Suami Misterius - Bab 125 Kata di Dalam Hati dan Gengsi

Juru kamera tersandung, karena tidak waspada, langsung terjatuh ke atas tanah, untungnya dibawah kaki adalah pasir, kalau tidak peralatan fotografi yang mahal akan hancur.

Dalam sekejap situasi menjadi kacau, Rosa dengan marah berjalan ke hadapan Clara, bersikap seolah-olah mau bertengkar.

Jujur saja, kalau memang bertengkar, 10 orang Rosa juga bukan lawan Clara, bagaimana juga dia pernah berlatih taekwondo selama beberapa waktu.

Hanya saja penampilan Clara mentel dan kecil sangat mudah mempesona orang, semua orang melihat penampilannya yang rapuh, khawatir kalau dia akan rugi, beberapa karyawan datang kemari untuk melerai.

Handy langsung menghadang di hadapan Clara, dengan mata menyipit melihat Rosa, diantara alisnya samar-samar ada kekesalan.

Dia sudah lama ada dibidang ini, tentunya ada mendengar tentang Rosa. Wanita ini tidak mempunyai kesabaran, tapi orang yang berdiri di belakangnya, meskipun begitu dia juga tidak berani menyinggungnya.

"Nona Meldi, sekarang masih merekam acara, kalau ribut wajah siapapun tidak akan bagus dilihat."

Rosa masih dengan wajah marah, tapi bagaimana juga Handy adalah raja aktor, posisinya di dalam industri hiburan berpengaruh, mau tidak mau harus memberinya muka untuk Handy.

"Aku juga bukan orang yang suka ribut, dia melemparkan pasir ke tubuhku, kamu menyuruhku meminta maaf padanya, aku dermawan, juga tidak memperhitugkannya lagi."

Handy sedikit mengernyit, sedikit kesulitan memutari kepalanya melihat Clara.

Clara bangkit pelan-pelan dari baringannya, denga asal menepuk pasir halus di pahanya. Dia seperti sudah mengerti, si Meldi sombong ini kalah dalam permainan, hatinya tidak senang, ingin mencari kembali permainan.

Sayangnya, Rosa salah mencari orang. Clara bukan orang lemah, yang bisa ditekan orang sesuka hatinya.

"Menyuruhku meminta maaf padanya? Mimpi saja dulu." Ucap Clara dengan tidak segan.

"Kamu, kamu......" Rosa terbiasa mnunjuk orang, karena latar belakangnya kuat, sangat sedikit orang berani melawannya. Jadi, mau bertengkar, 10 orang Rosa pun bukan lawannya Clara. Sebentar ini saja, dia langsung marah sekali sampai tidak bisa berkata-kata.

" Clara." Handy mengingatkan, takutnya Clara terus membuat Rosa kesal.

Clara tidak bodoh, Rosa bisa mengamuk, mungkin karena latar belakangnya tidak kecil. Tapi dia memang benar, tidak ada yang ditakutkan.

"Nona besar Meldi mengatakan aku melempar pasir masuk ke matamu, disini ada begitu banyak kamera, sekarang kita lihat rekaman tadi, kalau aku benar-benar membuat matamu kelilipan, aku meminta maaf kepadamu. Kalau bukan, maka kamu harus meminta maaf kepadaku."

"Atas dasar apa?" Rosa mengangkat lehernya, memasang tatapan tidak sudi.

"Atas dasar kamu menodaiku, apa tidak seharusnya meminta maaf! Apalagi, kamu barusan juga tidak sedikit melempar pasir kepadaku, melempar sampai mulutku penuh pasir." Ucap Clara dengan berani.

Rosa menggigit bibirnya, karena rugi, tidak berani bersuara, malah tidak bisa menahan kekesalan ini.

Handy melihat situasi ini, hanya bisa berdiri untuk melerai. "Sekarang masih mau merekam, jangan karena masalah kecil mempengaruhi kemajuan rekaman, lebih baik masing-masing mengalah selangkah."

Perkataan Handy anggap memberikan jalan untuk Rosa mundur, dia tidak berkata, anggap menyetujuinya.

Clara mengangguk, dia adalah orang baru, tentu saja tidak ingin ribut.

Hasil dari mengalah dari setiap orang membuat masalah sampai sini saja, menyudahinya. Rosa tidak meminta permintaan maaf dari Clara lagi, Clara juga tidak lanjut memaksa Rosa meminta maaf kepadanya.

Melanjutkan rekaman, acara belakangnya, Clara terus menjauh dari Rosa. Tidak boleh membuatnya kesal apa juga tidak boleh menghindari darinya.

Rekaman selama 24 jam akhirnya mempunyai hasil yang mendebarkan, kembali ke hotel, Clara lelah sekali langsung jatuh ke atas tempat tidur.

"Aku mau tidur, siapapun yang datang jangan menggangguku." Clara sambil mengatakannya, sambil mematikan handphone.

Lalu, begitu kata-katanya keluar, bel kamar langsung berbunyi.

Melanie tersenyum, bercanda berkata, "Tidak mungkin si Meldi sombong datang kemari bukan. Nanti tunggu aku setelah bersembunyi kamu baru bergerak, agar aku tidak terciprat darah."

"......" Clara melirik Melanie dengan tajam.

Melanie dengan tertawa pergi membuka pintu, yang diluar pintu bukan Rosa, tapi Milki.

"Milki? Kenapa kamu bisa datang?" Clara yang melihat Milki, sangat terkejut.

Milki sambil tersenyum dan masuk kedalam, menjawab, "Aku melihat twitter yang kamu bagikan, tau kalau kamu sedang rekaman di Hainan, kebetulan aku juga sedang liburan disini, langsung datang mencarimu."

Clara juga mempunyai kebiasaan melihat twitter, jadi, perjalanan dia biasanya bukan rahasia.

"Wajahmu tidak begitu baik, rekaman sampai selelah ini?" Milki menanya ramah.

Langsung rekaman selama 24 jam, di tengah jalan hampir tidak ada istirahat, Clara memang sedikit tidak sanggup, apalagi juga bertengkar dengan Rosa, fisik dan batinnya kelelahan.

Hanya saja, tidak menunggu Clara berbicara, Melanie berkata dulu, " Clara dibuat emosi oleh si Meldi sombong."

"Meldi sombong?" Wajah Milki tidak mengerti.

" Rosa yang sebagai artis papan atas, emosinya besar, gayanya juga besar. Juga tidak tau sebenarnya apa latar belakangnya, terhadap siapapun berani menunjuk." Ucap Melanie dengan kesal.

" Rosa, aku tau dia, dengar-dengar adalah wanita Tuan Keempat Sutedja, orang di industri semuanya tidak suka dia yang sombong dan mendominasi, tapi tidak ada orang yang berani memalukan Tuan Keempat Sutedja, kapten Sutedja Grup, kepala dari empat keluarga besar, siapa yang berani menyinggungnya. Clara, kamu lebih baik jangan ganggu dia."

Milki mengingatkan.

Clara juga tidak menyangka rupanya latar belakang Rosa sebesar itu, baik, sungguh tidak sanggup memprovokasi ketua ini. "Lain kali dimana dia berada, aku pasti akan mengundurkan diri."

Melanie malah tidak bisa menelan kekesalan ini, dengan masam berkata, "Hanya pria yang berkuasa yang masuk dalam daftar, seorang aktris ingin masuk ke keluarga kaya juga tidak semudah itu."

Clara mengeluarkan dua botol minuman dingin dari kulkas, baru saja membuka botol minuman, selesai mendengar perkataan Melanie, tidak bisa menahan tawanya.

"Apa yang kamu tawakan." Wajah Melanie tidak senang.

Milki juga ikut tertawa, tampak sekali sedang menertawai pemikiran Melanie sederhana. "Wanita yang mempunyai status seperti Rosa tidak akan mempedulikan selembar akta pernikahan, sebagai simpanan juga sama saja bisa sombong. Kalau beruntung, bisa melahirkan seorang anak laki-laki, bisa jadi juga bisa berubah menjadi istri sah, bagaimana juga status ibu akan naik mengikuti status anaknya."

Melanie yang selesai mendengar, memindahkan pandangannya ke arah Clara, wajahnya seperti iri. "Wanita seperti Rosa saja bisa menaikkan statusnya, kamu lebih cantik banyak darinya, jangan sampai membiarkan dirimu jatuh."

"......" Jus yang baru saja Clara minum hampir saja tersembur keluar. Dia sangat ingin mengatakan, dia sungguh tidak mempunyai tekad sejauh itu.

"Sebenarnya, ini adalah masalah kata dalam hati dan gengsi." Clara meletakkan jus, dengan santai berkata.

Milki dan melanie melihatnya dengan kebingungan.

Clara berdehem pelan, menjelaskan, "Keluarga Santoso masih tidak termasuk keluarga kaya, hal-hal berbahaya sudah bertumpuk. Pikir saja sudah tau, kehidupan menikahi keluarga kaya sangat menderita, hanya tampilannya saja yang mewah, Lebih baik cari orang yang biasa, mertua laki-laki dan mertua perempuan cocok, suami istri saling mencintai, meskipun tampilannya sedikit kurang, tapi kehidupannya nyaman. Jadi, mau gengsi atau mau kata dalam hati, lihat bagaimana kamu memilih."

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu