Suami Misterius - Bab 162 Pergi Memergoki

“Ibu, ibu, mengapa kamu masuk tidak mengeluarkan suara, dia langsung mengalihkan amarahnya, dan berkata dengan malas. Kemudian mengulurkan tangan mengambil buah prem kering yang tersebar di ranjang, dia membukanya dan memasukkan sebiji ke mulutnya.

Rasa asinnya menekan rasa mual, membuatnya merasa jauh lebih baik.

“Mengapa tiba-tiba ingin makan buah brem? Elaine, apakah kamu?” Rina berpengalaman, melihat penampilan Elaine, dia langsung mengetahuinya.

“Baru sebulanan.” Elaine langsung menjawab. Ini bukan pertama kali dia hamil sebelum menikah, jadi tidak perlu merasa terkejut terhadap masalah ini.

Rina juga tidak terkejut, dia malah merasa anak ini datang tepat waktunya. Dia hanya kasihan melihat anaknya menderita. “Aku melihatmu sudah muntah selama beberapa hari, mengapa reaksi kali ini begitu besar? Kemarin tidak seperti ini.”

“Kali ini mengandung anak Marco, kemarin mengandung anak si marga Emeron, bagaimana mungkin sama.” Elaine berkata.

Rina segera menutup mulutnya, “Jangan sembarang ngomong, lain kali jangan mengatakan kata-kata seperti ini di depan Marco.”

“Aku tahu, aku tidak bodoh.” Elaine mendorong tangan Rina dengan tidak senang.

Rina terus mengingatkannya, “Dan kamu harus ingat, ini adalah anak kedua milik Marco dan kamu, tidak peduli kapan pun jangan salah ngomong.”

Terakhir kali demi menjebak Clara, Elaine pura-pura hamil dan mengalami keguguran, masalah ini tentu tidak boleh diketahui Marco. Bagaimana mungkin ada pria yang ingin hidup bersama wanita yang membohonginya dan penuh dengan pikiran buruk.

Kata-kata Rina demi kebaikan Elaine, tetapi ini merupakan reaksi awal kehamilan, tubuhnya terasa tidak enak, emosinya juga tidak stabil, seluruh wajahnya dipenuhi ekspresi tidak sabar.

“Sudah ingat, aku sudah ingat semuanya. Ibu, kamu jangan mengomel lagi, aku sedang kesal.”

“Kamu......” Rina menghela nafas tak berdaya, benar-benar tidak tahu apa yang seharusnya dia katakan padanya, “Tubuhmu terasa tidak nyaman, perlukah aku menemanimu pergi melakukan pemeriksaan bersama?”

“Malas bergerak.” Elaine terbaring di ranjang, terlihat sangat malas. “Tunggu Marco memiliki waktu luang, dia akan menemaniku pergi.”

“Ya.” Rina mengangguk, membicarakan Marco, dia tidak menahan diri mulai khawatir.

“Sekarang kamu hamil, pernikahanmu bersama Marco harus segera dilaksanakan. Ayahmu adalah orang yang terkenal, pernikahanmu tidak boleh terlalu asal-asalan. Kamu harus meminta hadiah pernikahan dan kita harus menyiapkan mas kawin, lalu pergi ke Biro Urusan Sipil untuk mendaftar dan mempersiapkan pernikahan. Semua ini butuh waktu setidaknya dua bulan, kalau menunda lagi, perutmu akan sulit disembunyikan.”

Elaine mendengarkan omelan Rina, dia merasa semakin kesal. Duduk tegak dan berkata dengan tidak sabar, “Aku juga ingin segera menikah dengan Marco, tetapi pernikahan seharusnya memberitahu keluarga Ortega. Dulu ketika membatalkan pernikahan, kamu telah menyinggung semua orang, sekarang aku tidak memiliki wajah untuk menghadapinya.”

Rina tidak dapat mengatakan apapun, dia sangat marah dan merasa sakit hati. Dasar gadis kejam, dulu demi siapa dia melakukan ini, semua demi dirinya.

“Oke oke, kamu merasa aku cerewet dan kesal padaku. Jangan mencariku di masa depan untuk mengurus urusanmu.”

Elaine melihat Rina sepertinya benar-benar marah, dia segera menyerah dan berkata: “Ibu, aku tidak ingin kamu sibuk tentang urusanku. Aku mengerti sifat Marco, sekarang aku mengandung anaknya, dia pasti akan bertanggung jawab. Kamu cukup duduk dan menunggu meminum teh dari menantumu.”

Setelah mendengar kata-katanya, amarah Rina agak berkurang. Dan duduk kembali ke ranjang. “Marco memang sebagai pria yang bertanggung jawab, kalau tidak Evi juga tidak akan begitu menyukainya, dan ingin menikahi Clara padanya, tapi Ibunya Marco tidak mudah ditangani.”

“Wanita tua itu, cepat atau lambat aku pasti akan menghajarnya.” Membicarakan Yani, Elaine menggertakan giginya.

Begitu dia selesai berkata, ponsel di tangannya tiba-tiba berdering. Elaine mengambil ponselnya, dan menemukan foto yang dikirimin nomor asing.

Elaine membukanya, wajahnya tiba-tiba menjadi buruk. Detik kemudian, dia langsung turun dari ranjang.

Rina melihatnya terburu-buru mengenakan mantel dan keluar, dia bertanya dengan gelisah, “Elaine, apa yang terjadi?”

“Bu, aku ada urusan akan keluar sebentar, kamu jangan mengurusnya.” Elaine berkata dengan tidak sabar, dan segera bergegas keluar. Dia pergi memergoki, masalah seperti ini tidak perlu diketahui ibu, kalau tidak dia akan diomelin lagi.

Ada orang yang mengirimkan beberapa foto padanya, dan semuanya adalah adegan Marco bersama Clara, mereka duduk bersama, terlihat mesra. Di foto itu tidak hanya tertera waktu dan juga nama restorannya.

Elaine tidak tahu siapa yang mengirimkan foto-foto ini padanya, tetapi setelah melihat ini, dia tidak dapat duduk diam.

Perutnya masih mengandung anak Marco, Marco malah selingkuh bersama Clara, si wanita murahan, benar-benar menyebalkan!

Mobil Elaine melaju kencang di jalan yang datar, dia menemukan restoran di mana Marco dan Clara berkencan, dan langsung bergegas masuk.

Dia mencari di dalam restoran, tapi tidak menemukan mereka. Oh ya, Clara adalah artis, sebagai figur publik, tentu tidak akan mencuri pria orang lain di depan umum.

“Nona, apakah kamu ada janjian? Atau aku mengaturkan tempat duduk untukmu?” Pelayan ikut di belakang Elaine.

“Aku mencari orang.” Elaine berkata dengan nada tidak senang, “Di mana kamar pribadi?”

“Di..... di atas.” Pelayan berkata dengan gelisah.

Elaine langsung mendorongnya, segera bergegas ke lantai atas, melihat sebuah kamar pribadi, dia langsung mengulurkan tangan mendorong pintu terbuka, dua orang duduk di dalam, dan benar saja itu adalah Marco dan Clara.

Kamar pribadi tidak besar, tetapi tata letaknya sangat sentimental. Sebuah tempat lilin yang menyala ditempatkan di atas meja panjang, anggur merah di dalam ruangan sepertinya mengeluarkan aroma yang lembut. Ada banyak nampan makanan yang sangat indah di sekitar tempat lilin, yang diisi dengan banyak jenis makanan yang sangat lezat.

Elaine memandang mereka berdua, Marco mengenakan jas yang sangat formal, sedangkan Clara juga mengenakan rok panjang putih, yang merupakan gaya favorit Marco. Dasar wanita murahan ini, sengaja menggodai Marco.

Kedua mata Elaine bersinar, dia tidak sabar ingin bergegas merobek pakaian Clara.

“Kakak, mengapa kamu datang ke sini?” Clara melihat Elaine yang tiba-tiba muncul, dia segera berdiri dari kursinya dan bertanya dengan wajah bingung.

Namun, gerakannya jatuh ke mata Elaine, terlihat penuh rasa bersalah.

Tanpa mengatakan apa-apa, Elaine bergegas mendekatinya dan menampar Clara. Suara tamparan yang keras terdengar jelas di ruangan tertutup.

Clara langsung mengulurkan tangannya menutupi wajahnya yang bengkak, dan air mata langsung mengalir keluar.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu