Suami Misterius - Bab 808 Tidak Perlu Takut Dengan Yang Lebih Tinggi

Ardia masih cukup tenang, dengan tenang menginstruksikan seseorang untuk pergi mengurus formalitas rawat inap untuk Wilson.

Kemudian, Wilson didorong keluar dari ruang darurat oleh staf medis, wajahnya memakai masker oksigen, dibagian belakang tangannya ditusukkan jarum infus.

“Wilson,Wilson!”Clara tidak terkendali bergegas berlari kearahnya, memegang tangan kecil Wilson dengan hati-hati.

Selama ini, tangan kecil Wilson sangat hangat dan lembut.

Sambil memegang lengannya, tangan Wilson terus memegang tangannya dengan tangan kecil yang gemuk dan hangat.

Dan sekarang, tangan Wilson sedingin es, tidak ada sedikitpun kehangatan.

Rasa dingin itu, seperti melewati telapak tangan Clara, dingin sampai ke dasar hatinya.

“Wilson, Wilson, ini aku mama, buka matamu lihat-lihat mama, bisakah?” Clara menangis berkata.

Tetapi kemudian, dia dihentikan oleh dua perawat.

“Keluarga harap tenang, anak harus segera dipindahkan ke unit perawatan intensif, tidak bisa terlalu banyak berhubungan dengan keluarga.” Setelah seorang perawat dengan tergesa-gesa menjelaskan kalimat itu, dia mendorong Wilson ke unit perawatan intensif.

Clara ingin melihat putranya, hanya bisa dari jendela kaca yang tebal.

Dia menatap wajah kecil putranya yang pucat, seluruh tubuhnya dipenuhi dengan alat-alat dingin, hanya merasa hatinya sesak.

Karena anak itu sedang diselamatkan, jadi, tidak ada yang bisa diminta pertanggungjawaban.

Kali ini, kepala yayasan dan guru taman kanak-kanak baru meminta orang tua Dodo untuk datang berkoordinasi menyelesaikan masalah ini.

Orang tua Dodo seorang pria dan seorang wanita, yang wanita tampak seperti berumur tiga puluhan, seluruh tubuhnya dipenuhi dengan perhiasaan, cincin berlian di tangannya sebesar telur merpati, dan sangat mempesona.

Sedangkan yang pria tampak seperti berumur dua puluh lima atau enam, warna pakaiannya sangat cerah.

Penampilan kedua orang itu sangat mirip, guru memperkenalkan, satu adalah ibu Dodo , dan satu lagi adalah paman Dodo

Pikiran Clara sangat kacau, tidak berminat mengurus hal lainnya.

Dia mengangguk ke lawan hanya untuk kesopanan.

Ibu Dodo yang sombong, mengangkat bahu berkata: “Biaya pengobatan, biaya gizi dan biaya kompensasi mental semuanya akan kami bayar, kalian katakan saja harganya, dan berikan fakturnya kepadaku, suamiku masih bisa mengantinya.”

Clara satu kata pun tidak ingin berbicara dengannya, hanya membiarkan Ardian yang mengurusnya.

Wajah Ardian cemberut, berkata kepada mereka : “Jika ada sesuatu yang ingin dikatakan, kalian bisa berbicara dengan pengacaraku. Aku akan memberitahu pengacara perusahaan untuk menghubungi kalian.” Ardian tidak memberikan raut wajah yang baik kepada lawan, kata-katanya juga sangat tegas.

Tetapi dalam hatinya tahu sangat jelas, bagaimanapun pengacara itu menyelesaikan masalah ini, hasil akhirnya tidak lain hanya membicarakan tentang kompensasi saja.

Apalagi, kedua anak yang berumur empat atau lima tahun memiliki perselisihan, meskipun pihak lawan sengaja melakukannya, juga tidak mungkin bertanggung jawab secara hukum.

Setelah ibu Dodo selesai mendengar, dia tenang sejenak, kemudian, hidungnya berdengus, berbalik badan lalu pergi.

Kepala yayasan dan guru taman kanak-kanak lebih mengerti sopan santun, kelihatannya mereka sangat mempedulikan keadaan Wilson.

Tapi itu hanya kelihatannya saja.

Clara dan Ardian sedang berjuang mengatasi, kemudian menyuruh mereka semua pergi.

Wilson terluka parah dan dirawat di rumah sakit, saat Bahron mendapat berita itu, juga bergegas pulang dari militer, juga mengundang salah satu ahli bedah otak yang paling terkenal di negeri ini.

Ahli bedah otak itu bermarga Xu , tampaknya berumur sekitar lima puluhan, setelah melihat CT Scan dan rekam medis, raut wajahnya menjadi sangat berat.

“Saranku, tetap perawatan konservatif, berusahalah untuk tidak operasi. Tempat terjadinya pembekuan darah terlalu buruk, bahkan ahli bedah otak terhebat di dunia pun tidak akan berani melakukan operasi itu dengan mudah. Ambil pengobatan konservatif dulu, gunakan obat-obatan untuk meningkatkan penyerapan pembekuan darah, jika penyerapannya baik, anak bisa bangun kembali, pelan-pelan dirawat, tidak akan berdampak pada masa depannya.”

“Bagaimana, jika pembekuan darah itu tidak bisa diserap?” Clara bertanya dengan suara gemetar.

“Kalau begitu terpaksa harus operasi. Meskipun ini adalah operasi tidak berbekas, tetapi perlu untuk membuka lubang di tengkorak, otak manusia sangat rumit, ada banyak saraf otak di lokasi pembekuan, tidak ada yang bisa menjamin bahwa tidak akan menyisakan gejala pasca kejadian. Gejala pasca kejadian itu, termasuk kecerdasan anak, penglihatan, bahasa dan kemampuan beraksi, semuanya akan mendapat pengaruh yang berbeda-beda.”

Meskipun, operasi adalah hasil yang terburuk, tetapi tidak ada yang bisa menjamin bahwa situasi terburuk itu akan terjadi.

Nenek Sutedja sudah berumur, setelah mendengarkan kata-kata Tuan Xu , pandangannya menjadi gelap, langsung jatuh pingsan.

Ardian dan Clara juga tidak baik-baik saja, meskipun tidak pingsan, tetapi ada sedikit tidak sanggup berdiri tegak lagi.

Bahron juga tidak begitu tenang, secara pribadi mengantarkan Tuan Xu keluar, masih berkata dengan sopan, sudah merepotkan dia tentang penyembuhan Wilson.

Tuan Xu tentu saja tidak berani tidak sepenuh hati.

Tetapi, melalui jendela kaca, Bahron melihat cucu kecil itu terbaring di ruang darurat, ada lapisan ketakutan dialisnya.

Selama dua hari berikutnya, Wilson masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Clara tetap terus berada didekat pintu ruang darurat, tidak makan, akhirnya tidak bisa bertahan lagi, dan pulang untuk beristirahat sejenak.

Kondisi Wilson terus tidak ada perkembangan, Bahron dan Ardian juga cemas.

“Dimana Rudy? Masih tidak bisa dihubungi?” Ardian tidak sabar bertanya.

Putranya mengalami masalah yang besar, Rudy masih bertugas diluar sana , bagaimana jika terjadi apa-apa….Ardian tidak berani memikirkannya.

“Aku tidak memberitahu Rudy. Dia sedang menegakkan narkoba diperbatasan, jangan mengalihkan perhatiannya. Apalagi, dia bukan tabib, bahkan jika dia kembali, juga tidak akan membantu. Lebih baik kita dengarkan Tuan Xu , jika sampai pada titik dimana tidak bisa tidak melakukan operasi, maka operasi saja.”

Setelah Ardian selesai mendengar, seketika matanya berubah menjadi merah, suaranya tercekik itu sangat kuat, “Wilson adalah anak yang pintar dan patuh, jika setelah operasi, gejala pasca kejadian sangat berat, dia menjadi bodoh, menjadi buta, bahkan lumpuh bagaimana, hidup anak itu akan hancur.”

“Belum tentu seserius itu, jangan menakuti diri sendiri.” Bahron berkata.

Tetapi kelihatannya sangat berat.

Pagi ini, dokter melakukan konsultasi lagi untuk Wilson .

Perawatan konservatif belum mencapai hasil yang diinginkan, jika anak itu terus tidak sadarkan diri, kehidupan anak akan dalam bahaya.

Tuan Xu telah menyarankan mereka untuk mempersiapkan operasi pada Wilson.

Tetapi, anak sekecil itu, harus melakukan operasi yang besar, menghadapi berbagai gejala pasca kejadian setelah operasi, bahkan Bahron si pembunuh yang tegas, sementara waktu juga tidak bisa mengambil keputusan.

“Tuan Xu berkata, coba amati satu hari lagi. Keadaan Wilson ini, jangan beritahu Clara dulu, jangan sampai dia terlalu khawatir.” Bahron menjawab lagi.

Ardian menggelengkan kepala, lalu menganggukkan kepala, menangis dengan kepala tertunduk.

Disisi lain, Clara berusaha hanya tidur selama dua atau tiga jam, bergegas kembali ke rumah sakit lagi.

Dia naik lift ke kamar anak-anak, ketika dia melewati sudut, dia samar-samar mendengar suara seorang pria dan seorang wanita di sudut.

Kedua orang itu juga tidak sengaja ingin menghindari orang-orang, suara mereka juga tidak kecil, jadi, sehingga pembicaraan itu terdengar oleh Clara.

Pria itu berkata : “Kakak, saya lihat latar belakang anak itu tidak lebih kecil dibandingkan anak kita, kita jangan memprovokasi pejabat tinggi itu lagi.Clara itu, dikatakan diinternet bahwa dia adalah menantu dari seorang pria kaya.”

“Di internet sangat suka berlebihan, tidak ada banyak yang bisa dipercaya. Jika benar-benar keluarga kaya lalu memangnya kenapa. Para pejabat yang sangat memperhatikan ketenaran, pasti tidak berani berbuat onar. Kita tidak perlu takut dengan seseorang yang lebih tinggi peringkatnya dari kita.”

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu