Suami Misterius - Bab 915 Diantara Hidup Dan Mati

Clara memegang ponsel dengan tangan yang sedikit gemetar.

Dia tidak tahu dari mana video itu berasal, juga tidak tahu kapan orang yang mengirim video kepadanya itu ditambahkan sebagai teman, tetapi Clara tidak bodoh. Dia tahu bahwa keberadaan video ini hanya memiliki satu tujuan, yaitu untuk menghancurkannya.

Clara memegang ponsel dengan erat, wajahnya menjadi putih pucat.

Olga yang duduk di samping Clara, dengan cepat menyadari ketidak normalannya, dengan cepat bertanya, " Clara, ada apa?"

Clara satu tangan memegang ponsel, tangan yang lain dengan erat menggenggam pegangan tangan yang ada di mobil, mengigit giginya dan berkata, "Sampai dirumah baru berbicara."

Ketika sang sopir Aldio juga menyadari sesuatu yang aneh, langsung dengan khawatir menolehkan kepala dan bertanya, "ada apa, saudara ipar?"

"Kendarai mobilmu dengan baik, perintah nyonya, sampai dirumah baru berbicara."

Olga berkata dengan wajah dingin.

Mobil Aldio masih melaju dengan lancar, tetapi kecepatannya jelas ditambah menjadi lebih cepat.

Mobil perlahan melaju ke kedalam komplek kecil dan berhenti di depan pintu gedung.

Aldio dengan sendirinya lturun dari mobil, membukakan pintu samping untuk Clara.

Olga memapah Clara, baru turun dari mobil, tidak tahu dari mana tiba-tiba keluar sekelompok wartawan dan langsung mengelilingi mereka.

Beberapa Wartawan itu membawa handycam dan mikrofon yang hampir mencapai wajah Clara. Satu per satu pertanyaan yang tajam dan kasar dilontarkan tanpa henti kepada Clara.

"Nona Clara, katanya anda pernah diculik dan diperkosa. Apakah hal ini benar?"

"Nona Clara, mengenai video pribadi yang tersebar, pengedar narkoba yang ada didalam video itu mengaku sebagai orang terdekat anda, apa itu benar?"

"Nyonya Sunarya, dengan masalah ini, apakah suami anda mengetahui hal ini, akankah hal itu memengaruhi hubungan suami istri kalian?"

"Menurut anda bagaimana Keluarga Sunarya menyikapi masalah ini?"

…… pertanyaan yang tidak berhenti, membuat kepala Clara pusing.

Dia hanya merasakan matanya menjadi gelap dan pusing.

Meskipun Aldio dan Olga sangat melindungi di sisinya, tetapi jumlah wartawan yang banyak, mereka mengejar dan berjuang keras, untuk sementara waktu mereka tidak bisa disingkirkan.

Aldio yang terus berada di depan Clara. Pada awalnya, ia harus berurusan dengan para wartawan ini. Akhirnya, kesabarannya sudah tidak bisa ditahan.

Seperti yang kita semua tahu, kemampuan Tuan Aldio dengan emosinya sama besar.

Ketika satu mikrofon wartawan itu diperpanjang lagi, Aldio mendadak menjadi marah. Dengan satu tangan meraik mikrofon dan langsung membuangnya ke tanah. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya satu kepalan, membuat seorang wartawan jatuh ke tanah.

"masih belum selesai! Siapa yang masih berani mengeluarkan suara, tinju saya tidak memiliki mata!”

Setelah seorang wartawan terjatuh ketanah, sesaat tempat itu menjadi kacau. Para wartawan ini telah lama didalam lingkungan ini. Mengetahui sifat Tuan Aldio, mereka tidak berani bertindak gegabah.

Meskipun begitu banyak kamera yang menghadapi mereka, Aldio bukan seorang seniman, bukan tokoh publik dan tidak peduli dengan ketenaran.

Dia sudah memukul orang, paling banyak kehilangan uang, siapa juga tidak ada yang berani melakukan apa pun padanya.

Kondisi tempat yang sudah sedikit terkendali, Aldio dan Olga melindungi Clara menaiki tangga.

Dorong-mendorong dan keributan barusan, wajah Clara sudah menjadi tidak enak dilihat, wajahnya pucat pasih seperti tidak ada warna darah.

Dia terhuyung-huyung Ketika bejalan menaiki tangga, merasa kedua kakinya lemah tidak ada tenaga, seolah seperti menginjak kapas, kemudian, entah bagaimana kakinya melangkah, tubuhnya jatuh ke bawah.

Untungnya Olga berada di sebelahnya, membantunya dengan tangan dan mata yang cepat.

Olga terlahir sebagai prajurit pasukan khusus dengan kekuatan yang juga besar, langsung mengambil tubuh Clara dan berjalan cepat ke dalam gedung apartemen. Selain itu, wartawan yang ditinggalkan di luar, karena mereka takut pada Aldio, jadi tidak berani mengejar.

Selain itu Ketika Clara jatuh, wajah Aldio langsung sangat tidak enak dilihat, menggunakan satu tangannya langsung menekan tombol lift dan tangan yang lain memegang ponsel, menelepon Rudy.

Pulang sampai rumah, Clara hanya bisa merasakan pusing dikepalanya, di matanya ada semburan hitam, sakit kepala sangat serius.

Tubuh masih menjadi dingin tak terkendali.

Clara adalah wanita hamil, meskipun janinnya sudah melewati tiga bulan, tetapi bagaimanapun juga ada tanda-tanda keguguran.

Video itu sangat mempengaruhinnya, dia didorong dan diteriaki oleh para wartawan, kondisi tubuhnya menjadi buruk.

Clara berbaring di tempat tidur, ditutupi dengan selimut tebal, masih merasa kedinginan.

Kemudian, dia mulai merasakan sakit perut, mula-mula hanya rasa sakit yang samar dan kemudian rasa sakitnya semakin parah, sakit sampai dahinya mulai berkeringat.

Clara juga tiba-tiba menjadi sangat takut, takut bayi yang ada diperutnya akan terjadi sesuatu.

Jika dia kehilangan nyawa kecil yang tidak bersalah ini, dia tidak tahu dirinya harus bagaimana.

Mungkin bisa menjadi gila.

“ Olga, aku sakit perut. Bawa aku ke rumah sakit."

Clara berjuang ingin duduk.

Meskipun Olga adalah seorang prajurit khusus, tetapi juga tidak pernah bertemu hal semacam ini, dia tiba-tiba menjadi bingung.

Tetapi Aldio jelas lebih tenang darinya, suara yang dalam berkata: "Aku telah menghubungi bos, dia akan segera membawa Lena datang."

Baru saja suaranya jatuh, dia mendengar suara langkah kaki yang datang dari tangga.

Kemudian, Rudy mendorong pintu dan berjalan masuk. Wajahnya yang dingin dan tampan penuh dengan kekhawatiran dan kecemasan.

"Clara."

Rudy langsung pergi ke samping tempat tidur, meraih dan setengah memeluk Clara. Telapak tangannya menyentuh dahinya dan menyentuh tangannya yang penuh dengan keringat dingin.

"Ada apa, dimana yang tidak enak?"

"Dia kenapa, kamu bisa lihat?"

Lena yang ikut masuk dengan Rudy, langsung berjalan ke sisi tempat tidur. Kira-kira ada sedikit tidak suka pada Rudy karena menghambat, mengangkat tangannya untuk membiarkannya berdiri di samping.

Saat ini, tentu saja, dokter adalah yang terbesar.

Rudy tidak mengatakan sepatah kata pun berjalan ke satu sisi, Aldio dan Olga keduanya dengan peka meninggalkan kamar.

Lena mengambil stetoskop, mendengarkan perut Clara.

Untungnya, detak jantung janin normal.

"Jangan khawatir. kandungannya baik-baik saja."

Lena menenagkan.

Clara mendengar bahwa anak itu baik-baik saja dan sistem sarafnya yang tegang menjadi rileks.

"Apakah pendarahan?"

Lena bertanya lagi, dengan mudah membuka selimut di tubuh Clara untuk melihat.

Untungnya, tidak ada pendarahan dan situasinya tidak seperti yang dibayangkan. Sangat jelas pasangan itu terlalu gugup.

Setelah Lena memeriksanya, dia berkata kepada Clara dan Rudy: "ini bukan masalah besar. Ini hanya masalah ketidak stabilan emosional yang membuat janin bergerak.

Saya meresepkan obat penguat janin, kamu ingat untuk meminumnya tepat waktu. Dalan beberapa wakti ini kamu harus lebih sedikit berjalan dan beristirahat lebih banyak. "

Setelah Clara minum obat penguat janin, masih merasakan pusing kepala, berbaring di tempat tidur dengan samar-samar akhirnya tertidur.

Rudy disamping tempat tidur dengan diam menjaganya untuk sementara, kemudian, dia berjalan keluar dari kamar tidur dan memasuki ruang kerja sebelah.

Didalam ruang kerja, Aldio dan Olga satu duduk di sofa, satu berdiri tegak di dinding, tubuhnya sangat tegap, berdiri seperti siap tempur.

Masalah kali ini sangat jelas ada sedikitserius, bahkan Aldio pun sama tidak mempedulikannya.

Rudy dengan tenang berjalan masuk, Aldio menyerahkan ponsel Clara.

Dia juga baru saja menemukan video ini di ponselnya.

"Aku sudah menyuruh orang untuk periksa. Video yang dikirimkan ke saudara ipar adalah nomor yang digunakan oleh asisten Petty.

Para reporter juga diundang datang oleh Petty.

Adik sepupu kamu satu ini, sungguh tidak tahu antara hidup dan mati. "

Jika bukan Petty, orang-orang itu tidak akan bisa tahu alamat tempat tinggal Clara.

Aldio mengatakan hal yang tidak salah, Petty memang tidak tahu diantara hidup dan mati.

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu