Suami Misterius - Bab 62 Saling berbagi

Ada revisi bab 58 17/4/2020

Dia belum selesai berbicara, bibirnya sudah ditutup dengan kuat. Di dalam mulutnya, terdapat bau alkohol yang kuat, dan sedikit aroma tembakau.

Pikiran Clara penuh dengan kekosongan, tubuh satu sama lain menempel dengan erat, dia bahkan bisa merasakan dadanya yang panas dan berfluktuasi. Di sela-sela nafas, semuanya adalah napas pria yang kuat, sehingga membuat Clara tidak bisa bernapas.

Perasaan gerah ini membuat Clara berjuang secara naluriah. Telapak tangannya yang kuat memegang punggung Clara, kedua kakinya yang kuat berada di atas tubuh Clara, Clara sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk melarikan diri.

Clara merasa malu dan jengkel, mengangkat tangan dan ingin menampar wajahnya yang ganteng. Rudy jelas sedang memejamkan mata, tapi malah sangat tepat memegang tangan Clara.

Tampaknya ingin menghukum kegelisahan Clara, ciuman Rudy semakin kuat, jelas sangat kejam, tapi malah tidak membuatnya sakit, hanya merampas napasnya dengan jahat.

Napas Clara tidak teratur, dan otaknya berdengung karena kekurangan oksigen.

Bagaimanapun juga Clara tidak bisa keluar dari pelukannya, pemberontakkan yang kuat malah menjadi semakin lemah.

Clara sudah menyerah, saat membiarkan Rudy melakukan apa pun yang dia inginkan, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi di lantai atas, suara tangisan itu sangat kuat.

“Lepas, lepaskan aku, Wilson, Wilson sudah bangun!” Clara menggunakan tangan dan kakinya, dengan panik jatuh dari sofa, kemudian, berlari ke lantai atas.

Di belakangnya, Rudy bangkit dari sofa, jari-jari yang panjang menyentuh bibir tipisnya, lalu tersenyum dengan elegan.

Clara berlari ke kamar anak-anak, Sus Rani sudah selesai membuat susu, dan sedang memberinya kepada Wilson.

Wilson berbaring di pelukan Sus Rani, memejamkan mata, mulut kecilnya terus bergerak dan mengisap susu.

Clara duduk di sebelah, telinganya sudah merah, dadanya terus berfluktuasi, napasnya sangat tidak teratur.

Setelah Wilson minum segelas susu, dia terus tidur. Dengan pelanSus Rani meletakkannya di atas tempat tidur bayi.

“Kenapa tadi tidak berada di kamar?” Sus Rani bertanya pada Clara.

“Owh, aku haus, jadi pergi ke dapur untuk menuang segelas air.” Clara menjawab dengan menunudukkan kepala.

Sus Rani tidak terus bertanya, tapi malah melihat wajah Clara yang merah tidak normal, “Kenapa wajahmu begitu merah, apakah merasa tidak nyaman?”

Sus Rani mengulurkan tangan dengan prihatin, ingin memegang dahinya untuk mengetahui suhu tubuhnya.

Clara malah mundur ke belakang, “Aku baik-baik saja, mungkin di dalam kamar sedikit pengap.”

Dia berkata sambil melepas sandal dengan panik, lalu naik ke tempat tidur, “Aku sudah ngantuk, Sus Rani, kamu juga pergi istirahat.”

Clara berbaring di atas tempat tidur, dalam kegelapan, clara menatap ke dinding atas.

Pemikirannya terus muncul masalah yang terjadi pada malam ulang tahun yang ke delapan belas.

Di ruangan yang gelap, tampaknya tidak melihat cahaya. Tangan dan dada pria yang kuat, memeluknya dari belakang, telapak tangan masuk ke dalam rok.

Dia menahannya di atas tempat tidur, menciumnya dengan sesuka hati, menganggunya, tanpa ada kelembutan. Clara terus menangis dan berteriak sakit, dia mencium bekas air mata di pipinya dengan diam, sama sekali tidak ada sikap kasihan, benar-benar merupakan seorang pria yang tidak tahu memberikan kasih sayang kepada wanita.

Clara terus membolak-balik badanya sepanjang malam, suara hujan di luar jendela juga terdengar sepanjang malam.

Setelah fajar, hujan pun berhenti.

Clara seperti melarikan diri berlari ke luar apartemen, saat turun ke bawah, karena terburu-buru, dengan tidak hati-hati menabrak dinding.

“Untuk apa begitu terburu-buru.” Rudy mengulurkan tangan dan membantunya.

“Tidak perlu kamu bantu.” Clara mendorongnya, dengan cepat berlari keluar.

Sus Rani mendengar gerakan itu, dia berjalan keluar dari dapur, “Ada apa dengan Clara? Semalam dia mengatakan dirinya akan tinggal untuk sarapan, aku sudah membuat sup bebek yang disukainya. Tuan, apakah kalian bertengkar?”

Rudy berdiri di tangga, dengan biasa mengangkat tangannya, melihat waktu yang ada di jam tangan.

Dia melangkah dan turun dari tangga, mengambil jas yang ada di sofa, kemudian, berjalan keluar.

Rudy berjalan masuk ke kantor Presiden, Raymond sedang menyilangkan kakinya dan duduk di atas sofa.

“Hari ini, suasana hatiku agak baik, Direktur keuangan tidak dimarahi karena salah mengisi laporan. Ada apa? Coba katakan, saling berbagi.” Raymond berkata sambil tertawa-tawa.

Kedua jari tangan kiri Rudy memegang dokumen, dia melemparkan dokumen itu ke atas meja, tangan kanan menarik dasi yang ada di lehernya sebanyak dua kali.

“Aku sudah melihat laporan akuisisi Kalbe Kimia, kamu telah melakukannya sesuai peraturan. Biarkan dapartemen hukum memeriksa kontrak akuisisi lagi, jangan membiarkan pihak sana mengambil keuntungan.”

“Tenang, aku masih bisa melakukan perkerjaan kecil ini dengan baik.” Raymond mengambil dokumen, melihat dan membalikkan halaman sambil berkata dengan nada pelan, “Gevin Sutedja sudah pulang, acara makan keluarga di minggu ini, kamu tidak boleh tidak datang lagi.”

Rudy duduk di kursi, meletakkan tangan kanan yang panjang di atas meja, alisnya menjadi sangat dalam.

Raymond melihatnya, kemudian terus berkata, “Markisa Tikar seharusnya juga akan menghadiri acara makan keluarga, dia sudah bertanya kepadaku berkali-kali, menanyakan dekat-dekat ini kamu sedang sibuk apa.”

“Apa yang membuatku sibuk, kamu tidak tahu kah?” Rudy mengambil rokok dan mancis yang ada di atas meja, kemudian dengan biasa menyalakan sebatang rokok.

“Aku tahu juga tidak berani mengatakannya dengan asal, ini masih belum menikahinya sudah berani mengurus segalanya, kedepannya akan lebih parah.” Kata Raymond.

“Sejak kapan aku bilang aku ingin menikahinya.” Rudy mengisap rokok, kemudian mengeluarkan asap rokok yang tipis.

“Tidak menikahinya? Kamu berencana ingin menjadi bujangan seumur hidup ya. Meskipun Markisa adalah putri angkat keluarga Tikar, tapi dia sangat disukai di keluarga Tikar, lulus dari sekolah yang terkenal, dan seorang pengacara terkenal. Kamu menikahinya bukanlah hal yang merugikan, kamu bisa membuat kakek dan nenek menjadi senang, kenapa tidak melakukannya.” Kata Raymond.

Rudy tidak menghiraukannya, seperti tidak mendengarkan perkataannya, kemudian mengurus diri sendiri dan membuka komputer.

Raymond menatapnya dengan tatapan penasaran, “Kenapa aku merasa kamu sedikit aneh. Sebelumnya kamu tidak begitu menolak masalah pernikahan dengan keluarga Tikar. Jangan-jangan karena Ibu Wilson? Tidur bersama hingga menimbulkan perasaan cinta?”

“Bulan depan, nyonya besar akan merayakan ulang tahunnya, jika kamu terlalu bosan, kamu bisa pergi cari hadiah ulang tahun untuk nyonya besar.” Rudy memotong perkataannya, dua jari tangan yang panjang diletakkan di sebelah asbak kristal, asap rokok tiba-tiba menghilang.

Raymond melihat Rudy tidak menjawab pertanyaannya, dengan tidak berdaya mengangkat bahu, “Baik, pengamat lebih cemas daripada orang yang terlibat. Kamu terus bermain dengan api yang akan membakar dirimu saja, kerugian wanita masih belum cukup kamu makan kah!”

……

Clara mesuk ke studio rekaman untuk kedua kalinya, dia sudah tidak segugup seperti pertama kalinya, penampilannya sangat tenang.

“Ada penyanyi lain yang sedang merekam, mereka menyuruh kita tunggu dulu.” Luna masuk dengan membawa dua botol air, kemudian menyerahkan salah satu botol kepada Clara.

Clara membuka tutup botol dan mencicipinya setekuk, kemudian, terus menundukkan kepala dan melihat naskah.

Luna melirik naskah yang ada di tangannya, dia berkata dengan tak berdaya, “Untuk apa kamu masih melihatnya, mungkin drama ini tidak ada harapan lagi. Reine merupakan orang yang keras kepala, aku telah mengatakan beberapa hubungan kita dengan orang lain, tapi dia benar-benar tidak memberi muka kepada siapa pun.”

“Mungkin orang seperti ini baru bisa menghasilkan karya yang baik.” Clara tersenyum. Jujur, dia sangat mengagumi Reine, jika Reine memberi muka kepada siapapun, memasukkan siapapun ke dalam grup, dia pasti tidak akan menghasilkan film yang bagus.

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu