Suami Misterius - Bab 356 Di Mana Terharu Sama Kejutan Indah Yang Dijanjikan ?!

Saat ini dia sangat ingin mengingatkannya : Nyonya Sutedja, cincinnya sudah kamu pakai di jari. Sesi ini masih bisa dilakukan terbalik ya ?

Rudy tersenyum keceplosan, merasa sedikit tidak berdaya. Namun tetap menuruti permintaannya dan berlutut satu kaki.

Meskipun dia sedang berlutut, namun tulang punggungnya berdiri tegap, lelaki yang yang kelahiran mulia ini, seluruh auranya memancarkan kesan martabat dan arogan.

“Nona Clara, apakah kamu bersedia menjadi istri tuan Rudy, tidak peduli apakah kaya atau miskin, sakit atau sehat, tidak peduli kapanpun atau alasan apapun, tetap akan mencintainya, menghargainya, menyayangi dirinya, sampai akhir kehidupan.”

Clara sedikit merendahkan dagu dan menatapnya, senyuman di sudut bibirnya lebih cemerlang dibanding cahaya siang hari. Dia berkata dengan nada serius :”Untuk saat ini masih sangat bersedia, tetapi kalau tuan Sutedja sudah tua, bersedia atau tidaknya harus bergantung sama apa yang dilakukannya. Ayo bangun saja, Rudy kecil.”

Rudy :”…..”

Setelah itu, Clara langsung menggandeng tangannya, tersenyum sambil mendirikannya dari lantai.

Rudy melingkar pinggangnya, memeluk tubuhnya dan berputaran di tempat dengan semangat. Clara sedang memeluk pinggangnya, suara senyuman yang sangat manis.

Setelah itu, para saudara dan sahabat mulai keluar dari hotel, suara sorakan mulai meriang.

Mesin salju yang sudah disiapkan terlebih dahulu sudah mulai menyemprot salju. Akan tetapi, Raymond juga pertama kalinya menggunakan barang seperti ini, awalnya dia mengira bahwa akan menyemprotkan salju yang indah di atas langit, namun tanpa diduga tenaga mesin salju ini terlalu kuat, terus menyemprotkan salju, membuat badan semua orang menjadi basah, kondisi di tempat menjadi sangat kacau.

Rudy :”…..”

Seharusnya dia sudah bisa tahu bahwa Raymond memang tidak bisa diharapkan.

Untung saja, Rudy sudah berhasil melamar pernikahannya. Acara selanjutnya tidak terpengaruh karena mesin salju yang tidak berguna ini.

“Bos kita dengan begitu sudah terpikat oleh Clara yang kecil ini. Pria lajang mulai kurang satu orang lagi, mau bersenang-senang juga akan kurang satu anggota lagi.” Aldio Vosh sengaja mengeluh.

Dia baru saja selesai berbicara, belakang kepalanya langsung dipukul oleh seseorang.

“Sembarang bilang apa lagi, hari ini hari besarnya Rudy, kamu tidak tahu menjaga mulutmu, awas nanti dia menghantam kamu.” Fandy tersenyum dan berkata.

Aldio Vosh mengangkat bahu dengan reaksi tidak peduli, dalam hatinya berpikir : Hantam ya hantam, siapa takut, bukan tidak pernah dihantam juga !

“Fandy, Aldio, buat apa kalian sembunyi di sini, ayo kita pergi sulang anggur.” Nyonya Tubagus mengangkat gelas anggur dan berjalan menghampiri, lalu menggandeng lengan Fandy dengan sewajarnya.

“Baik.” Suami istri Fandy saling bergandengan, berjalan menghampiri arah Rudy dan Clara.

Nyonya Tubagus dengan ramahnya berpelukan dengan Clara, Fandy mengangkat gelas anggurnya, berkata pada Rudy : “Selamat.”

“Terima kasih.” Tatapan dan ekspresi wajah Rudy dipenuhi dengan senyuman yang lembut.

Nyonya Tubagus menggandeng lengan Clara, mengobrol dengan ramah, “Rudy, Clara, kalian memang takdir yang diberkati Tuhan.”

Clara tersenyum tersipu, lalu meminum sedikit anggur di dalam gelasnya.

Nyonya Tubagus menyentuhnya dengan siku lengannya, lalu mengedipkan mata dengan mesra, “Clara, menurutmu cerita kalian persis tidak dengan yang di tulis di dalam novel : Utang penyelamat nyawa, dibayar dengan dirinya.”

“Apa ?” Clara menatapnya dengan kebingungan.

“Kenapa, kamu masih belum tahu ya ?” Nyonya Tubagus baru saja ingin menjelaskan, langsung mendengar suara batuk Fandy secara sengaja, dan bermain mata dengannya.

Nyonya Tubagus mulai menyadarinya, tersenyum dan berkata, “Oo, kelihatannya aku yang banyak berbicara. Tidak apa-apa, aku hanya sembarang contoh saja.”

Clara kebingungan karena suami istri ini, baru saja ingin bertanya lagi, Rudy sudah berjalan menghampirinya, lalu mengulurkan tangan untuk memeluk pada pinggangnya.

“Cake sudah sampai, kita pergi potong cake.” Rudy tersenyum dan berkata padanya.

“Iya.” Clara mengangguk, mengikuti Rudy dan berjalan sampai meja yang berisi cake berlapis tiga, tangan Clara memegang pisau, sedangkan Rudy memegang tangannya, mereka berdua mulai memotong cake.

Semua orang di tempat mulai bersorak, meminta calon pengantin untuk berciuman.

Sebenarnya di dalam jati diri Rudy masih sedikit pemalu, dia menunduk kepala dan mengecup sekilas pada bibir Clara, wajah Clara juga menjadi merah merona.

Raymond dan Aldio Vosh juga ikut mengeluh kecewa. Di mana ciuman ala Prancis yang dibayangkan !

“Aku baru tahu kalau bos kita seorang pria pemalu ya.” Raymond berkata.

Aldio Vosh :”Kamu tahu apanya, bos kita itu polos di luar mesum di dalam.”

Suami istri Fandy :”……”

……

Malam telah tiba, Rudy yang mesum di dalam sedang memeluk Clara dan duduk di atas pantai sambil menyaksikan kembang api.

Clara meletakkan kepalanya pada bahu Rudy, dia merasa bahwa meskipun kembang api yang meletus di langit sangat indah, namun benaran sangat mubazir uang.

Dia merasa bahwa setelah menikah pasti harus memegang kendali kekuasaan keuangan di rumah, tidak boleh membiarkan lelaki ini berfoya lagi.

“Sedang pikir apa ?” Rudy bertanya.

Clara mana berani berkata jujur, kalimat yang jujur sangat merusak suasana. Untung saja otaknya dapat berputar cepat, dan langsung menjawab sembarang, “Kenapa memilih melamar di hari ini, pemikiran orang normal bukannya harus melamar di semalam ya ? Hari valentine, betapa romantisnya !”

“Hari valentine adalah hari peringatan untuk semua orang, hari ini adalah hari peringatan untuk kita berdua saja.” Rudy tersenyum hangat dan menjawab.

“Hari peringatan untuk kita berdua ?” Clara bertanya dengan ekspresi kebingungan.

Hari pertama kalinya mereka bertemu adalah pada hari ulang tahun dirinya, selanjutnya bertemu lagi di hari ulang tahun Wilson, semua ini bukan di tanggal 15 Februari. Jangan-jangan paman Sutedja sudah berumur, salah ingat ?

Clara dengan perhatiannya memilih untuk diam. Namun juga tersenyum menurutinya :"Bagus juga hari ini, ada kejutan.”

Rudy menatap ekspresi wajahnya yang kebingungan, hanya tersenyum lembut, tidak menjelaskan atau mengingatkan lagi.

Rudy menahan kesabaran sambil menanti kembang api ini selesai meletus. Dia tidak begitu menyukai hal yang langsung menghilang, dibandingkan dengan kembang api, dia lebih ingin menatap bintang di langit.

Raymond memang tidak bisa diandalkan, katanya wanita rata-rata menyukai kembang api. Dia merasa bahwa Clara sudah hampir ketiduran di bahunya.

Di mana terharu sama kejutan indah yang dijanjikan ?

“Sudah malam, pulang saja.”Rudy melepaskan jaket yang menutupi bahu Clara, lalu memeluk pinggangnya dan berjalan masuk ke hotel.

“Malam ini kita menginap di hotel ?” Clara bertanya.

“Raymond sudah menyiapkan kamar, aku masih belum melihat lagi.” Rudy mengeluarkan selembar kartu kunci kamar dan memberikan padanya, “Kamu masuk dulu lihat suka atau tidak, kalau suka kita menginap satu malam di sini, kalau tidak suka kita pulang saja ke apartemen.”

Clara mengambil kartu di tangannya, menginjak sepatu tumit tinggi dan naik ke lantai atas. Akhirnya, belum lima menit sudah turun lagi ke bawah, dengan wajah kecilnya yang merah merona.

“Bagaimana ?” Rudy bertanya.

Clara batuk canggung, sepertinya dirinya lebih kurang dapat menebak, dia sudah harus tahu, Raymond pasti tidak mungkin berbuat hal yang membantu. Mungkin karena hidupnya beberapa saat ini terlalu santai, ingin pelatihan ke Afrika.

“Iya, pulang saja.” Rudy selesai berbicara, berbalik badan dan berjalan ke luar hotel.

Mobilnya parkir tepat di depan pintu, mobil Range Rover berwarna hitam.

Clara baru saja duduk di dalam mobil, sudah langsung terima telepon dari Melanie.

Dua kali acara konser dalam waktu dekat ini, dia tidak meminta Melanie mengikutinya, malahan memberikan tugas yang lebih penting kepadanya. Dia menyuruh Melanie terus memperhatikan Wini.

Clara merasa bahwa, Wini bukan orang yang mudah mengalah.

Hanya saja tidak menduga bahwa, Melanie akan begitu cepatnya membawa kabar baik kepadanya.

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu