Suami Misterius - Bab 468 Semua Orang Ada Berkat Masing-Masing

Rudy maju dengan penuh keberanian, tindakannya yang ingin melindungi istri dan anaknya mendapatkan pujian dari masyarakat, bahkan Clara juga turut mendapatkan keuntungannya, jumlah penggemarnya meningkat beberapa juta dalam waktu satu malam.

Netizen gampang terpengaruh oleh komentar umum, namun pada pasukan militer jelasnya tidak begitu gampang dalam mengatasinya.

Rudy sebagai seorang tentara dengan jabatan tinggi, mempunyai anak sebelum menikah sudah termasuk larangan besar, apalagi pada waktu Clara mengandung anaknya, dia masih belum mencapai umur yang diizinkan untuk menikah secara hukum, sehingga pelanggaran ini akan menjadi semakin berat.

Meskipun ada Bahron yang membelanya, namun di dalam pasukan militer paling mementingkan masalah moral, Rudy akhirnya tetap saja mendapatkan sanksi yang besar.

Rudy sengaja pulang mencari Bahron , dan tentu saja dimaki mati-matian oleh Bahron .

“Kamu sudah lama di dalam pasukan militer, masih belum mengerti ya aturan di sana ! Ada seberapa banyak orang yang jatuh pada hubungan asmara. Sebagai seorang tentara, kamu harusnya menjaga sikap dan tingkah laku. Kamu sekarang juga sudah berkeluarga, aku juga tidak mau ungkit masalah masa lalu lagi, ke depannya harus lebih perhatian di segala sisi.”

Rudy tersenyum lembut, sikapnya sangat baik dalam mendengar didikan. Setelah Bahron selesai memaki, dia baru tersenyum dan berkata :”Terpengaruh sama perasaan, aku juga tidak berdaya. Ayah, ayah sudah berpengalaman juga, harusnya bisa mengerti.”

Wajah Bahron dengan jarangnya menjadi merah, lalu melototnya dengan wajah serius, “Kamu anak ini, kurang ajar sekali.”

Rudy tersenyum sekilas, dia mengangkat jar ungu di depan mata, dan menuang segelas teh, lalu memberikannya kepada Bahron dengan gaya membujuk, “Ayah, luka ayah juga hampir sembuh kan. Ayah kapan mau registrasi pernikahan sama ibu ? Sebelum menikah sudah tinggal bersama, rasanya tidak begitu cocok ya.”

Bahron melotot sekilas, tetap saja berekspresi serius. “Aku sama ibumu tinggal di satu rumah, tetapi tidur di kamar masing-masing.”

“Masih pisah kamar ya ?” Rudy tersenyum ringan, seolah-olah Bahron tidak bisa mencapai harapannya.

“Kamu mengerti apaan, tergesa-gesa tidak dapat membawa keberhasilan.” Bahron selesai bicara, tiba-tiba menyadari kalau Rudy hanya sekedar ingin mengalihkan pembicaraan, dirinya hampir terjebak oleh anaknya sendiri.

“Dasar, jangan alihkan pembicaraan. Aku sedang bahas masalah kamu, sikapmu harus serius.” Jitakan Bahron langsung melayang pada belakang kepala Rudy .

Rudy mengulurkan tangan untuk mengelus kepalanya, merasa bahwa tindakan ini sepertinya sering terjadi, dirinya juga begitu menjitak kepala Wilson pada hari biasanya.

Rudy menyimpan senyuman di wajahnya, dan diam-diam mendengar didikan.

“Untung kali ini namaku masih ada pengaruhnya, juga bisa dikatakan kalau nasibmu memang baik, kapten di pasukan kamu saat ini, adalah paman Chen kamu itu, kami dulunya adalah rekan seperjuangan, dia tentu saja akan banyak membantumu.”

“Lain hari aku pasti akan langsung mengutarakan rasa terima kasih kepada paman Chen.” Rudy menjawab dengan turut.

Bahron merasa puas dan mengangguk-angguk, anaknya ini memang pintar, bisa mengerti langsung dari kata-katanya. “Juga tidak perlu terlalu disengajakan, bulan depan paman Chen kamu sudah ulang tahun, kamu bawa Clara sama Wilson ikut bermain saja.”

“Aku mengerti.” Rudy menjawab.

“Mengerti apa ?” Bahron bertanya.

“Ayah menyuruhku berkunjung ketika acara ulang tahun paman Chen, dan juga membawa anggota keluarga, tujuannya agar lebih mudah dalam menjalin hubungan dengan anggota keluarga paman Chen juga. Setidaknya sekarang paman Chen masih bisa menduduki posisi ini hingga dua angkatan, apabila ada dia yang membantuku, sampai saat dia mundur dari jabatannya, aku juga bisa mendudukinya dengan gampang.” Rudy menjawabnya dengan serius.

Bahron mengangguk setuju, “Tidak bodoh juga. Tetapi, pada saat paman Chen kamu menduduki jabatan ini, sudah berumur lima puluhan, kamu sebagai anakku, sudah bisa mendudukinya pada saat muda, takutnya akan terlalu menonjol.”

“Banyak sekali kejadian yang menonjol, asalkan aku tidak salah melangkah, siapa juga yang bisa menyangkal aku.” Nada Rudy sangat datar, namun tatapannya tetap saja ada kesan angkuh dari bawaannya.

“Makanya, kejadian yang seperti kali ini, hanya boleh terjadi sekali saja. Selanjutnya tidak boleh terjadi lagi.” Bahron mengingatkannya.

“Iya, aku mengerti.” Rudy menjawab dengan serius.

Dia sudah begitu lama bekerja di dalam pasukan, tentu saja mengetahuinya. Seandainya dirinya bukan anak Bahron , apabila terjadi kejadian seperti kali ini, takutnya dia hanya bisa mundur dari jabatan militer sekarang.

Bahron mengulurkan tangan dan menepuk bahunya, terus berkata, “Aku sudah diskusi sama paman Chen kamu, tahun depan ada kesempatan kontribusi di dalam pasukan, paman Chen akan menyisakan kesempatan ini untukmu, sampai nantinya kontribusi akan menggantikan sanksi, usahakan memudarkan hukuman pada kali ini.”

“Tahun depan ?” Rudy mengerutkan alis secara refleks.

“Rudy, kamu seharusnya mengerti, kesempatan tidak selalu ada. Paling telat bulan Maret di tahun depan, kamu sudah harus kembali ke pasukan. Sampai nantinya kalau masalah keluarga Sutedja masih belum ada penyelesaian, hanya bisa ditinggalkan saja. Aku dengar dari Ardian, katanya Revaldo sudah tidak banyak waktu yang tersisa lagi, tunggu orangnya meninggal, semua dendam akan ikut musnah juga.”

Rudy mengerutkan bibirnya, setelah itu, mengangguk kepalanya dan tidak berkata apapun.

Bapak dan anak berjalan keluar dari ruang baca, Rudy ke ruang tamu untuk menemani nenek Sunarya.

nenek Sunarya tahu kalau Rudy baru saja terima sanksi dari pasukan, takutnya cucu kesayangannya ini akan merasa tidak senang, sehingga dia terus menasihatinya.

“Paling juga sanksi yang kecil saja, bukan masalah besar. Ada juga istilah yang mengatakan, manusia tidak mungkin tanpa melakukan kesalahan, kamu sekarang masih muda, sanksi yang kecil ini tidak terpengaruh apapun, asalkan bapakmu masih ada, kamu tidak perlu khawatir masalah masa depanmu. Bapakmu sudah lama berkeliaran di dunia politik, sampai sekarang sudah bisa menduduki posisi saat ini, tetapi kalau dia tidak bisa melindungi anak kandungnya sendiri, sama saja seperti hidupnya ini sia-sia….”

Rudy terus mendengarkan bimbingan nenek Sunarya, sama sekali tidak ada kesan tidak sabar, malahan merasakan kehangatan di dalam hatinya.

Sedangkan pada saat ini, setelah Bahron meninggalkan ruang baca, dia langsung berkunjung ke kamar Ardian .

Di dalam kamar, Ardian sedang bertelepon dengan Clara, dia memaki Clara dengan tanpa segannya melewati telepon.

Bahron terus berdiri di depan pintu dengan sadar diri, setelah Ardian memutuskan teleponnya, Bahron baru memasuki kamarnya.

Ardian duduk di atas kasur, wajahnya tetap saja sangat serius, sepertinya sangat emosi.

“Clara masih muda, cara kerjanya pasti ada yang kurang perhatian, kamu yang jadi ibu mertua jangan selalu mengangkat gaya angkuh, harus lebih toleransi sedikit terhadap menantu kita.”

“Rudy mendapatkan sanksi yang begitu besar karena dia, masa depan Rudy juga pasti akan terpengaruh juga, tidak boleh ya aku menegurnya ?” Nada bicara Ardian tetap saja membawa emosi.

Bahron duduk di sampingnya, lalu menepuk bahunya dan berkata dengan lembut :”Rudy sebagai lelaki, pasti harus ada tanggung jawabnya. Mana boleh menyodorkan wanita sendiri hanya demi melindungi diri. Anak aku Bahron , tidak boleh begitu lemah.”

“Meskipun demikian, tetapi aku juga merasa kecewa demi Rudy.” Ardian mengeluh nafasnya.

“Kejadian kali ini tidak begitu rumit, asalkan Clara mundur dari dunia hiburan, masalah ini dapat diselesaikan secara diam-diam. Clara memang terlalu egois, dia lebih memilih korban masa depan Rudy, juga tidak ingin mundur satu langkah pun.

Kamu bilang dia masih muda, tetapi sudahlah kalau dia tidak berperasaan karena muda. Tetapi kalau dia memang tidak berperasaan, pengorbanan Rudy bukannya jadi tidak berharga sama sekali.”

Bahron selesai mendengarnya, tidak bisa membantah apapun. Dia terdiam sejenak, mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan Ardian , dan mulai menasihati, “Masalah perasaan, orang bersangkutan yang tahu sendiri. Bagusnya kita jangan mempedulikan ini lagi, semua orang ada berkat masing-masing.”

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu