Suami Misterius - Bab 178 Perbuatanmu

Mereka berdua berjalan keluar dari toilet sambil tertawa, yang ada didepan westafel hanya tersisa Clara dan Yunita.

Wajah Yunita langsung menjadi pucat, ia kesal sampai tubuhnya gemetar.

Clara hanya tertawa dingin, lalu melihat kearah Yunita dengan dingin, “Kak, apakah kamu sekarang masih punya suasana hati untuk mengurusi urusanku?”

Yunita kesal sampai menghentakkan kakinya, berbalik dan langsung keluar. Namun Clara malah memanggilnya, “Tunggu.”

Clara mengambil kantung yang tadi dibawa oleh Yunita, lalu menyerahkan padanya.

“Bentuk tubuhku dan kakak berbeda terlalu jauh, aku takut tidak muat. Karena bajuku sudah kotor, aku pulang dulu. Tolong sampaikan salamku pada ayah dan bibi.”

Setelah mengatakannya Clara berjalan keluar dari toilet dengan santai dan dagu yang terangkat.

Dia berjalan sambil menelepon, berencana meminta Melanie datang menjemputnya, rumah kediaman Keluarga Sutedja cukup jauh dari pusat kota, dia tidak ingin pulang dengan jalan kaki.

Namun, telepon belum tersambung, dia sudah melihat tubuh tinggi tegap Gevin berdiri dihadapannya.

“Tuan muda Gevin, anda menghalangi jalanku.” Clara menurunkan ponsel sambil melihatnya dengan wajah tidak sabar.

Dia sungguh tidak memiliki kesan yang baik terhadap Gevin. Meskipun ketika itu Gevin menyindir Elaine, membuatnya cukup puas. Namun sebagai pria, mendesak wanita seperti itu, bahkan sama sekali tidak menyisakan harga diri untuk si wanita, perbuatan seperti itu cukup rendahan.

Clara memang ingin memutar dan menghindarinya, namun lengannya malah dicengkram olehnya, lalu ditarik sampai ke depan gerbang utama, kemudian dimasukkan paksa kedalam sebuah mobil mewah.

Clara tidak sabar, Gevin lebih tidak sabar darinya.

Begitu Gevin menginjak gas dan melaju seperti panah yang melesat, Clara segera mengenakan sabuk pengaman, seolah takut nyawanya akan terancam.

Kestabilan mobil sport ini sangat bagus, mobil melaju dengan lancar sampai 180 km/jam, pemandangan di kedua sisi jalan bergerak kebelakang dengan cepat.

Clara memalingkan wajah melihat keluar jendela, dalam hati berpikir, kenapa kedua tuan muda keluarga ini tidak begitu normal ya, sebaiknya dia jangan pernah mengganggu mereka.

Gevin yang menyetir disamping tersenyum begitu sinis.

Dia sama sekali tidak memandang para nona dari keluarga kaya ini, yang hanya menganggap pernikahan dan perasaan sebagai permainan yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan harta juga kekuasaan Keluarga Sutedja.

Mobil baru masuk ke area kota, Gevin sudah menepikan mobilnya, llau berkata dengan dingin, “Turun.”

“Apa yang kau katakan?” Clara menoleh sambil mengkerutkan alis. Orang gila ini menarik orang dari mansion Keluarga Sutedja, lalu menurunkannya disini, apa yang ia inginkan!

“Nenek menyuruhku mengantarkanmu, kamu tidak mungkin berpikir kalau aku akan mengantarmu sampai rumah bukan, atau aku perlu sedikit kerja keras, sekalian saja mengantarmu keatas ranjang!” dalam ucapan Gevin penuh dengan nada sinis dan cibiran.

“Sekarang aku katakan padamu dengan jelas. Aku tidak perduli bagaimana caramu membujuk nenekku untuk memandangmu, tapi aku sama sekali tidak tertarik padamu, kamu juga tidak perlu buang waktu. Kalau kamu masih tidak tahu diri dan terus mendekatiku, jangan salahkan aku tidak sungkan padamu, ketika itu kamu akan lebih susah lagi.”

Perkataan Gevin langsung dikatakan tanpa jeda, membuat Clara sama sekali tidak punya kesempatan untuk menyela.

Dia hanya melihatnya dengan ksoong tanpa bereaksi. Dalam pikirannya dia terus berpikir, apakah tuan muda ini punya penyakit halusinasi? Dia mendapat kepercayaan diri dari mana kalau semua wanita didunia ini akan mencintainya sampai mati-matian.

Clara hanya menatap wajah Gevin, setelah melihat dengan teliti cukup lama, akhirnya ia mengambil kesimpulan, selain marga Sutedja, dia sama sekali tidak punya kelebihan apapun. Mengenai wajah, pengangguran miliknya jauh lebih tampan darinya.

“Kamu bawa mobil ini kedepan dua kilometer lagi, aku akan turun distasiun depan, disini sangat sulit untuk mendapatkan taksi.” Clara berkata.

Mengenai apa yang ia katakana tadi, Clara menganggapnya sebagai angin lalu. Siapa yang akan bertengkar dengan orang yang punya penyakit halu.

“Bukankah sekarang sudah ada aplikasi untuk memesan mobil? Di posisi mana pun bisa menjemputmu. Kamu jangan mempermainkanku.” Gevin berkata dengan dingin, membuka pintu mobilnya, lalu berputar kearah Clara, dan membuka pintu mobilnya.

“Kamu mau turun sendiri, atau mau aku yang turun tangan?”

Clara : “………..”

Sebesar ini, dia baru kali ini melihat pria yang serendahan ini.

Clara menahan diri cukup lama, baru berhasil menekan keinginannya untuk menghajar orang. Kalau dia sampai menghajar tuan muda dari Keluarga Sutedja sampai babak belur dan ketahuan ayahnya, maka ayahnya pasti akan kesal sampai menghentakkan kaki.

Clara mengangkat tasnya, lalu turun dari mobil. Satu tangannya dikeluarkan dari dalam tas, barang ditangannya bergerak disamping mobil beberapa kali, sebuah pisau buah yang indah menusuk ban mobil.

Awalnya ia mempersiapkan pisau ini untuk Aldio, bukan hanya pisau ini, dalam tasnya juga ada semprotan lada, siapa yang menyangka di Keluarga Sutedja bukan bertemu dengan Aldio malah bertemu dengan Gevin, sehingga pisau ini bisa berguna. Dan hasil percobaannya cukup bagus, pisau ini cukup tajam sehingga dia tidak butuh tenaga untuk menusukkannya kedalam ban mobil.

Clara tidak berniat melihat Gevin yang membuka pintu pengemudi, masuk ke dalam mobil, baru berjalan beberapa meter, mobil sudah berhenti di pinggir jalan.

Lalu Gevin turun dari mobil untuk memeriksa, ia menemukan ban belakang sebelah kanan sudah tidak ada angin sama sekali, sebuah belati yang terlihat berkilau bagai intan tertancap diatasnya dan belum dicabut.

Gevin sedang merasa pusing karena bannya yang sobek tertusuk, disaat seperti ini terdengar suara langkah sepatu heels yang begitu renyah mendekat.

Gevin mengangkat wajahnya, melihat Clara yang berjalan mendekat dengan anggun, cheongsam berwarna hijau giok dikenakan di tubuhnya yang memiliki lekukan yang indah wajah yang segar dan sempurna, malah membuat orang terpesona.

Dia mengangkat sedikit dagunya dengan agak angkuh. Lalu melihatnya dengan santai.

Gevin bertolak pinggang, lalu bertanya sambil menunjuk ban mobil, “Perbuatanmu?”

“Tuan muda Gevin sepertinya sudah terlalu lama di luar negri, sehingga sudah lupa dengan kultur Negara kita sepenuhnya, harus tahu membalas budi.”

Setelah Gevin mendengarnya, termenung sesaat, lalu dibuat kesal sampai tertawa, “Namamu Clara Santoso bukan? Aku sungguh memandang rendah kamu, lucu juga.”

Clara memutar bola matanya, berpikir : kamu yang lucu, kalian sekeluarga yang lucu.

Gevin menelepon asuransi, hanya saja, untuk menunggu orang asuransi datang, ia harus menunggu selama satu jam lebih. Dan ini cukup membuatnya pusing.

“Kenapa disini tidak ada taksi?” Gevin berdiri cukup lama, namun satu taksi pun tidak terlihat.

“Jalan ini terbatas yang bisa masuk.” Clara menjawab dengan datar.

“Asuransi juga tidak bisa datang dalam waktu dekat, kamu tidak coba pakai aplikasi untuk memanggil mobil?” Clara berkata lagi, ada nada menyindir dalam ucapannya.

Gevin mengulurkan tangan untuk menyentuh hidungnya, “Dalam ponselku tidak ada aplikasi seperti itu.”

Apalagi tuan muda dari Keluarga Sutedja seperti dia mana mungkin menggunakan aplikasi seperti itu, dia tidak mungkin naik kendaraan selain mobil mewah.

“Ada aplikasi juga tidak guna, area ini tidak ada supir yang mau menerima panggilan. Tadi aku sudah memberitahumu untuk maju dua kilometer lagi, tapi kamu tidak mau dengar.”

Jadi, intinya sukurin.

“Nona Clara, kamu yang menyobek ban mobilku, sehingga membuatku harus terdampar disini.” Gevin menopang tangannya di mobil dan berkata sambil mengangkat alis.

“Kalau kamu tidak mengusirku turun dari mobil, aku juga tidak akan sembarangan menusuk ban mobilmu.” Clara membalas dengan nada ketus, sama sekali tidak melunak.

“Kalau kamu tidak naik mobilku, maka kamu tidak akan diusir turun.” Ada kekesalan yang kembali muncul diwajah Gevin.

Kali ini Clara tidak emosi sampai ingin menghajar orang, melainkan dibuat kesal sampai tertawa, hanya saja tawanya sangat dingin, “Apakah kalian yang bermarga Sutedja semuanya begitu tidak masuk diakal? Kalau tuan muda Gevin tidak pikun, seharusnya ingat kalau kamu yang menarikku masuk ke dalam mobil secara paksa.”

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu