Suami Misterius - Bab 816 Masak Sendiri

Clara melihat mobil yang perlahan-lahan berkendara jauh, akhirnya menghela nafas lega.

Wilson masih kecil, dia tidak ingin anaknya menginjak dunia orang dewasa dengan secepat ini.

Sebenarnya Wilson sangat beruntung karena dirinya adalah anak Rendi.

Namun meskipun Wilson telah memang di titik permulaan, tidak menandakan bahwa dirinya tidak perlu berusaha lagi, Wilson juga harus berusaha demi masa depannya sendiri, bukannya hanya bisa berdiri di bawah payung pelindung ayahnya dan tidak berjuang apapun untuk selamanya.

“Nyonya Huang , aku berharap kamu jangan mengganggu hidup anakku lagi.

Aku akan memindahkan Wilson dari TK saat ini, ke depannya dia juga tidak akan berinteraksi apapun lagi dengan anakmu.

Kejadian ini, cukup sampai di sini saja.”

Clara ingin berbalik badan dan pergi setelah selesai berbicara, namun nyonya Huang malah menghalang di hadapannya dan langsung berlutut di lantai.

Clara langsung terkejut karena tingkahnya, setelah itu degan refleksnya memiringkan tubuh untuk menghindarinya.

Clara sangat emosi, dan beranggapan bahwa wanita ini ingin berulah lagi.

Apabila adegan ini terekam oleh wartawan, sepertinya dirinya akan mulai masuk topik berita utama untuk ke sekian kalinya.

“Nyonya Huang , kamu berdiri saja kalau mau berbicara.

Seandainya kamu ingin terus berlutut dan tidak mau berdiri, maka silakan berlutut lagi, aku mau pergi.”

Clara berdiri di sampingnya dan mengerut alis, namun sama sekali tidak bermaksud untuk menegakkan tubuhnya.

Nyonya Huang menyadari bahwa tindakannya tidak membawa efek, sehingga buru-buru berdiri dari lantai, lalu membungkuk pinggang dan berkata :”Aku yang tidak tahu diri dan menyinggung perasaan nyonya Sunarya, Anda begitu bijak, tolong jangan berkenan lagi denganku.

Kalau Anda merasa emosi, aku bersedia untuk dipukul, dan pasti tidak akan melawan.”

Nyonya Huang selesai berkata, langsung memeluk Dodo dan lanjut berkata dengan nada tersedu.

“Hubungan aku sama suamiku tidak begitu baik, biasanya hanya ada anak ini yang menemaniku, anak ini memang terlalu bandel karena dimanjakan, sehingga tidak tahu diri dan malah melukai tuan muda.

Semua ini kesalahan kami.

Sekarang, ayahnya sudah diberhentikan dari jabatannya, dan mungkin saja akan dipenjarakan.

Keluarga orang tuaku juga terlibat karena hal ini.

Aku sendiri ada mengelola sebuah salon, meskipun skalanya tidak terlalu besar, namun semuanya berjalan sesuai prosedur.

Nyonya Sunarya, tolong mengampuni kami, jangan menutup salon aku, apabila tidak ada penghasilan, aku dan anakku hanya tinggal menanti mati."

Nyonya Huang menangis dan sedikit mendorong anaknya, reaksi anak tersebut sedikit ketakutan, kedua tangannya memeluk pada paha ibunya dengan mati-matian.

Clara terus menatap anak yang sebesar Wilson, jelasnya sudah mulai tersentuh.

Meskipun sifat anak ini terlalu bandel karena didikan orang tuanya, namun tetap saja hanya anak kecil.

Pada kenyataannya, ketika nyonya Huang tidak bertingkah galak, kata-kata dan cara kerjanya juga lumayan beraturan.

“Aku tidak jelas mengenai masalah Keluarga Huang , tetapi aku akan coba bertanya.”

Clara berkata.

Meskipun Clara tidak menjanjikan apapun, namun nyonya Huang telah merasa lega, sepertinya Clara tidak bermaksud untuk memusnahkan segala jalan keluar mereka, oleh sebab itu, nyonya Huang terus mengucapkan terima kasih padanya, setelah itu langsung pergi dengan membawa anaknya.

Nyonya Huang membawa anaknya pulang ke rumah sendiri, namun seluruh isi rumahnya telah menjadi kosong, pada pertengahan ruangan terletak beberapa kardus besar, isinya adalah beberapa barang milik nyonya Huang yang telah dikemas pada semalam.

Dikarenakan tuan Huang menerima sogokan dan korupsi, sehingga rumah ini akan disita oleh negara.

Pada saat nyonya Huang membawa anaknya masuk ke dalam rumah, tuan Huang sedang menunduk kepala dan duduk di pertengahan rumah, gayanya sangat lemas dan putus asa.

Tidak lama yang lalu, tuan Huang masih sebagai manajer angkuh pada sebuah perusahaan.

Namun pada saat ini, dirinya malah bagaikan anjing yang tidak dipelihara.

Pada saat tuan Huang mengangkat kepala dan melihat istri dan anaknya yang pulang ke rumah, api amarahnya langsung membara kembali.

Dia berdiri dan menghampirinya, setelah itu langsung menampar pada wajah nyonya Huang .

“Dasar wanita bodoh, sudahlah kalau otaknya saja yang bodoh, tetapi malah begitu berani pula, bahkan berani mencari masalah dengan sembarang orang ya.

Keluarga Sunarya bukan keluarga sembarangan.

Lihatlah apa yang terjadi sekarang, aku sudah akan dipenjarakan, kamu tunggu saja berhidup susah.”

Nyonya Huang yang menerima tamparan tersebut juga tidak mau mengalah, sehingga dia beranjak ke depan dan mulai berkelahi dengan suaminya.

Dia memang tidak dapat mengalahkan Clara, namun saat ini tuan Huang sama sekali bukan saingannya.

Wajah tuan Huang terpenuhi dengan beberapa luka cakaran, gayanya sangat memalukan.

Anaknya berdiri di samping dan melihat orang tuanya yang sedang berkelahi, langsung menangis tersedu-sedu karena ketakutan.

Nyonya Huang memeluk anaknya dan melotot suaminya dengan tatapan kejam.

“Aku hanya seorang wanita biasa, sehingga tidak bisa membedakan mana yang berkedudukan dan mana yang tidak.

Kalau kamu begitu hebat membedakannya, kenapa tidak pulang dan memberitahuku saja.

Oh, aku hampir lupa, kamu sibuk melayani pelakor di luar, mana ada waktu untuk mengurus kami berdua.”

Pada saat itu, ketika Dodo melukai anak orang, nyonya Huang juga merasa panik dan menelepon tuan Huang , namun Huang malahan bersikap malas mengurusnya.

Setelah itu, ada seorang teman wartawan yang datang menghubungi dirinya, wartawan tersebut mengatakan bahwa asalkan menghebohkan masalah ini, maka keluarga Sunarya akan terkendali.

Wawasan nyonya Huang juga sangat terbatas, sehingga dia langsung mengunggah video di ponsel adiknya ke dalam berita internet dengan emosional, dan akhirnya menimbulkan permasalahan sebesar ini.

“Bagus juga kalau bangkrut, lagi pula, semuanya uangmu hanya dihabiskan untuk pelakor di luar, kami berdua tidak membutuhkan uangmu juga.”

“Aku sekarang sudah mau masuk penjara, kamu siap-siap saja mengantar makan ke dalam penjara.”

Tuan Huang membentak dengan emosi.

“Kamu jangan berharap, suruh pelakor simpanan kamu saja yang mengantarnya, aku mau cerai denganmu.”

Nyonya Huang selesai berbicara, satu tangannya menggandeng anaknya, satu tangannya lagi menjinjing kardus besar, lalu langsung pergi dengan tanpa ragu.

….. Sementara pada saat yang sama.

Taksi Clara tiba di depan villa keluarga Sunarya.

Clara membayar ongkosnya, lalu mendorong pintu dan turun dari mobil.

Taksi tersebut berkendara pergi, Clara menginjak sepatu tumitnya dan berjalan mengiringi batu granit di lantai.

Dia pulang ke tempat ini karena ingin mengemas beberapa pakaian Wilson.

“Clara sudah pulang ya.”

Bibi Liu tersenyum menyambutnya setelah melihat Clara, lalu membungkuk pinggang dan menyediakan sendal untuk dirinya, lalu berkata :”Tuan muda sedang masak di dapur.

Aku pertama kalinya melihat tuan muda masak sendiri, kamu malam ini bisa menyantap hidangan lezat.”

Clara terbengong sejenak, setelah mengganti sendal, dia menoleh ke arah dapur dengan refleks.

Clara berdiri di ambang pintu dapur, dia melihat Rudy yang sedang mengenakan celemek dan memegang pisau, tangannya sedang memotong sayur dengan gerakan lincah.

Adegan ini membuat Clara menjadi sedikit bengong.

Setelah mereka kembali ke keluarga Sunarya, Rudy hampir saja tidak ada waktu untuk makan, apalagi memasak.

Hari ini tumben sekali, tuan muda Sunarya bahkan bisa masak sendiri.

Clara setengah menyandar di ambang pintu, lalu menatap belakang punggung Rudy dan sambil termenung.

Rudy seolah-olah juga menyadari tatapannya, sehingga juga menoleh dengan refleks.

Pada saat saling bertatapan, Rudy tersenyum lembut dan berkata, “Dapur banyak bau minyak, kamu keluar dulu, sebentar lagi sudah bisa makan."

Clara tidak berkata apapun, malahan berbalik badan untuk keluar dari dapur, lalu menginjak tangga kayu untuk naik ke lantai atas.

Clara mengemaskan baju Wilson ke dalam sebuah koper, lalu turun ke lantai bawah dengan menjinjing kopernya.

Di dalam ruang tamu lantai dasar, Rudy sedang duduk di atas sofa, wajah tampannya sangat tenang.

Rudy menoleh ke arah Clara, dia langsung mengabaikan koper di tangannya dan hanya berkata dengan nada datar, “Sudah selesai masak, makan saja dulu.”

Clara ragu sejenak, namun akhirnya juga masuk bersamanya ke dalam dapur.

Di atas meja makan telah tertata berbagai makanan lezat, semuanya adalah masakan keahlian Rudy, wangi makanan terus menyelinap ke dalam hidung.

Clara duduk di samping meja, Rudy langsung menyerahkan sepasang sumpit kepadanya.

“Aku sibuk terus setelah kembali ke pasukan, masih belum pernah masak untukmu lagi.

Coba saja dulu, tidak tahu juga bagaimana rasanya.”

Clara sedikit memejamkan mata, dia menatap makanan lezat yang tertata di atas meja, sudut bibirnya menarik sebuah senyuman sindir :”Rudy, kamu merasa permasalahan kita dapat diselesaikan dengan satu kali masakan ya ?”

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu