Suami Misterius - Bab 1354 Si Kecilnya Sungguh Kecil Sekali

“Kamu ada permintaan khusus apa mengenai rumah baru pernikahan kita? Awalnya aku ingin mengatur rumah segi empat berhalaman. Namun lingkungan dan kenyamanan hidup di sana tidak sebaik bangunan bertingkat. Jadi, untuk sementara kita tinggal di apartemen dulu, kamu bisa menjaga kehamilan dengan tenang. Aku akan menyuruh orang membersihkan villa atas namaku, untuk sementara menggunakannya sebagai kamar pernikahan.”

Mahen berpikir, rumah segi empat adalah tempat mereka saling mengenal, juga tempat di mana kisah diantara mereka dimulai, memiliki arti yang berbeda. Namun taraf hidup rumah tua memang kurang bagus, Diva juga sedang hamil, sedang sangat berharga sekali.

“Kamu atur saja.” Diva tidak mengkhawatirkan hal-hal ini, hanya mengingatkan sepatah, “Renovasi rumah harus perhatikan masalah ramah lingkungan, agar tidak memengaruhi bayi.”

“Aku tahu.” Mahen mengangguk.

“Besok, aku mau ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, kemudian, harus pergi ke pusat kesehatan untuk mendaftarkan bayi.” Diva mengingatkan.

“Aku mengingatnya.” Mahen tersenyum, satu tangan memegang kemudi, mengulurkan satu tangan lagi, mengelus perut Diva dengan lembut.

Si kecil mereka, akan segera terdaftar, walau merasa bahagia pada saat bersamaan Mahen juga merasa agak khawatir, masalah jantung Diva sama seperti sebuah bom waktu.

Walaupun semua orang sudah memberi tahu dia, pasti tidak akan terjadi apa-apa. Tapi dia tetap merasa takut, semakin peduli, maka akan semakin ketakutan.

Keduanya tiba di apartemen.

Diva sudah ke sana kemari sepanjang hari, merasa kelelahan sekali. Setelah mandi, langsung tidur di atas tempat tidur.

Ada beberapa masalah perusahaan yang harus ditangani Mahen, terus bekerja di ruang kerja, setelah tengah malam baru kembali ke kamar untuk istirahat.

Tapi keesok harinya, Mahen tetap bangun tepat waktu, menyiapkan sarapan pagi bersama nyonya Maveris.

Nafsu makan Diva tidak terlalu baik setelah bangun pagi, Mahen membujuk dia makan setengah mangkuk bubur, mereka berdua baru pergi ke rumah sakit.

Departemen kebidanan dan ginekologi rumah sakit selalu banyak orang berlalu lalang, tingkat keramaian sudah lebih parah dari pasar.

Lena sengaja meluangkan waktu di pagi hari untuk melakukan pemerikasaan pada Diva.

Meskipun reaksi kehamilan trisemester Diva lebih parah, tapi kondisi jantungnya sangat stabil.

Setelah Lena menyimpan stetoskopnya, membuka resep dan menyuruh mereka pergi melakukan USG dulu. “Pergi USG warna dulu, terakhir kali tidak mendeteksi detak jantung janin, sekarang sudah hamil delapan minggu, seharusnya janin sudah terbentuk.”

Mahen membawa Diva pergi melakukan USG, meskipun tidak perlu antri, tapi di depan pintu ruang USG tertempel huruf hitam besar pria dilarang masuk, tidak mungkin tuan muda kedua Sutedja pura-pura tidak melihatnya.

Mahen hanya bisa duduk di depan pintu ruang USG, Diva memasuki ruang USG sendirian.

Diva masuk ke dalam ruang USG dan menjelaskan, “Dekan Tahar yang menyuruhku ke sini.”

Dokter menerima resep, melihat tanda tangan Lena, mengangguk sambil tersenyum. Di seluruh departemen kebidanan dan ginekologi, tidak ada dokter yang berani tidak menghargai Lena.

“Berbaringlah. Angkat bajunya dan tunjukkan perutmu.” Dokter berkata.

Diva berbaring di atas ranjang pemeriksaan, menarik nafas dalam-dalam, sedikit banyak tetap merasa gugup. Mengulurkan tangan meraih ujung bajunya.

Dokter meletakkan alat pemeriksaan dingin di bawah perutnya, sambil menggerakkan alat, sambil bertanya, “Kehamilan pertama ya?”

“Ya.” Diva dengan datar mengiyakan.

“Jangan gugup, tidak apa-apa.” Dokter tersenyum sambil menghiburnya.

Pemeriksaan hanya berlangsung selama beberapa menit, sangat cepat sudah berakhir. Diva keluar dari ruang pemeriksaan sambil membawa foto USG.

Mahen terus duduk di luar untuk menunggu. Dalam proses menunggu, dia memegang ponsel untuk mencari informasi. Mengetahui bahwa janin dua bulan sudah mulai terbentuk, pada dasarnya sudah bisa membedakan kelima indera, kaki dan tangan, berbagai sistem organ sudah mulai berkembang, sudah menjadi manusia kecil.

Mahen mendengar suara buka pintu, melihat Diva keluar dari dalam, segera menyambutnya, bertanya “Bagaimana hasil pemeriksaannya?”

“Tidak ada masalah apa-apa, bayi baik-baik saja.” Diva menjawab dengan suara pelan, memberikan foto USG kepada Mahen.

Mahen memperhatikan dengan serius untuk waktu yang lama, menemukan anaknya dari segumpalan bayangan samar-samar. Dia melihat semua data medis yang ada di bawah sana, janin belum mencapai satu sentimeter, dia adalah si kecil yang benar-benar sangat kecil.

Setelah pemeriksaan selesai, Diva ingin pergi ke toilet, jadi menyuruh Mahen menunjukkan foto USG terlebih dahulu kepada Lena, jika tidak bermasalah, mereka bisa langsung pergi.

“Aku temani kamu, aku merasa khawatir kamu pergi ke toilet sendirian.” Mahen berkata.

“Aku tidak selemah itu. Terlebih lagi, toilet wanita, kamu juga tidak bisa masuk.” Diva merasa tidak berdaya menjawabnya, akhirnya, tetap pergi ke toilet sendirian.

Diva keluar dari bilik toilet, saat berdiri di depan wastafel untuk mencuci tangan, tiba-tiba terdengar suara wanita yang agak melengking dari belakang.

“Apakah datang untuk aborsi? Dengan suara yang sedikit tajam, suaranya sangat memekik telinga.

Diva awalnya mengira orang itu berbicara dengan orang lain. Namun, saat ini di dalam toilet hanya ada mereka berdua, Diva menoleh, menemukan orang itu menatap lurus ke arahnya.

Diva cukup kenal dengan industri hiburan, jadi, sekilas sudah tahu bahwa wanita yang berdiri di belakangnya adalah pembawa acara hiburan ternama.

Jika ingatannya tidak salah, pembawa acara wanita ini baru saja menikah setahun yang lalu, menikah dengan seorang aktor berpengaruh dalam industri ini. Saat ini perutnya buncit sekali, kelihatannya sudah hamil lima atau enam bulan.

Diva mengerutkan kening melihatnya, mengatupkan bibir tanpa mengucapkan sepatah kata pun, menebak niat provokasi mendadak dari orang itu.

Pembawa acara wanita memegangi perut, mengejek dan mencibir “Semua orang mengatakan bahwa nona besar Maveris adalah anak ajaib yang terkenal, semua orang yang ada dalam industri ini memandang tinggi dirimu. Tidak menyangka ‘anak ajaib’ juga tidak bisa terhindar dari kebiasaan umum, sama-sama dijadikan simpanan oleh pria, diperlakukan sebagai mainan. Namun, tuan muda kedua Sutedja selalu berhati-hati dalam hal ini, bagaimana bisa begitu tidak berhati-hati hingga membuatmu hamil. Jika Nona besar Maveris benar-benar pintar, seharusnya menyembunyikan perutmu, jangan sampai Mahen tahu. Setelah anak lahir, dia juga hanya bisa mengakuinya, tidak mungkin mengembalikan anak itu bukan. Dengan begini, kamu bisa mendapatkan lebih banyak keuntungan.”

Pembawa acara wanita terdiam sejenak, mengulurkan tangan merapikan rambut di samping telinganya, mungkin masih belum puas menyindir, terus mencibir “Apakah sebelumnya nona besar Maveris pernah melakukan operasi aborsi? Aborsi mungkin bukan sebuah hal yang menyenangkan, dokter akan memasukkan sebuah selang berongga ke dalam rahim, kemudian, mencuci dan mengeluarkan jaringan plasenta yang ada dalam rahim. Aku lihat masa kehamilanmu masih belum besar, barang yang dikeluarkan juga hanya gumpalan darah saja. Aku sarankan padamu, lebih baik lakukan aborsi tanpa rasa sakit, setidaknya bisa mengurangi penderitaanmu.”

“Banyak juga yang nona Shaf ketahui, kelihatannya sangat berpengalaman.” Diva berkata dengan dingin.

Jika sekarang dia masih belum bisa menebak identitas orang itu, maka dia sangat bersalah terhadap panggilan ‘anak ajaib’ ini. Nona Shaf ini adalah pembawa acara terkenal, tidak menyangka juga salah satu mantan pacar tuan muda kedua Sutedja.

Pembawa acara wanita mendengarnya, menyeringai, “Aku tidak seberuntung kamu. Mengugurkan satu anak untuknya, tuan muda kedua Sutedja tidak akan membuatmu dirugikan.”

Diva mengatupkan bibir tipisnya, matanya yang dingin melihat ke arah belakang, sekali lagi berbicara dengan dingin, “Inikah yang kamu katakan bahwa tidak akan ada hubungan apa-apa lagi, tidak akan ada mantan yang menggangguku?”

Pembawa acara wanita mendengar kata-kata ini, secara tidak sadar melihat ke belakang, saat dia melihat Mahen yang tidak tahu sejak kapan muncul di depan pintu toilet, dalam sekejap raut wajahnya jadi pucat.

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu