Suami Misterius - Bab 709 Menyadarkan Dan Memperingatkan

“Kamu sengaja, em?”

Tangan Rudy menekan dia, tangan satu lagi mengusap ringan bibirnya yang digigit sampai robek.

Clara mendongakkan dagu, wajahnya terlihat tidak takut.

Lalu, ditekan kuat lagi oleh Rudy, ciuman dalam yang arogan dan tidak terbatas.

Rudy akhirnya melepaskan Clara, saat dia dicium sampai terengah-engah.

“Patuh. Aku sebentar saja akan kembali lagi.” Selesai berbicara, Rudy merapikan bajunya, keluar dari kamar.

Menuruni tangga kayu yang kuat, ruang ketiga di sebelah kiri, adalah ruang baca.

Di dalam ruang baca ada sebuah balkon yang terbuka.

Saat itu, Ahmed Sunarya sedang berdiri di balkon yang terbuka itu, melihat pemandangan di halaman dengan santai.

Rudy mendorong pintu untuk masuk, tangannya membawa sebuah botol anggur dan dua buah gelas kristal.

Dia meletakkan gelas di atas pembatas, membuka botol anggur, dan menuangkan ke dalam gelas.

“Sejak kapan paman pertama mulai menyimpan anggur?” Ahmed Sunarya bertanya sambil tertawa.

“Aku mempunyai kilang anggur pribadi di kota A, juga membuat beberapa tong saat anggur sudah matang, rasanya tidak buruk, coba rasa.” Rudy berkata.

Ahmed mengangkat gelasnya, menyicipi seteguk, lalu, tertawa menggeleng.

“Anggur yang sangat bagus pun, tidak ada rasanya di dalam mulutku, seperti minum air saja, sia-sia.”

“Ini di buat, memang untuk diminum. Bisa bertemu dengan orang yang memahami dia, itu adalah keberuntungannya. Jika tidak bertemu, itu juga sangat normal.” Rudy berkata lembut, tangan kanannya menekan gelas kristal, dengan elegan menyicipi anggur di dalam gelas.

“ Vodka dalam lemari alkohol paman pertama lebih enak. Tapi, paman pertama menyimpan alkohol itu seperti menyimpan benda kesayangan. Rendi, lain kali ajak aku minum alkohol, lebih baik berikan Vodka yang lama itu, atau alkohol Jack Daniels juga boleh.”

“Kamu berpikir terlalu bagus.” Rudy mengepalkan tangannya, dengan ringan meninju pundak Ahmed.

“Ayahku memandang alkohol itu lebih penting dari pada aku. Jika aku menyentuh alkoholnya, akan aneh jika dia tidak memukulku.”

Ahmed tersenyum, meletakkan gelasnya.

“Kamu menyentuh alkohol itu, mungkin benar-benar akan dipukul. Tapi, aku terakhir kali datang melihat Bibi pertama dan membawa satu botol alkohol, paman pertama tidak mengatakan sepatah katapun. Dalam hatinya, yang paling penting adalah Bibi pertama. Dalam hatinya, yang paling penting adalah Clara. Orang keluarga Sunarya, semuanya penuh kasih sayang.”

Ahmed selesai berkata, ekspresi wajahnya berubah menjadi seperti minta maaf, “ Altria kali ini memang bertindak bodoh, dia masih kecil belum mengerti apapun, kamu jangan merepotkan diri sendiri untuk berdebat dengan dia. Aku sudah memberi pelajaran kepadanya. Lain hari, pasti akan membawa dia untuk meminta maaf kepada adik ipar.”

Sikap Ahmed masih termasuk benar, tapi kata-katanya terdengar seperti mencoba membiarkan masalah ini berlalu.

Walaupun, membiarkan masalah berlalu adalah sebuah cara untuk mencapai keharmonisan keluarga, tapi ini belum mencapai giliran mereka untuk mencoba membiarkan masalah berlalu begitu saja.

Rudy masih memiliki senyum tipis di bibirnya, tapi senyum itu tidak menyentuh matanya.

“Abang sepupu, jika aku tidak salah ingat, Altria tahun ini sudah berumur 22 tahun. Peraturan negara, 18 tahun sudah dewasa, 20 tahun sudah mencapai umur yang sah untuk menikah. Tidak peduli masalah apa yang dia buat sekarang, semua harus dipertanggung jawabkan sesuai hukum. Kita menganggap dia sebagai anak kecil, tapi di mata orang luar, dia sudah dewasa.”

Kedua tangan Rudy bersandar pada pagar balkon, pandangan matanya melihat kejauhan, kata-katanya tiba-tiba berubah.

“Abang sepupu, kamu masih ingat dengan keluarga Henma.”

“Maksudmu Adolf Henma?”

“Benar.”

Rudy mengangguk, “Adolf Henma bukannya bodoh dan tidak memiliki keterampilan, hanya saja dia dibesarkan sampai menjadi sedikit sombong, berpergian sesuka hati, mengabaikan orang lain. Dan akhirnya keluarga Henma hancur di tangan dia.”

Ahmed mendengarkan, secara tidak sadar mengepalkan tangannya, telapak tangannya mengeluarkan keringat dingin yang tidak bisa di kendalikan.

Maksud Rudy sangat jelas, sebuah keluarga, sekuat apapun, jika di dalamnya ada kotoran tikus,mungkin bisa merusak sepanci sup.

Adolf Henma adalah kotoran tikus keluarga Henma.

Dan Altria, ada kemungkinan bisa menjadi kotoran tikus keluarga Sunarya.

Hal seperti ini, harus dicegah sejak awal.

Dan bersamaan, kata-kata Rudy adalah sebuah peringatan.

Adolf Henma dulu karena mengganggu Clara, baru membuat semua keluarganya dibersihkan oleh keluarga Sunarya.

Jadi, orang harus membuka mata dengan jelas, jangan mengganggu orang yang tidak seharusnya diganggu.

Rudy sekarang hanya memperingatkan, jika lain kali, Altria masih berani mengganggu, takutnya tidak akan sesederhana memperingatkan saja.

Mereka yang bersandar pada keluarga Sunarya untuk hidup, jika keluarga Sunarya ingin membereskan mereka, sangat mudah seperti membalikkan telapak tangan.

Ahmed memikirkan ini, tidak tahan hatinya bergetar.

Memaksa senyum diwajahnya.

“Maksudmu, Altria memang terlalu dimanjakan oleh kami, jika tidak mendidik dengan benar maka dia akan menjadi buruk. Aku dan ayah pasti akan baik-baik memberi dia pelajaran, tidak akan membuat dia membuat masalah lagi.” Ahmed menjamin berkata.

Rudy mengangguk puas.

“Kamu dan Paman kedua adalah orang berpengertian, kalian melakukan pekerjaan, aku dan ayah merasa tenang.”

Dia tersenyum lembut berkata, seperti tiba-tiba teringat, “Jika aku tidak salah ingat, posisi abang sepupu sudah tidak bergerak selama lima tahunkan. Ayah selalu mengingat ini dalam hati, dan akan segera ada berita.”

“Sudah membuat Paman pertama repot.” Ahmed berkata dengan ekspresi berterima kasih.

Gaya Rudy adalah memberikan sebuah permen setelah memberikan satu tamparan, tapi Ahmed tidak berani tidak menghargai.

Setelah Ahmed pergi, Rudy menyimpan anggur, bersiap pergi, Bahron kebetulan masuk.

“ Ahmed sudah pergi?” Bahron bertanya.

“Seharusnya tidak begitu cepat, saat ini mungkin sedang berbicara di ruangan nenek. Apakah kamu tidak tahu jelas orang dari keluarga Paman kedua, kemampuan penampilan mereka lebih hebat dari siapapun.” Rudy berkata datar.

Bahron mengangguk.

Tentu saja dia tahu jelas hal ini.

Karena dia sudah berurusan selama beberapa tahun dengan orang-orang ini.

Dan Rudy adalah pendatang baru, bisa melihat hal ini dengan begitu jelas, sangat tidak mudah.

Ardian, melahirkan seorang putra yang baik untuk dia, prestasi di masa depan pasti berada di atasnya.

“Bisa mengatasi semua ekspresi wajah juga termasuk kemampuan.”

Bahron berkata sambil tertawa, bertanya lagi :”Bagaimana hasil diskusinya?”

Rudy dengan singkat menceritakan apa yang dia diskusikan tadi dengan Ahmed.

Bahron mengangguk, “Yang kamu lakukan tidak buruk, orang-orang ini, kadang-kadang perlu untuk diketuk. Jika tidak mereka akan keterlaluan sampai lupa diri.”

Meskipun keluarga Sunarya adalah keluarga besar, tapi yang mendukung keluarga Sunarya selalu cabang keluarga Bahron ini.

Saat Bahron masih muda, juga pernah pergi berperang, pernah melewati hidup dan mati.

Dan Rudy juga pernah mengikuti Pasukan Perdamaian, pernah mengikuti medan perang yang nyata.

Kemuliaan keluarga Sunarya, di peroleh dari darah dan air mata.

Dan beberapa cabang keluarga Sunarya itu, hanya hidup dibawah sayap mereka, walaupun Ahmed masih termasuk luar biasa, juga hanya melakukan beberapa pekerjaan internal, sangat nyaman.

Mereka sudah menikmati kenyamanan, tidak boleh dibiarkan mempunyai keserakahan yang seharusnya tidak boleh ada.

Kemuliaan yang didapatkan keluarga Sunarya, tidak membutuhkan mereka untuk menikmati bersama.

“Aku mengerti.” Rudy mengangguk, bertanya lagi, “Pa, apa kamu masih ada perintah lain?”

“Temani aku minum teh sebelum pergi.”

Penampilan Bahron terlihat santai, anaknya masuk ke dalam tim pasukan, waktu berkomunikasi mereka menjadi semakin sedikit.

Tapi, setelah dia selesai memberi perintah, Rudy malah berdiri tidak bergerak.

Bukankah menemani lelaki tua untuk minum teh hanya menghabiskan waktu, lebih baik menggunakan waktu itu menemani istri.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu