Suami Misterius - Bab 1309 Setidaknya Untuk Saat Ini, Aku Paling Mencintaimu

Keyra bersandar dalam pelukannya, diam-diam tidak berkata.

Alfy mengelus rambutnya dengan lembut dan saling berpelukan.

“Alfy, kalau aku tidak ingin melahirkan anak, apakah kamu akan mencari wanita lain untuk melahirkannya?” Keyra bertanya dengan hati-hati, tangannya memegang sudut pakaian Alfy, dia merasa gugup dan gelisah yang tak terkatakan.

Kali ini, Alfy langsung menjawab tanpa berpikir dan tanpa merasa ragu “Tidak.”

Dia tidak akan begitu bajingan, kekhawatiran Keyra sedikit berlebihan. Meskipun di masa depan, keinginannya memiliki anak melebihi cintanya pada Keyra, dia juga akan terus terang padanya.

Kemudian terjadi keheningan singkat.

Mengenai masalah anak, sulit bagi mereka untuk mencapai kesepakatan, suasananya agak canggung.

Alfy menundukkan kepalanya, mencium rambutnya yang lembut dan mendesah "Oke, kita jangan membahas masalah ini lagi. Karena tidak ada hasil, jalankan saja secara alami. Setidaknya untuk saat ini, aku paling mencintaimu."

“Bagaimana dengan masa depan?” Keyra menggerakkan bibirnya dan menatapnya dengan ekspresi sedih.

Alfy memegang pipinya dengan telapak tangan dan mencium wajahnya dengan lembut. "Siapa yang akan tahu tentang masa depan. Pikiran orang akan berubah seiring waktu. Mungkin saja, aku akan dibujuk olehmu dan tidak lagi menginginkan anak. Ataupun, kamu dibujuk olehku dan bersedia melahirkan seorang anak untukku."

Keyra merangkul pinggangnya, membenamkan kepala ke dalam pelukannya dan mengangguk diam-diam.

Benar saja, mereka baru saja menikah dan tidak perlu mengkhawatirkan masalah anak untuk saat ini. Keyra berpikir, dia masih punya banyak waktu untuk membujuknya. Meskipun tidak bisa membujuknya, hasil terburuk hanyalah mengertakkan gigi dan melahirkan seorang anak untuknya. Mumpung, dia hanya cukup melahirkan, tidak perlu mempedulikan lainnya.

"Oke, jangan sembarang berpikir lagi. Keringkan rambutmu dan waktunya tidur." Alfy mengelus rambutnya yang basah, menariknya ke meja rias dan mengambil pengering rambut untuk mengeringkan rambutnya.

Keyra melihat ke cermin di depannya, pandangan Alfy dalam dan lembut, jari-jarinya yang panjang menyentuh rambutnya yang lembut, semacam perasaan aneh samar-samar membuatnya kebal.

Setelah mengeringkan rambut, Keyra duluan berbaring di ranjang yang besar. Sedangkan Alfy berbaring di sampingnya setelah mengganti piyama.

Keyra merasakan tempat tidur di sampingnya tiba-tiba penyok, kemudian, lampu samping ranjang dimatikan, ruangan langsung jatuh ke dalam kegelapan dan keheningan.

Keyra memutar kepala menatapnya, matanya cerah dalam keremangan.

Alfy memeluknya, mencium dahinya dan bergumam "Tidurlah."

“Tidur saja seperti ini?” Keyra bertanya dengan hati-hati dan ragu-ragu.

Sejak mengajukan pertanyaan tentang anak, mereka belum dapat mencapai konsensus. Selama Alfy tidak menyentuhnya, Keyra akan sembarang berpikir, dia tidak tahu apakah karena dirinya terlalu sensitif.

“Emangnya kamu ingin tidur gimana?” Nafas hangat Alfy bertahan di atas kepalanya, nadanya terdengar santai dan jahat.

“Ayolah, tidurlah lebih awal, malam ini istirahat dulu. Tidak peduli sekuat apapun suamimu, juga harus istirahat sehari. Lagipula, sekarang ada di rumahmu, kalau kita telat bangun besok pagi, akan menjadi segan.”

Keyra tersipu dan mengangguk, lalu diam-diam memejamkan matanya.

……

Malam yang sepi dan dingin, banyak orang yang tidur sambil berpelukan, tapi bagi sebagian orang, sulit untuk tidur. Di antara orang-orang ini, salah satunya adalah Mahen, Tuan muda Sutedja kedua.

Mahen sangat jarang kembali ke rumah dan begitu diomelin Ahyon, kepalanya membesar. Dalam hati ibunya, tidak menikah telah menjadi dosa yang keji dan tidak termaafkan.

Mahen benar-benar kesal dengan omelannya, dia langsung pergi, mengajak beberapa teman baik dan pergi ke bar untuk bersenang-senang.

Teman baik Mahen pada dasarnya adalah pria dengan latar belakang keluarga yang kuat. Tentu saja, Tuan muda Sutedja kedua sendiri juga merupakan pria yang luar biasa.

Orang-orang ini berkumpul, benar-benar berpesta dengan meriah. Setiap orang memeluk seorang wanita dan ada yang bahkan memeluk dua wanita di kiri dan kanan.

Di samping Mahen juga duduk seorang wanita, tersenyum dan bersulang dengannya. Dulu, Mahen telah terbiasa dengan hidup berfoya-foya seperti ini dan juga sangat menikmatinya.

Tapi akhir-akhir ini tidak tahu apa yang terjadi, melihat wanita dengan riasan tebal membuatnya merasa jijik.

Oleh karena itu, ketika wanita itu menempelnya seperti tidak memiliki tulang, Mahen mengerutkan kening dan mendorongnya.

Dia mengeluarkan setumpuk uang tunai dan memberikan padanya, lalu memintanya pergi dengan kesal. Wanita itu mengambil uang dan pergi dengan enggan.

"Hey, apakah Tuan muda Sutedja kedua telah berubah? Mengapa dia tiba-tiba tidak lagi tertarik pada wanita!" Salah seorang temannya bercanda.

Mahen duduk malas di sofa, menyesap anggurnya dan menjawab dengan malas "Sekelompok wanita biasa, tidak menarik."

Salah seorang temannya sedang bermain dan memeluk wanita, setelah mendengar kata-kata itu, dia tiba-tiba duduk, matanya berbinar dan tersenyum gosip berkata "Apa mungkin Tuan muda kedua tertarik pada gadis peri, sehingga tidak lagi tertarik dengan wanita-wanita biasa di sini."

“Hey, apakah Tuan muda kedua berniat menjaga diri demi gadis peri.” Pria lainnya bercanda.

“Keluar!” Mahen mengulurkan kakinya dan menendang.

Beberapa orang tiba-tiba tertarik dengan topik ‘Gadis peri’ mereka mengelilingi Mahen dan bertanya. Mahen sangat kesal dengan pertanyaan itu, jadi dia malas menjelaskannya dan terus minum.

Mahen agak kesal, jadi tanpa sadar minum terlalu banyak, saat keluar dari bar, seluruh tubuhnya terhuyung-huyung.

Salah seorang teman memapahnya dan tersenyum bercanda "Perlukah aku mencarikan seorang gadis mengantarmu kembali, bisa menjadi sopir dan juga menghangatkan ranjang, membunuh dua burung dengan satu tembakan. Lagipula hari ini kamu minum lumayan banyak, kebetulan bisa bersenang-senang."

“Tidak, dasar.” Mahen mengangkat kakinya dan menendang, lalu menemukan mobilnya, membuka pintu mobil, menginjak pedal gas dan mobilnya langsung melaju pergi.

Meskipun Mahen minum lumayan banyak, tapi dia mengemudi dengan mantap dan kecepatannya juga tidak lambat.

Dia mengemudikan mobilnya mengelilingi seluruh kota, mengemudi tanpa tujuan, akhirnya mobilnya tanpa sadar berhenti di depan gerbang sebuah halaman.

Mahen mendorong pintu dan keluar dari mobil, mungkin karena minum terlalu banyak, kepalanya agak sakit.

Dia bersandar di pintu mobil, menyalakan rokok dengan acuh tak acuh dan merokok dengan santai. Asap menyebar di jari tangannya dan dengan cepat menyebar di tengah angin malam.

Setelah sebatang rokok habis, dia melihat ke pintu merah di depannya, setelah ragu-ragu sejenak, dia mengambil langkah maju dan masuk.

Sudah begitu malam, menurut jadwal Diva, dia seharusnya sudah istirahat. Mahen memberitahu dirinya: Dia hanya ingin melihatnya, setelah melihatnya langsung pergi.

Namun, dia berjalan masuk ke halaman, berdiri di tengah halaman dan menemukan lampu di ruang utama masih menyala.

Cahaya kuning yang redup menunjukkan sedikit kehangatan.

Mahen tanpa sadar berjalan selangkah demi selangkah menuju ruang utama.

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu