Suami Misterius - Bab 731 Menggunakan Cara Yang Sama Untuk Membalas Orang Tersebut

Clara sudah pasti tidak mengetahui apa yang dipikirkan oleh Markal.

Ia mengantar Markal sebagai bentuk dari sopan santun.

Mereka berdua memasuki lift dan masing-masing berdiri di sisi yang berbeda, Markal sengaja menjaga jarak antara mereka.

Clara terlihat sedikit menundukkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa.

Markal melihat nomor lantai yang tidak berhenti berubah, sesaat kemudian ia berkata: “Lingkungan di Kota Jing agak rumit, kamu harus lebih berhati-hati.”

Clara menganggukkan kepala tanda setuju.

Dia memang merasa lingkungan dan kehidupan di Kota Jing memang agak rumit, hal besar ataupun hal kecil saja bisa menyebabkan orang kehilangan nyawa, sungguh-sungguh kejam.

Apabila dibandingkan dengan kondisi saat ini, Clara merasa berterima kasih atas belas kasih dari Rina Muray saat itu.

Bagaimanapun Rina telah merawatnya dengan baik selama beberapa tahun, apabila Rina ingin membunuhnya saat itu, mungkin bahkan tulangnya pun sudah tidak bersisa.

Saat Clara sedang diam, ia sering memikirkan keputusannya untuk ikut Rudy memasuki ibukota itu sebenarnya tepat atau tidak.

Ia mengorbankan kehidupannya yang bebas, sekarang malah menjadi jarang berkumpul bersama Rudy dan menyaksikan keluarga besar berpengaruh yang terus bersikap intrik terhadap satu sama lain yang tidak ada habisnya.

Ia merasa semakin capek hidup seperti itu.

Akan tetapi selain hidup dengan penuh kewaspadaan, dia seperti tidak memiliki pilihan lain lagi.

Karena mencintai pria tersebut dan telah menikah dengannya, maka ia harus menerima dan menanggungnya bersama-sama.

Lift telah sampai di lantai satu dan perlahan-lahan terbuka, Clara dan Markal bersama-sama berjalan keluar dari lift dan terus berjalan ke pintu keluar rumah sakit.

Di depan terdapat sebuah mobil Toyota SUV, tampak di kursi bagian depan ada supir, sedangkan di kursi bagian belakang ada ibu Chen dan pembantu.

Markal membawa ibunya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, setelah itu ia mendengar kabar bahwa Tamtam masuk rumah sakit dikarenakan alergi, oleh sebab itu dia tergesa-gesa untuk datang.

Tubuh ibu Chen tidak sehat, jadi Markal tidak membiarkannya untuk ikut masuk ke dalam rumah sakit, akan tetapi ia memintanya untuk tunggu di dalam mobil.

ibu Chen adalah kakak kandung dari Aeris, jadi ia termasuk seniornya Clara.

Clara dengan sopan menyapanya.

ibu Chen mempunyai sifat yang lembut, dengan ramah dia berbicara kepada Clara sambil memegangi tangannya.

“Aku sering mendengar Aeris mengungkitmu, akan tetapi selama ini belum ada kesempatan untuk bertemu. Akhirnya hari ini kita sudah bertemu. Dulu Aeris sering memujimu di depanku, ia mengatakan kalau kamu adalah seorang gadis yang cantik dan lucu, aku terus mengira kalau dia berlebihan, tetapi setelah hari ini bertemu denganmu ternyata memang seperti apa yang dikatakannya. Kamu aslinya terlihat lebih cantik daripada saat terlihat di TV.”

“Bibi, aku tidak secantik yang kamu katakan. Malahan anda dan bibi sama-sama cantik dan lembut, tidak salah lagi kalian adalah kakak beradik kandung.”

Perkataan Clara membuat ibu Chen menjadi senang, wajahnya terus tersenyum serta dengan tidak dapat menahan emosinya ia berkata, “Alangkah baiknya jika bibi mempunyai seorang anak perempuan yang baik dan pintar sepertimu.”

“Bibi, kelak bang Markal pasti akan memberikanmu seorang menantu yang cantik, lembut, baik dan pintar. Menantu dan anak perempuan tidak terlalu berbeda kan.”

Clara berkata dengan tersenyum.

“Kamu paling pintar membuatku senang dengan perkataanmu.”

ibu Chen berkata dengan terlihat sangat senang.

“Apa yang ku katakan itu adalah kenyataan. Saat mamaku masih hidup ia sering berkata, mempunyai anak laki-laki lebih baik karena kelak ia akan mendapatkan menantu perempuan, dengan begitu menjadi lengkap langsung mendapatkan sepasang. Seberapa berharganya anak perempuan sendiri, kelak pasti akan pergi karena menikah dengan orang dari keluarga lain.”

“Baik, kalau begitu bibi pinjam kata-kata manjurmu ya, semoga seperti apa yang kamu katakan.”

ibu Chen memegang tangan Clara, terlihat ia tidak rela untuk melepaskannya.

Sebelum berpisah ibu Chen mengundang Clara untuk bertamu ke rumahnya apabila mempunyai waktu luang.

ibu Chen masuk ke dalam mobil, ia melihat Clara dari kaca spion yang perlahan-lahan menghilang saat mereka sampai di perbelokan, dengan terbawa emosi ia menggelengkan kepalanya.

“Seorang gadis yang baik, sayang sekali kalian tidak berjodoh. Penilaian bibi kecilmu memang bagus, tahu begitu dari awal…”

“Ma.”

Markal memotong pembicaraan ibunya.

Dulu saat Aeris mengungkapkan maksud untuk menjalin hubungan pernikahan antara mereka berdua, Clara masih seorang gadis yang berumur belasan tahun.

Sedangkan Markal masih berpacaran dengan Su Loran, hubungan mereka berdua saat itu sangat baik.

Perkataan Aeris saat itu hanya di anggap sebagai candaan saja.

Kemudian setelah keluarganya mengalami masalah, dia dan Su Loran akhirnya berpisah. Dia juga tidak ada pemikiran untuk mempertimbangkan urusan pribadinya.

Lagipula, saat itu Clara telah memiliki pacar, dia tidak mungkin menjadi pihak ketiga yang merusak hubungan orang lain.

Kemudian lagi Clara juga mengalami masalah, saat itu dia sedang menjalankan tugas di daerah selatan, bahkan kado ulang tahun ke delapan belas yang telah ia persiapkan untuk Clara tidak sempat ia berikan.

Setelah dia sudah selesai dari tugasnya, semuanya sudah terlambat.

Clara dan anak laki-laki dari Rendi Sunarya sudah berjalan sebulan.

Markal bukanlah orang yang munafik.

Dia selalu melewatkan kesempatan untuk bersamanya.

Mungkin inilah yang disebut dengan berjodoh namun tidak bisa bersama yang sering dikatakan oleh orang-orang.

Dia tidak dapat berada disampingnya, mencintai dan menjaganya.

Tetapi setidaknya dia tidak membawakan kesusahan bagi Clara.

“Ma, Clara telah menikah, sudah mempunyai suami dan anak. Topik seperti ini jangan di ungkit lagi untuk kedepannya, nanti malah menyebabkan kesalahpahaman bagi orang luar.”

Markal mengingatkan ibunya.

ibu Chen menganggukkan kepalanya.

Dua hari kemudian, Tamtam keluar dari rumah sakit.

Mengenai masalah mangga, staf pemain tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan untuk mereka.

Setelah melalui penyelidikan, pelayan yang saat itu membawakan anggur memang sama sekali tidak tahu apa-apa, dia hanya mengatakan bahwa seorang aktor atau seorang asisten perempuan yang menyuruhnya untuk membawakan anggur tersebut.

Saat itu tidak terdapat rekaman kamera pengawas, berdasarkan deskripsi dari pelayan tersebut, orang yang menyuruhnya adalah seseorang yang memiliki wajah pasaran di kota Jing, kota yang ramai ini, apabila ingin menangkap pelakunya akan sulit seperti mencari jarum dalam jerami.

Clara sudah menduga hal ini.

Staf pemain begitu banyak, para pemain yang hadir saat itu tidak melewati pemeriksaan identitas.

Orang-orang seperti itu berjuang demi bertahan hidup jadi sangat mudah untuk di suap.

Walaupun tidak dapat menemukan pelakunya, akan tetapi di dalam hatinya Clara sangat jelas, masalah ini pasti ada hubungannya dengan Samara.

Seorang gadis yang masih kecil, namun memiliki niat hati yang kejam.

Akan tetapi hal ini juga tidak aneh, Samara dan Altria adalah teman baik yang tumbuh besar bersama, namun Samara bisa dengan tanpa penyesalan menjebak Altria masuk ke dalam lubang api, apalagi terhadapnya.

Akan tetapi ia tidak memiliki bukti, jadi tidak dapat berbuat apa-apa terhadap Samara.

Dia tidak mungkin melanggar hukum dan membunuh Samara secara sepihak.

Kalau ia melakukan seperti itu, apa bedanya dia dengan Samara orang yang seperti sampah itu.

Walaupun Clara tidak dapat berbuat apa-apa, namun seorang tuan muda seperti Tamtam tidak akan membiarkan hal ini berlalu begitu saja.

Satu minggu kemudian, tersebar berita Samara masuk rumah sakit karena kecelakaan mobil yang menyebabkan patah tulang kaki kanan, walaupun setelah sembuh ia masih tetap dapat berjalan, namun untuk menari dan catwalk sudah tidak dapat ia lakukan.

Samara sudah belajar menari sejak kecil, dengar-dengar karena bakat menarinya yang bagus, makanya ia baru bisa memasuki dan berkembang di dunia hiburan.

Peran dalam film dan TV yang ia dapat kebanyakan berhubungan dengan menari.

Ia tidak dapat menari lagi kedepannya, ini seperti malaikat yang kehilangan sayapnya.

Dengar-dengar setelah masuk rumah sakit, suasana hatinya menjadi tidak terkendali.

Dan kasus kecelakaannya masih dalam masa penyelidikan, belum ada perkembangan sama sekali.

Di tempat terjadinya kecelakaan tidak terdapat kamera pengawas dan karena kecelakaannya terjadi saat malam hari maka tidak ada orang ataupun saksi mata saat itu.

Menurut apa yang dikatakan oleh Samara, yang menabraknya adalah sebuah truk barang berukuran sedang, dia mengingat nomor plat mobil tersebut, namun di dalam sistem tidak ditemukan mobil dengan nomor plat tersebut.

Mobil dek seperti itu, apabila ingin mencarinya juga seperti sedang mencari jarum dalam jerami.

Walaupun kasus ini sedang dalam penyelidikan, namun kecil harapan untuk mendapatkan hasilnya.

Tamtam si bedebah kecil ini, benar-benar menggunakan cara yang sama untuk membalas orang tersebut.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu