Suami Misterius - Bab 887 Melakukan Aborsi

Talia mendengar kabar kehamilan Su Loran dari mulut sahabatnya.

Sangat kebetulan, adik ipar sahabatnya ini dan Su Loran berada dalam satu kelompok dansa yang sama.

Adik iparnya suka bergosip, dia pernah melihat Su Loran muntah di kamar mandi. Dan merasa Su Loran memiliki perilaku yang aneh baru-baru ini.

Misalnya, Su Loran sering absen di saat latihan.

Contoh lainnya, Su Loran menolak beberapa pertunjukan dengan berbagai alasan.

Sedangkan latihan dan pertunjukan yang dia tolak, semuanya memiliki gerakan tarian yang agak sulit.

Selain itu, ada sekali seorang anggota staf secara tidak sengaja menjatuhkan tas tangan Su Loran, vitamin dan tablet asam folat jatuh dari dalam tas, saat itu Su Loran berkata: Aku membelikannya untuk teman.

Namun, siapa yang akan percaya dengan alasan seperti itu.

Kehamilan Su Loran benar-benar menyentuh batas Talia.

Talia dapat mentolerir Ahmed memiliki wanita simpanan di luar. Karena tidak ada perasaan yang mendalam di antara mereka. Dia menikah dengannya hanya karena ketika mengerutkan kening, Ahmed mirip dengan orang yang dia pikirkan.

Mereka memiliki rahasia masing-masing, sehingga saling bertoleransi. Tapi tidak berarti dia bisa menerima anak haramnya.

Begitu Ahmed memiliki anak lain, posisi putrinya akan menjadi canggung.

Tanpa mengatakan apapun, Talia langsung meminta seorang akuntan untuk melikuidasi properti, kemudian mempekerjakan seorang pengacara untuk membuat perjanjian perceraian, dan langsung meletakkannya di depan Ahmed.

Ketika memandang 'Perjanjian Perceraian' di depannya, Ahmed langsung mengerutkan kening. "Hal gila apa yang kamu lakukan?"

"Aku tidak gila. Kamu yang gila." Talia tersenyum dingin, berkata: "Komandan Xu akan segera mundur. Pada titik ini, kamu masih berani mengeluarkan seorang anak haram."

"Anak haram apaan, omong kosong apa yang kamu katakan." Wajah Ahmed menjadi suram.

"Kenapa? Apakah kamu tidak tahu! Kembalilah dan bertanya pada kekasihmu apakah dia telah mengandung anakmu di perutnya." Nada bicara Talia menjadi semakin kesal dan ironis.

"Ahmed, sekarang aku memberimu dua pilihan. Kita bercerai, aku memberikan posisiku pada Su Loran. Atau, memintanya melakukan aborsi, aku akan menganggap masalah ini tidak pernah terjadi."

Wajah Ahmed sangat suram. Dia langsung mengambil perjanjian perceraian di atas meja dan memasukkannya ke mesin penghancur kertas.

Sangat jelas, ini adalah pilihannya.

"Aku tidak tahu tentang kehamilan Su Loran, mungkin hanya salah paham. Aku akan menyelesaikan hal ini, kamu tidak perlu khawatir. Sekarang kamu harus memusatkan perhatian pada Yaya, menjaga anak dan menjadi Nyonya muda Sunarya."

Selesai berkata, Ahmed keluar.

Dia pergi ke apartemen Su Loran.

Dia tahu Talia bukan tipe orang yang suka membuat keributan. Jadi, kehamilan Su Loran seharusnya bukan rumor.

Ketika Ahmed tiba di apartemen, Su Loran tidak ada di sana.

Dia menemukan laporan tes kehamilan, dan beberapa kotak obat penguat janin dan tablet asam folat di laci bawah meja.

Ahmed melihat benda-benda itu dan tersenyum dingin. Dia benar-benar meremehkan Su Loran.

Ketika Su Loran kembali ke rumah, dia melihat Ahmed duduk di ruang tamu.

Wajahnya terlihat buruk.

“Mengapa datang jam segini, aku menyangka hari ini kamu akan tinggal di rumah bersama istri dan anakmu.” Su Loran melepaskan sepatu hak tinggi, tersenyum duduk di pelukan Ahmed, sepasang lengannya yang lembut merangkul lehernya.

Ahmed tidak bergerak, dia tidak mendorongnya pergi, juga tidak memeluknya seperti biasanya.Tapi, dia melirik pada benda-benda di atas meja, "Loran, kamu sangat berani. Tolong jelaskan dulu, mengapa ada benda-benda ini?"

Su Loran memutar kepala, melihat obat penguat janin dan hasil pemeriksaan kehamilan yang belum sempat dia sembunyikan.

Meskipun Su Loran panik, tapi dia segera menjadi tenang.

Bagaimanapun, anak ini tidak bisa disembuyikan, cepat atau lambat dia akan tahu. Awalnya, dia berencana untuk memberitahunya setelah janin melewati tiga bulan. Meskipun saat ini sedikit lebih awal, tapi cepat atau lambat dia harus menghadapinya.

“Aku, aku telah hamil.” Wajah Su Loran memerah, dia bersandar lembut di pelukannya, wajahnya terlihat malu.

“Bagaimana kamu bisa hamil?” Nada bicara Ahmed sangat dingin. "Sikapku sudah cukup jelas. Loran, kamu adalah orang pintar, aku tidak menyangka kamu akan melakukan hal bodoh."

Ahmed selalu melakukan langkah-langkah keamanan dengan teliti, ini berarti dia tidak menginginkan anak. Berdasarkan kecerdikan Su Loran, dia pasti memahaminya.

Tapi dia malah hamil.

Setelah mendengar kata-katanya, mata Su Loran segera memerah.

"Ahmed, apakah kamu masih memiliki hati nurani. Sejak awal, kamu yang bersikeras mendekatiku, aku mengikutimu dan melakukan sesuai dengan apa yang kamu katakan. Demi dirimu, aku pergi menghibur Astrid dan anaknya, berusaha menyenangkan mereka. Demi dirimu, meskipun tahu obat kontrasepsi memiliki efek samping, aku selalu meminumnya tanpa terkecuali..

Setiap tindakan kontrasepsi tidak efektif 100%, mungkin anak ini memiliki jodoh dengan kita sehingga masuk ke perutku. Namun, kamu tidak menginginkannya, kalau kamu benar tidak menginginkannya, lebih baik kami mati saja!"

Su Loran hendak bangkit, Ahmed tiba-tiba mengunlurkan tangan merangkul pinggangnya.

Ahmed sudah terbiasa dengan trik yang digunakan Su Loran. Tapi, untuk sementara waktu dia belum merasa bosan dengannya, jadi tidak ingin melepaskannya.

“Sudah selesai menjelaskannya?” Ahmed tersenyum mengangkat alisnya, tatapannya tidak begitu dingin lagi.

Su Loran tidak bisa menebak pikirannya, dia menggigit bibirnya, matanya berkaca-kaca, terlihat sangat sedih.

Ahmed mencubit dagunya dan membelai pipinya, lalu menyeka air mata di pipinya, berkata: "Baiklah, aku percaya bahwa kehamilanmu kali ini hanya kecelakaan. Karena ini kecelakaan, maka tidak harus membiarkannya begitu saja. Melakukan aborsi di awal kehamilan seharusnya tidak akan terlalu bahaya."

Su Loran menggigit bibirnya erat-erat dan memandang Ahmed dengan tatapan tidak berani percaya, dia tidak menyangka Ahmed akan langsung memintanya melakukan aborsi, dan bahkan tidak memberinya kesempatan untuk mengatakan 'tidak'.

"Loran, kamu seharusnya tahu, aku adalah pejabat publik. Saat ini adalah masa kritis untuk kemajuan karierku, tidak cocok memiliki seorang anak haram. Mungkin anak ini akan membahayakan kita semua. Mari kita pergi melakukan aborsi."

Su Loran tidak membantah, sangat jelas dia dan anak di perutnya tidak sepenting karirnya.

Su Loran meneteskan air mata dan tidak membantah, tetapi dia tidak langsung berjanji akan melakukan aborsi.

Meskipun tidak melakukannya, dia juga akan mengandung dengan sangat sulit.

……

Sama-sama sedang hamil, tapi Clara menjalani kehidupannya dengan santai, makan dan tidur bagaikan babi.

Karena dokter memerintahkan untuk tetap berada di tempat tidur selama seminggu, Clara hampir tidak pernah bangun dari tempat tidur kecuali pergi ke toilet. Bahkan makan pun di atas ranjang.

Clara selalu tidur sampai puas, begitu bangun, dia melihat Rudy mengenakan pakaian kasual, mengikat celemek di pinggangnya, dan membawa piring makan memasuki kamar.

Clara duduk di tempat tidur, menggosok matanya, bertanya, "Suamiku, sudah jam berapa sekarang?"

“Jam sepuluh.” Rudy meletakkan piring makan di meja samping ranjang, sarapannya terlihat sangat lezat.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu