Suami Misterius - Bab 617 Rubah Menunjukan Ekornya

Sementara pada saat yang sama, Elanos telah kembali ke hotel yang disediakan oleh tim syuting.

Dia berjalan masuk ke hotel dengan tampang kacau balau, Milan terkejut melihatnya, mengira bahwa Elanos di begal oleh penjahat.

“Kamu lari ke mana ?

Kenapa sampai seperti ini bentuknya !”

“Pergi mencari Rudy.”

Elanos mencibir bibirnya, lalu kata dengan nada lemas.

Milan malahan merasa senang ketika mendengarnya, lalu berkata dengan nada mesra :”Jangan-jangan kalian langsung main di luar ya, Rudy kelihatannya begitu serius, ternyata jati dirinya begitu liar, bahkan ada hobi seperti ini lagi.”

Elanos merasa canggung dan tidak dapat menjawab apapun, tidak mungkin juga dia mengatakan bahwa, Rudy sama sekali tidak melayaninya.

Saat itu dia berjongkok di lantai, CEO Sutedja langsung menginjak gas mobil, membuat dia hanya bisa menghirup debu dan asap belakang mobilnya saja.

“Aku sudah capek, mau mandi dulu.”

Elanos berkata.

“Ya, capeklah, buat itu mana mungkin tidak capek, kamu cepat istirahat saja.”

Milan tersenyum dengan tatapan mesra.

Wajah Elanos menjadi kaku dan canggung, lalu berkata dengan grogi, “Aku masih mau baca skenario, dan masih belum menghafal dialog besok lagi.”

“Oh, benar juga, besok ada adegan terpenting bagimu.”

Milan selesai bicara, sepertinya tiba-tiba kepikiran sesuatu, lalu menatap Elanos dan bertanya :” Elanos, kamu mau menjadi terkenal dengan cara yang paling cepat tidak ?”

“Tentu saja mau.”

Elanos menjawab dengan tanpa ragu, seandainya situasi mengizinkan, dia malah berharap bisa menjadi populer dalam waktu satu malam saja.

“Aku ada ide.

Para artis dan selebriti yang sedang naik daun itu, selain mengandalkan karya, mereka tentu saja harus mengandalkan gosip, sekarang reputasi kamu memang masih belum ada, namun reputasi Clara sudah sangat tinggi, seharusnya kamu bisa ikut terkenal dengan memanfaatkan reputasinya.”

Elanos mendengarnya, hanya menatap Milan dengan tatapan bengong, jelasnya dia sama sekali tidak mengerti maksudnya.

Elanos juga ingin menjadi terkenal dengan memanfaatkan Clara, namun Clara juga bukan orang bodoh, mana mungkin bisa dimanfaatkan dengan semudah itu.

Milan melambaikan tangan padanya, lalu berbisik ringan di samping telinganya.

Elanos mendengarnya, langsung menyadari maksudnya dan menjadi riang kembali.

Pada keesokan harinya, adegan pertama adalah adegan yang paling penting bagi Elanos.

Adegan ini juga adegan bersamaan yang satu-satunya antara dia dan Clara.

Dikarenakan wanita pemeran ketiga yang di peran oleh Elanos merasa iri terhadap Arania , sehingga sering mencari masalah dengannya.

Dikarenakan Arania bertumbuh dalam keluarga tunggal, sehingga wanita pemeran tiga terus mengejek dirinya adalah anak haram yang tidak mendapatkan didikan orang tua.

Arania yang emosi meledak melayangkan tangan dan menampar pada wajah wanita pemeran ketiga.

Dikarenakan syuting untuk film, sehingga sangat menjunjung efek yang nyata, oleh sebab itu, tamparan ini pastinya juga harus benar-benar menampar.

Akan tetapi, dikarenakan alurnya sangat sederhana, seharusnya tidak susah melewatinya apabila emosional para peran yang akting sudah sempurna.

Demi menghindari terjadi masalah lainnya, Clara sudah praktek berkali-kalinya untuk adegan ini bersama Luna, asalkan Elanos tidak melakukan kesalahan lain, paling juga hanya perlu terima satu kali tamparan saja.

Akan tetapi, tidak diketahui apa yang sedang dipikirkan Elanos, sehingga kadang kalanya dia salah berdialog dan salah berekspresi.

Clara menampar belasan kali pada wajah Elanos, bahkan tangannya yang menampar juga telah terasa sakit, sehingga dapat dibayangkan bahwa pipi Elanos pastinya juga telah menjadi merah membengkak.

Reaksi wajah sutradara Guo juga sangat suram, proses syuting semalam sudah tertunda karena Jelita , proses perekaman hari ini tertunda lagi karena Elanos, sebenarnya waktu syuting mereka sudah sangat mepet, wanita pemeran kedua dan ketiga malahan terus membuat masalah, saat ini sutradara Guo ingin sekali menendang keluar para pemeran yang tidak memiliki kemampuan asli.

“Stop, stop ! Elanos, kamu kenapa pula ! Jelita orang baru, kamu juga orang baru ya ! Kamu sudah berapa tahun syuting film, adegan yang begitu gampang juga bisa salah, sebenarnya kamu bisa berakting atau tidak, kalau tidak bisa pulang saja langsung, aku tidak peduli seberapa hebatnya latar belakang kamu !”

Sutradara Guo yang emosi langsung mulai memaki.

Elanos juga sangat ketakutan, air mata mengalir pada pipinya yang bengkak, lalu dia berkata dengan suara gemetaran :”Sutradara Guo, tolong kasih kesempatan lagi, aku kali ini pasti bisa lewat.”

“Lewat apaan lagi, kamu ngaca dulu, bengkaknya sampai tidak bisa kelihatan mata, bagaimana rekam lagi ! Beres barang, bagi makan saja.”

Sutradara Guo bahkan sudah melempar interfon di tangannya karena emosi.

Elanos buru-buru menyelinap ke sisi manajernya, lalu bertanya dengan nada tidak tenang :”Kak Milan, apa tidak terlalu keterlaluan ya ?

Apakah sutradara Guo akan memecat aku ?

Aku sudah susah payah memperjuangkan peran yang baik ini.”

“Tidak akan, ada tuan Sutedja yang menjadi payung pelindungmu, sutradara Guo mana ada keberanian seperti ini, paling juga hanya memaki untuk melampiaskan emosi saja.”

Milan langsung memberikan kantung es kepadanya, lalu berkata dengan tampang tidak tega :”Nyonya Sutedja ini jelasnya sengaja balas dendam untuk masalah pribadi, kejam sekali tangannya, kamu lihat sendiri, wajah cantikmu sudah bengkak seperti apa, tidak tahu juga apakah masih bisa sembuh total.”

“Aduh, ringan sedikit tanganmu.”

Elanos sambil mengobati luka wajah dengan kantung es, sambil menjerit kesakitan dan bertanya :”Kak Milan, ide kamu benaran bisa berhasil ya ?”

“Tentu saja bisa.

Aku sudah mencari beberapa teman wartawan, lalu juga sudah mengirimkan video adegan Clara menampar wajahmu kepada mereka, mereka tahu bagaimana menyusun narasinya.

Elanos, kamu tinggal menanti menjadi terkenal dalam waktu satu malam saja, terkenal sampai sejauh langit.”

Elanos mendengarnya langsung tersenyum lebar, ketika senyumannya menarik luka di wajahnya, dia kesakitan dan terus mengigit giginya.

…. Pada saat ini, di dalam kamar 601 pada hotel.

Luna sedang mengoles obat pada tangan Clara.

Kekuatan tenaga saling berpengaruh, apabila pipi Elanos telah menjadi bengkak, maka tangan Clara juga tidak bisa lari dari nasib buruknya, tangannya telah kemerahan dan terasa kesakitan yang membakar.

“Elanos jelas sekali sengajanya.

Dia cari mati dan minta di hajar, tetapi setidaknya kamu harus lebih perhatian, begitu kuat menamparnya, ujung-ujungnya kamu sendiri juga yang sakit.”

“Aku juga tidak mau menghabiskan tenaga sendiri, tetapi mata sutradara Guo begitu jernih, aku malas dimaki dia.

Dimaki karena terlalu lembut menampar orang, buat apa juga.”

Kening Clara yang cantik telah mengerut dalam, ekspresinya sangat bingung dan penasaran.

“Adegan dan dialog yang begitu gampang, Elanos juga bukan idiot, mana mungkin bisa lupa.

Seandainya adegan ini meminta dia yang menampar aku, wajar saja kalau dia sengaja salah tingkah, tetapi kenyataannya dia yang ditampar, dia malah sengaja salah untuk ditampar aku, strategi apa yang sedang diperhitungkannya, jangan-jangan memang minta dihajar ?”

Setelah mengobati telapak tangan Clara, Luna membuang obat dan kapas ke dalam tong sampah di sampingnya.

“Buat apa kamu mempedulikan strateginya, rubah ada saatnya juga memperlihatkan ekornya.”

“Sudahlah, lagi pula sekarang tidak bisa mengerti juga, tunggu saja rubah menunjukan ekornya.”

Clara selesai berkata, langsung jatuh berbaring ke atas kasur.

Clara membantalkan satu tangan pada belakang kepalanya, sambil menatap plafon di atas kepala, sambil berpikir sembarangan : Menampar orang sampai tangan sendiri juga ikutan sakit, memang hanya dirinya saja yang bernasib seperti ini.

Awalnya Clara mengira Elanos akan menyimpan niatnya untuk waktu yang lama, namun ternyata sudah diperlihatkannya juga pada keesokan harinya.

Dalam waktu satu malam, video Clara menampar wajah Elanos sudah tersebar heboh di internet.

Para wartawan tersebut sangat hebat mengarang, mengarang hingga cerita ini terkesan nyata sekali.

Katanya Clara yang sebagai istri Rudy terus menampar selingkuhan suaminya dengan alasan syuting film, bahasanya bagaikan Elanos hanya korban yang tidak bersalah.

Para wartawan tersebut juga mengungkit ulang rumor Clara hamil sebelum pernikahan, banyak berita yang mengatakan bahwa Clara bisa menikah dengan Rudy karena memanfaatkan anak di dalam kandungannya, bahkan mengatakan bahwa pada kenyataannya Elanos dan Rudy adalah cinta sejati, dikarenakan reputasi Elanos yang rendah, sehingga hanya bisa diam-diam menjadi wanita yang berdiri di belakang Rudy.

Setelah rumor ini mulai tersebar, langsung heboh dalam waktu seketika, dan langsung beranjak ke topik pencarian utama.

Elanos yang awalnya hanya menjadi artis tidak ada reputasi, langsung menjadi artis dikenal oleh masyarakat.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu