Suami Misterius - Bab 921 Harus Memandang Ke Depan

Petty terluka dan masuk rumah sakit, Astrid hampir memecahkan atap rumah.

Astrid mengeluh Bahron tidak merawat mereka pasangan ibu dan anak, sambil berteriak ingin mencari pengacara menuntut Delton, ingin membuat Delton duduk dalam penjara selamanya.

Dia berteriak dengan ganas, tapi kali ini Bahron dan Nenek tidak melayaninya.

Wajah Petty bengkak, terlihat sangat parah, tapi sebenarnya hanya luka memar, sama sekali tidak cukup untuk menuntut Delton, pengacara menyarankan untuk damai.

Sikap Keluarga Zenith sangat santai, hanya setuju untuk membayar biaya pengobatan dan biaya kompensasi yang sangat sedikit.

Astrid sangat marah, tapi hanya bisa menerima hasil ini.

Kemudian dalam waktu lumayan panjang, kehidupan ibu dan anak ini cukup frustrasi.

Begitu juga dengan Clara.

Insiden tentang penculikan dan pemerkosaan terus bergejolak dan video itu bahkan muncul di Internet.

Meskipun Clara sebagai korban, tapi publik selalu lebih keras pada artis, terutama artis wanita.

Clara tidak hanya membatalkan semua pekerjaannya, dia hampir tidak keluar dari rumah, setiap hari selain makan dan tidur, dia selalu menantikan Wilson kembali dari taman kanak-kanak dan menantikan Rudy pulang kerja.

Clara sedang duduk membaca buku dan jemur cahaya matahari di depan jendela.

Sus Rani mengetuk pintu dan masuk memberitahunya ada tamu yang datang.

“Tamu?”

Clara menutup buku dan merasa curiga.

Setelah terjadi masalah itu, hanya keluarga Paman datang mencarinya.

Dan datangnya sekeluarga bertiga, Paman dan bibi datang bersama Tamtam, lalu sikap mereka seperti ingin mempertanyakan kesalahan, benar-benar membuatnya sakit kepala.

Untungnya, Rudy adalah seseorang yang pandai menenangkan orang, keluarga Pipin bergegas datang dengan kesal tapi kembali dengan gembira.

Kemudian Luna, Lena, serta Ahyon juga meneleponnya, pembicaraan mereka hampir sama, memintanya harus lega, tidak perlu mempedulikan rumor.

Setelah itu, tidak ada yang datang lagi.

Oleh karena itu, ketika melihat Markal duduk di ruang tamu, Clara sangat terkejut.

Setelah kembali dari perbatasan, mereka hampir tidak pernah bertemu, beberapa waktu yang lalu, samar-samar dia mendengar Tamtam secara tidak sengaja mengatakan Markal melakukan perjalanan bisnis ke luar kota.

"Ko Markal, lama tidak bertemu."

Clara menuruni tangga, berjalan ke depan Markal dan tersenyum lembut di wajahnya.

Markal memandang gadis yang berdiri di depannya, berkulit putih, rambut hitam panjang dan mengenakan rok panjang yang longgar, seperti peri.

Dia mendengar Clara hamil, tapi sepertinya tidak banyak berubah, perut disembunyikan dalam rok longgar, tidak terlihat ada perubahan.

Melihat penampilannya, Markal menarik napas lega, tapi kemudian muncul kesedihan yang tak terjelaskan.

Dia selalu dikirim ke luar negeri akhir-akhir ini dan seharusnya kembali beberapa bulan lagi.

Sekarang tiba-tiba kembali, satu-satunya alasan hanyalah Clara.

Dia melihat video di Internet dan tahu berita tentang Clara diculik dan diperkosa tersebar.

Markal lamgsung memesan tiket pesawat kembali ke Beijing.

Dia duduk di pesawat, melihat awan putih di luar jendela, berpikir tentang penampilan seperti apa Clara saat ini.

Bagi Clara, apa yang terjadi di perbatasan tidak berbeda dengan mimpi buruk, tapi sekarang, orang-orang ini malah mempublikasikannya, ini sama seperti merobek lukanya, rasa sakit itu dapat dibayangkan.

Lagipula Clara adalah publik figur, bagaimana masyarakat akan menilainya, apakah keluarga Sunarya dapat menerimanya dan Rendi, apakah dia benar-benar tidak keberatan?

Memikirkan hal ini, Markal merasa sakit kepala.

Dia menghabiskan dua jam penerbangan dengan perasaan cemas, khawatir dan panik.

Setelah pesawat mendarat, dia segera bergegas ke apartemen Clara.

Bahkan ketika berdiri di luar pintu, Markal masih membayangkan seperti apa penampilan Clara saat ini.

Dia sangat takut melihatnya menangis, kuyu dan terlihat buruk.

Kalau benar seperti ini, dia akan langsung memeluknya dalam pelukan dan melindunginya dari angin dan hujan, tidak membuatnya terluka sedikit pun.

Namun, Clara yang berdiri di depannya saat ini, terlihat semangat dan indah, sangat berbeda dengan yang dia bayangkan.

Apakah desas-desus dan pukulan besar seperti itu tidak mempengaruhinya sama sekali?

Atau, dia sama sekali tidak tahu hal-hal ini.

"Sus Rani, tolong buatkan dua cangkir teh."

Selesai berkata, Clara tersenyum duduk di sofa depan Markal.

Kemudian Sus Rani keluar dari dapur, membawa secangkir teh dan segelas jus jeruk segar di tangannya.

Sus Rani menyerahkan teh pada Markal dengan hormat, kemudian memberikan jus jeruk pada Clara dan berkata: "Kamu seharusnya minum jus, teh tidak baik untuk wanita hamil.

Tuan sengaja memperingatkanku."

“Oh.”

Clara tersenyum, tidak membantah, dia berpenampilan bagaikan gadis kecil yang terbenam dalam kebahagiaan.

Melihatnya hidup bahagia, Markal merasa tenang.

Tapi pada saat bersamaan, dia juga merasa sedih.

Karena pria yang menyayangi, melindungi dan memanjakannya bukan dirinya.

Clara meminum jus dan bertanya dengan santai: “Ko Markal, kamu mencariku ada apa?”

Markal menatapnya dengan tatapan lembut dan berkata, “Tidak ada apa-apa, aku merasa sudah lama tidak bertemu, jadi datang mengunjungimu.”

Melihatnya mencicipi teh dan berpenampilan santai, Clara tidak menahan diri tersenyum.

Sebenarnya, Clara tahu jelas tujuan Markal bergegas ke sini.

“Ko Markal, apakah kamu sengaja datang mengunjungiku karena berita-berita di internet?”

Clara berkata secara langsung.

Tangan Markal yang memegang cangkir teh jelas menjadi tegang, tiba-tiba dia tidak tahu bagaimana menjawabnya.

Clara tersenyum, memainkan pipet dalam gelas sambil berkata dengan santai: “Sejujurnya, kalau mengatakan diriku tidak merasa keberatan dengan rumor di luar, itu tidak mungkin.

Tapi mulut tumbuh di tubuh orang lain, aku tidak dapat mengurusnya, jadi hanya bisa mengurus diriku sendiri, berusaha untuk tidak mempedulikannya.

Lagipula, orang yang menyebarkan berita seperti ini, memang bertujuan untuk melukaiku, aku tidak perlu memuaskan mereka.”

Setelah mendengar, Markal tersenyum mengangguk, dia selalu tahu Clara adalah gadis yang kuat dan sekarang terbukti, dia jauh lebih kuat daripada yang dia bayangkan.

“Bagaimana dengan Rendi?”

Markal bertanya lagi.

Dia ingin tahu sikap Rendi terhadap masalah ini.

Tapi Clara jelas tidak ingin membicarakan masalah tentang mereka suami istri, meskipun dia merasa Markal lumayan baik, tapi dalam mata Clara, dia hanyalah orang luar.

Clara mengedipkan matanya, berpura-pura tidak mengerti dan menjawab: “Dia pergi ke pasukan, akan kembali pada malam hari.”

Markal adalah orang pintar, tentu dapat melihat Clara tidak ingin banyak berkata, jadi tidak terus bertanya.

Tapi dilihat dari kondisinya saat ini, Rendi seharusnya sangat baik padanya.

Terjadi masalah semacam ini, kondisi Clara kebanyakan tergantung pada sikap Rendi.

Selama Rendi tidak keberatan, tidak peduli apapun yang dikatakan orang lain, tidak begitu penting.

Keduanya terdiam sesaat.

Jari Markal yang kasar menyentuh bawah cangkir dan mendesah: “Aku merasa tenang melihatmu hidup bahagia.

Clara, masalah sudah berlalu, mimpi buruk juga sudah berakhir, jangan banyak berpikir lagi.

Kehidupan seseorang sangat panjang, jadi harus memandang ke depan.”

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu