Suami Misterius - Bab 1153 Apa Menurut Nona Besar Sunarya Sangat Menyenangkan

Kemudian, pemandangan di dalam rumah membuat Alfy mengerutkan alis.

Keyra juga kaget, kemudian, dengan perlahan dan kaku, dia menarik kembali kakinya dari tubuh Rando.

Rando berdeham kuat, akhirnya dia duduk di lantai dengan susah payah. “Alfy, wanita ini sangat berani... Ah!”

Rando belum selesai berbicara, terlihat Alfy mengangkat kaki dan langsung menendang perut Rando. Tendangan ini sangat kuat sehingga Rando yang ditendang Alfy terhuyung-huyung dan memuntahkan darah.

“Cari mati!” Alfy melontarkan dua kata yang sangat tajam.

Kemudian, dia menggenggam tangan Keyra, menariknya dan melangkah keluar dengan cepat.

Langkah Alfy sangat besar, Keyra harus sedikit berlari untuk mengikutinya.

Setelah keluar dari kamar, Alfy tiba-tiba berhenti, membuat Keyra hampir menubruk tubuhnya.

Di belakang mereka, terdapat pintu kamar yang ditendang rusak, dengan panel pintu yang jebol, menunjukkan betapa khawatir, marah, buru-buru dan nekat dia saat itu.

“Aku...” Keyra mengangkat sedikit kepalanya, menatapnya dengan takut.

Mata hitam pekat Alfy menatapnya dingin, tatapannya sangat tajam, seolah-olah mau menembus Keyra.

Keyra menundukkan kepala, tidak berani menatap matanya. Dia mengepalkan tangannya dan melemaskannya lagi, tidak pernah gelisah dan bingung seperti ini.

“Menyenangkan ya?” tanya Alfy sarkastis, “Apa menurut Nona Besar Sunarya membohongi orang lain sangat menyenangkan?”

“Alfy, aku...” Keyra mencoba menjelaskan, tetapi malah terdiam. Kali ini, dia sungguh bermain api dan membakar dirinya sendiri.

“Keyra, apa menurutmu aku seperti orang bodoh? Jelas-jelas kamu membuat banyak kesalahan, kata Paman ‘Mudah membesarkan anak yang tidak pilih-pilih makanan’, tetapi reaksimu malah besar sekali. Bagaimana mungkin anak kecil berusia sepuluh tahun mengerti apa itu mudah membesarkan anak! Lagi pula, kamu menendang bagian penting Rando ketika pertama kali bertemu, itu bukanlah hal yang dapat dilakukan oleh anak perempuan berusia sepuluh tahun. Selain itu, kamu meminjam hp pelayan setiap hari, kamu kira dengan menakuti mereka dan tidak membiarkan mereka mengatakan hal itu, maka aku tidak akan mengetahui apa pun?

Aku tahu dengan jelas bahwa kamu membohongiku dari awal sampai akhir. Namun, saat pelayan meneleponku, mengatakan kamu menghilang, aku memilih melepaskan segalanya dan bergegas kembali. Aku khawatir dan takut. Aku takut, jika aku salah dan kamu benar-benar hanya memiliki ingatan dan kecerdasan saat berusia sepuluh tahun, bagaimana jika kamu benaran diganggu Rando.

Keyra, kamu membuatku merasa aku sangat-sangat bodoh.”

Ini pertama kalinya Alfy berbicara banyak padanya. Sebelumnya, dia selalu merasa Alfy sangat dingin dan tidak banyak bicara, selalu berpikir alangkah baiknya jika dia bisa banyak berbicara padanya.

Namun, saat ini, setelah mendengarkan perkataannya, dia merasa frustrasi dan tidak nyaman.

Keyra tidak bisa berkata-kata, menatap Alfy dengan mata memerah. Saat ini, dia baru mengetahui bahwa apa yang disebut dengan mengira diri sendiri pintar, tetapi malah dirugikan oleh kepintaran sendiri.

Alfy dengan perlahan melepaskan genggamannya dari tangan Keyra, setelah menatapnya dalam, dia berbalik dengan dingin.

“Alfy!” Keyra memanggil kecil, dia tahu betul, jika Alfy pergi seperti ini, tidak ada harapan lagi di antara mereka berdua.

Dia menatap pasrah Alfy yang menuruni tangga, perlahan-lahan keluar dari dunianya. Seumur hidup Keyra, ini pertama kalinya dia begitu pasif dan kelabakan.

Dia buru-buru, setelah mengejar dua langkah, tiba-tiba pergelanggan kakinya terkilir dan jatuh dari tangga.

Rasanya sangat sakit terjatuh dari beberapa anak tangga, Keyra merasa lututnya seperti mau patah, dia meringkuk kesakitan.

Alfy mendengar suara itu dan akhirnya berhenti.

Dia masih membelakanginya, punggungnya yang kekar tampak ragu-ragu dan memberontak untuk berbalik badan.

Keyra menatap tajam punggungnya, hampir menahan napas. Dia sedang bertaruh, bertaruh perasaan dan belas kasihan Alfy padanya. Tetapi dia juga takut, takut Alfy tidak akan kembali melihat ke belakang.

Padahal itu waktu yang sangat singkat, tapi Keyra malah merasa sangat lama.

Untungnya, pada akhirnya, Alfy berbalik dan menatapnya.

Keyra meringkuk, dia gemetar kesakitan, sepasang mata indahnya digenangi air mata dan menatapnya dengan menyedihkan.

Alfy merasa hatinya sakit tak terjelaskan, kakinya seperti memiliki kesadaran tersendiri, tidak lagi di bawah kendali otak dan dengan cepat berlari ke sisinya.

Alfy berjongkok di sampingnya, matanya menggelap dan sulit diartikan, dia bertanya dengan suara serak: “Terluka di mana? Katakan padaku di mana yang sakit.”

“Sekujur badanku sakit, sangat sakit,” Kata Keyra dengan mata berkaca-kaca dan sedih. Hatinya lega. Sungguh, ketika kritis, yang terbaik adalah menggunakan trik menyakiti diri sendiri.

Wajah tampan Alfy penuh ketidakberdayaan, kemudian mengendongnya dari lantai, menuruni tangga dengan cepat.

Kembali ke kamar, Alfy meletakkannya di sofa dengan hati-hati, kemudian, setengah berjongkok di hadapannya dan menggulung celananya dengan sangat hati-hati.

Keyra jatuh dari tangga dan melukai lututnya, lututnya memar, terlihat sangat sakit. Wajah cantiknya menjadi mengkerut.

Alfy mengeluarkan kotak obat dari lemari, mengambil obat memar dan menyemprotkan ke lututnya. Dia berkata dengan suara rendah: “Tahan sebentar.”

Selesai berkata, telapak tangannya mengusap luka Keyra dengan lembut.

“Sakit sekali,” Ujar Keyra dengan menyedihkan dan mata memerah.

Alfy menatapnya sekilas dan berkata: “Lemah.” Tapi usapannya melembut.

Dengan berlinang air mata dan tersedu-sedu, Keyra berkata: “Sungguh sangat sakit. Seumur hidupku aku jarang sakit, apalagi terluka.”

Usapan Alfy berhenti sesaat, dia mengangkat kepala dan menatapnya tajam, tetapi tidak mengatakan apa pun.

Setelah selesai mengobati Keyra, dia mengemasi kotak obat dan berbalik bersiap untuk pergi.

Keyra mengulurkan tangannya dengan buru-buru. Dia menarik tangan Alfy, tetapi malah dihempaskan, lalu memegang kembali dan dihempaskan lagi. Berulang kali seperti itu dan membuat Keyra agak berkecil hati. Namun, saat terakhir kali, Alfy membiarkannya memegang tangannya.

Wajah kecil Keyra yang frustrasi langsung kembali tersenyum. Dia mengangkat wajah kecilnya, menatap lembut Alfy dan tersenyum.

Alfy berdiri, mengendalikan matanya, menatapnya dengan tenang, “Nona Sunarya...”

“Namaku Keyra.” Keyra menyela dan mengoreksi: “Atau, panggil aku Key. Orang yang mengenaliku semuanya memanggilku Key.”

Alfy: “... Kita tidak begitu dekat.”

“Apa pernah berpelukan masih tidak termasuk dekat?” Tanya Keyra dengan wajah bodoh. Dia tertawa dalam hati, merasa seperti sedang menggoda dewa laki-laki.

Alfy memang pernah memeluknya dan barusan juga memeluknya, dia tidak bisa menyangkalnya, ekspresi wajahnya menjadi agak malu.

Alfy tidak bersuara, Keyra malah meraih tangannya dan melanjutkan: “Tahukah kamu kenapa aku dipanggil Key Tiga? Karena ibuku merasa bahwa aku itu orang ketiga di antara dia dan ayahku.”

Alfy menatapnya tajam, setelah hening sesaat, dia membalas dengan lemah, “Seperti yang diketahui bahwa pemimpin Sunarya sangat menyayangi istrinya.”

“Hubungan orang tuaku selalu baik, sepertinya mereka tidak pernah bertengkar. Kata ayahku, pria boleh bercucuran darah, tetapi tidak boleh membuat wanitanya menangis.

Jadi, aku selalu berharap, bisa menemukan seseorang yang mencintaiku seperti ayahku mencintai ibuku.”

Ketika Keyra mengatakan hal ini, dia menatap Alfy tepat pada matanya.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu