Suami Misterius - Bab 472 Karet Cinta

“Kamu sama Ahyon, masih tidak ada perkembangan apapun ya ?” Rudy bertanya.

Tangan Hyesang yang sedang memegang gelas anggur jelasnya mengerat, sudut bibirnya mengaitkan senyuman pahit, “Kalau tidak, bisa bagaimana lagi. Setiap kepergian dirinya, aku bahkan tidak tahu alasannya.”

Masalah cinta, bagaikan karet, orang yang terakhir melepaskan tangan, sudah ditakdirkan akan terluka berat. Ahyon setiap kalinya selalu bisa melepaskan tangan dengan mudah, sementara Hyesang yang tidak tega melepaskan tangan, sudah ditakdirkan akan terluka parah.

Rudy menatapnya dengan tatapan datar, sambil menggerakkan gelas anggurnya.

“Penting ya alasannya ? Masalah cinta memang tidak dapat dijelaskan, daripada terus terseret dengan sengsara, mendingan tanya dirimu sendiri, apa hasil yang kamu inginkan. Seandainya memang sanggup melepaskannya, biarkan saja dia pergi, juga memberikan jalan keluar untuk dirimu. Seandainya tidak tega melepaskannya, mengurung dirinya di sisi kamu saja.

Manusia dalam seumur hidup ini, paling juga puluhan tahun saja, jangan tunggu sampai di jemput ajal, menyesal juga sudah terlambat.”

Hyesang selesai mendengarnya, sedikit memejamkan mata, lalu menatapnya dengan tatapan renungan. Setelah keraguan dan kesunyian sejenak, dia baru tersenyum dengan membawa kesan lega, “Kamu selalu bisa langsung menusuk pada lukanya, pantas ayahku selalu memujikan kepintaranmu.”

Rudy menegapkan punggung dan menyandar pada pagar, tersenyum dan meminum anggurnya, “Banyak masalah, hanya orang terlibat saja yang pusing sendiri, orang yang tidak terlibat selalu bisa menilai dengan jelas. Giliran diri sendiri, pasti juga akan kebingungan dan ketakutan.”

“Kamu bukannya sudah terpenuhi oleh istri dan anak, bingung dan takut apa lagi !” Hyesang tersenyum dan mengejek Rudy .

“Mungkin juga karena semuanya terlalu indah pada saat ini, aku merasakan rasa tidak nyata, selalu menganggap sedang di dalam mimpi. Takutnya setelah bangun dari mimpi, semua keindahan akan hilang seketika.” Rudy tersenyum pahit, “Orang yang selalu hidup dengan penuh kedinginan, mungkin saja tidak terasa apapun. Namun apabila pernah merasakan kehangatan, kedinginan akan menjadi sangat menakutkan.”

“Kegalauan berlebihan.” Hyesang selesai mendengarnya, hanya melemparkan kalimat ini.

Dia yang belum sempat merasakan kehangatan, hanya akan merasa bahwa Rudy sedang galau berlebihan, rasanya terlalu manja sekali.

Hyesang meletakkan gelas anggurnya di atas meja dengan sembarangan, gelas kristal bersentuhan pada meja yang berbahan marmer, menimbulkan suara yang sangat jernih.

Dia mengangkat tangan kirinya, lalu melirik sekilas pada jam tangannya, dan meninggalkan kalimat :”Kamu terus saja galau sendirian di sini, aku sore ini masih ada rapat, tidak bisa temani kamu lagi.”

Hyesang mengambil jaket yang gantung di pagar, lalu mengenakan pada tubuhnya sendiri dengan gerakan lincah, dan berkata lagi :”Proyek perencanaan di kota tua sudah masuk ke dalam jadwalnya, kalau kamu tertarik, aku suruh sekretaris mengirimkan dokumen untukmu.”

“Proyek yang mendapatkan uang, aku tentu saja sangat tertarik.” Rudy tersenyum lembut dan menjawabnya.

“Boleh, nanti aku kasih tahu sekretaris.” Hyesang selesai berkata, melangkahi kakinya dan siap-siap untuk pergi.

Di belakang badannya, tiba-tiba muncul lagi suara Rudy yang santai, “Waktu ibunya Ahyon sudah tidak banyak tersisa, kamu seharusnya tahu kan masalah ini.”

Hyesang selesai mendengarnya, tidak menoleh kepalanya, malahan langkahnya yang berhenti secara refleks.

Rudy menatap bayangan punggungnya, sambung berkata dengan nada datar :” Ahyon adalah anak yang berbakti, kalau aku menjadi kamu, aku akan mengambil jalan keluar dari segi ibunya. Meskipun cinta, apabila ingin mendapatkannya, tetap saja harus memanfaatkan sedikit trik. Kamu pikir saja baik-baik.”

Hyesang tidak berbicara, bahkan tidak menoleh kepalanya, hanya terus membuka pintu ruangan, dan berjalan keluar.

Rudy menatap arah kepergian dirinya, mengeluh dengan tidak berdaya.

Dia menyandar di pagar, lalu menghabiskan anggur di gelasnya dengan gaya malas, setelah itu, dia mengambil ponselnya, dan menghubungi supirnya. “Tunggu aku di depan pintu.”

Dalam waktu dekat ini Rudy mengganti lagi mobilnya, sebuah mobil biru Porsche amera impor, warnanya sedikit menarik perhatian, Rudy tidak terlalu menyukainya, tetapi masih bisa dibawa selagi dalam masa segar.

Dia mengambil jaket dan masuk ke dalam mobil, lalu pesan lagi kepada supir, “Pulang ke villa Marina.”

Rudy dengan jarangnya bisa mengosongkan jadwal seharian, tentu saja pulang untuk menemani istri dan anaknya.

Mobilnya terus berkendara pada jalan Marina, dan akhirnya masuk ke kawasan mansion kecil, dan berhenti di depan villa.

Rudy baru saja membuka pintu mobilnya, Wilson telah melangkahi kaki kecilnya dan berlarian keluar dari villa, bagaikan burung kecil yang terbang menghampiri ayahnya.

Rudy memeluk anaknya ke dalam pelukan sambil tersenyum, lalu memeluk anaknya dan berjalan masuk ke dalam villa.

Di depan pintu villa, Clara tersenyum menatap pada bapak dan anak yang masuk pintu.

“Wilson hari ini baik-baik kan ?” Rudy bertanya.

“Paginya masih mending kalau main di villa, tetapi malamnya terus ribut mau pulang ke rumah. Sus Rani bilang anak kecil memang begini, tidak terlalu terbiasa kalau ganti suasana.” Clara menjawabnya, sambil gandeng lengan Rudy , dan masuk bersamaan ke dalam villa.

Sejak masalah anak haram terbongkar keluar, Wilson dan Sus Rani ikut pindah ke villa Rudy , namun anak kecil susah beradaptasi dengan suasana baru, sehingga harus ribut saat malam harinya.

Rudy meletakkan anaknya di gerbang pintu, lalu anaknya langsung berlarian masuk ke dalam.

Clara membungkuk badannya, menyediakan sepasang sendal untuk Rudy . Rudy sambil mengganti sendal, sambil tersenyum dan mengelus kepalanya, “Semakin ada gaya istri teladan ya.”

Clara tersenyum dan melotot sekilas, lalu berkata lagi :”Dua hari ini aku bermaksud membiarkan Sus Rani dan Wilson pulang ke apartemen Jalan Gatot Subroto, Wilson tidak terbiasa dengan suasana villa ini, lagi pula, tidak begitu gampang juga kalau berangkat ke TK.”

“Iya, aku suruh Johan bantu kalian pindah rumah.” Rudy berkata, lalu mengganti sendalnya dan berjalan masuk ke villa.

Di dalam villa, hanya ada Wilson yang duduk sendirian di atas karpet sambil bermain mainan bata, tidak kelihatan Sus Rani.”

“Sus Rani di mana ?” Rudy bertanya.

“Rumah Sus Rani lagi ada urusan, dia mengambil cuti hari ini, besok pagi baru pulang.” Clara menjawabnya.

“Baik.” Rudy mengangguk, lalu meletakkan jaketnya ke atas sofa dengan sembarangan, sekalian melipat lengan bajunya, “Di dalam kulkas masih ada bahan masak kan, aku pergi masak dulu.”

“Semalam aku sama Sus Rani baru pergi swalayan, malam ini aku yang masak, kamu tinggal makan saja.” Clara berkata.

Rudy terbengong sejenak, merasa khawatir kalau nona besar Santoso yang memasaknya. Akan tetapi dia tidak boleh mematahkan semangatnya. Sehingga dia tersenyum dan berkata, “Baiklah, aku tinggal merasakan masakan dari istri yang tercinta.”

Clara berjalan masuk ke dapur, membongkar keluar berbagai macam bahan masakan. Dia mulai mencuci dan memotong sayur dengan gerakan yang terkesan panik.

Dia hampir tidak pernah masak, sehingga sayurnya tidak terpotong rata, dan begitu juga dengan dagingnya. Clara menunggu minyak menjadi panas, lalu langsung membuang sayur dan dagingnya ke dalam kuali, setelah itu, jelasnya punggung tangannya menjadi luka terbakar.

Dia buru-buru mencuci tangannya yang telah kemerahan. Ketika tangannya tidak begitu sakit lagi, sayur di dalam kualinya juga telah gosong.

Dapat diketahui bahwa, masakan malam Clara berakhir dengan kegagalan.

Rudy berjalan masuk ke dapur, melihat istri kecilnya sedang memakai celemek bergambar bunga kecil, dan berdiri di depan kompor, gayanya penuh dengan kebingungan dan kepanikan, lalu tersenyum datar dan menggelengkan kepalanya.

“Kamu ke ruang tamu temani Wilson, di sini aku yang urus saja.” Rudy selesai berbicara, langsung melipat lengan bajunya, dia mengangkat kuali dan membuang sayur yang telah gosong ke dalam tong sampah. Setelah itu, dia mencuci kuali dan meletakkan ke samping.

Dia mengeluarkan bahan masakannya, gayanya yang memotong sayur begitu lancar dan indah.

Clara berdiri di pintu dapur, menatap bayangan punggungnya yang sedang sibuk, tiba-tiba membuka suara dan bertanya :”Rudy , aku seorang istri yang tidak terampil kan ?”

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu