan, lalu mengambil pengering rambut dan mengeringkan rambutnya. Rambut bergelombang yang mengembang, sedikit terurai kacau di atas bahunya, Clara sedikit memejamkan matanya karena angin pengering rambut, posturnya mirip sekali dengan seekor kucing yang malas dan elegan.

Rudy melilit dirinya dari belakang, dengan wajarnya mengambil pengering rambut di tangannya, dua bayangan yang berdiri lekat terpapar dengan jelas di dalam cermin.

Jari panjang Rudy mengelus dalam rambutnya, dengan sengajanya mengelus pada kulit di lehernya yang sensitif.

Wajah Clara sudah mulai kemerahan, dia mengangkat mata dan menatap lelaki di dalam cermin, satu tangannya sedang melingkar pada pinggannya, tatapannya mengandung sedikit senyuman.

Suara pengering rambut tetap sangat membisingkan, namun tangan Rudy yang melingkar di pinggangnya perlahan-lahan mengerat, seolah-olah ingin mengelus Clara ke dalam tubuhnya. Kecupan yang kecil berjatuhan pada rambutnya, pipinya, dan bibirnya yang merah.

“Rudy, jangan begini, Sus Rani sama Wilson sebentar lagi akan pulang…” Dia sangat panik dan ingin mendorongnya.

Cuaca hari ini sangat bagus, kemungkinan besar Sus Rani sama Wilson sedang bermain di taman terdekat, seharusnya sudah akan pulang.

Namun Rudy malah mengabaikan penolakannya, langsung membalikkan badannya, tangannya menopang dagu Clara, lalu menuduk kepala dan terus mencium pada bibirnya.

Tubuh Clara melekat erat pada dada Rudy, bahkan dapat merasakan dengan jelas detakan jantungnya yang kuat, dan nafasnya yang sedikit sesak.

Clara perlahan-lahan lemas di dalam pelukannya, sepasang lengan yang lembut melingkar pada di atas bahu Rudy.

Mereka berdua sedang berciuman bersama, Clara menjadi bengong dan pusing karena ciumannya, dia merasa kepalanya juga menjadi pusing, dan langsung berjatuhan ke atas kasur dengan Rudy.

Setelah bermesraan dengan penuh kasih sayang, udara juga terpenuhi dengan aura bermesraan.

Di atas kasur besar yang lembut, Clara berbaring telentang di atas dada Rudy, badannya masih ditutupi oleh selimut, dan masih sedikit bernafas terengah-engah.

Meskipun Rudy hanya membuat sekali dengan dirinya, namun dengan jarangnya Rudy kehilangan kendali seperti hari ini. Setelah selesai bermesraan, dia bahkan hampir gila karenanya.

Dia tidak tahu apa yang terjadi dengan lelaki ini pada hari ini, membuat dia begitu melekat dengan dirinya.

Rudy duduk dari kasur, mengulurkan tangan untuk mengenakan kemeja di badannya, lalu dengan biasanya mengambil rokok dan mancis di laci kasur.

Dia mengeluarkan sebatang rokok dari kotaknya, namun tidak menyalakan, dikarenakan mengingat bahwa Clara tidak menyukai bau rokok.

Clara langsung jatuh ke dalam pelukannya, mengangkat wajah kecil dan menatapnya, kulit di wajahnya sangat putih dan mulus, dan sepasang bola matanya sangat jernih. Clara sedikit memejamkan mata untuk menatapnya, di dalam tatapan matanya masih ada kesan kabur bekas bermesraan.

Satu tangannya Rudy sedang menjepit rokok, satu tangannya lagi menopang pipinya Clara, dia tidak bisa bertahan lagi untuk memberikan sebuah kecupan pada bibirnya yang merah.

Gadis kecilnya, sedikit melebihi dari indah, dia benar-benar ingin menyembunyikan dirinya, agar lelaki lain tidak bisa mendambakannya lagi.

“Lagi pikir apa ?” Clara tersenyum manis dan bertanya.

“Lagi memikirkan kamu.” Rudy tersenyum menjawabnya, senyuman di sudut bibirnya sangat enak dilihat.

“Aku sudah di sisimu, buat apa memikirkan lagi.” Clara menyandar padanya dan bertanya.

“Masih mau.” Rudy tiba-tiba membalikkan badan, dan langsung menindih pada tubuhnya.

Ketika mereka berdua sedang berpelukan, dan Clara sedang tertawa senang di dalam pelukannya, di dalam suara tertawa tiba-tiba bercampuran dengan suara ketukan pintu yang menonjol.

“Papa, Mama, Wilson sudah pulang !”

Mereka menghentikan gerakan berciuman, Clara mengulurkan tangan untuk mendorong dadanya, “Ayo bangun, anakmu sudah pulang.”

Rudy duduk dari kasur dengan tidak berdaya, membungkuk badan untuk memungut celana panjang di lantai, dan mengenakan pada tubuhnya sendiri. “Tepat waktu sekali pulangnya.”

Clara mendengar demikian, hanya tersenyum sekilas. Setelah itu, dia merapikan bajunya dan turun dari kasur, mengulurkan tangan untuk membuka pintu kamar.

Pintu kamar terbuka, Wilson langsung berlari masuk, dan langsung berlari menuju pelukan ibunya yang lembut.

“Anak kesayangan Mama sudah pulang ya.” Clara mengecup dengan kuat pada pipi Wilson yang lembut.

“Tante bawa Wilson bermain tangga meluncur, huhu langsung meluncur ke bawah.” Wilson berkata dengan penuh keriangan.

Novel Terkait

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu