Suami Misterius - Bab 142 Mati Karena Dirinya

Di dapur, Wulan baru mengeluarkan sarang burung dari panci.

“Sudah siap, ada bibi Wulan di sini, kamu tidak akan kelaparan. Kata Wulan sambil tersenyum.

Clara berdiri di depan kompor dan mengambil sendok sup, makan sambil meniup.

"Hati-hati panas," Kata Wulan mengingatkan.

Melihat semangkuk sarang burung kurang dari setengah, Clara sudah makan setengah kenyang dan mengobrol dengan Wulan. "Bagaimana kabar abang Miko?"

Dia terlalu sibuk bekerja dan memiliki banyak beban. Setelah Miko keluar dari pertahanan, dia belum meluangkan waktu untuk mengunjunginya.

"Dia ya, setelah mengalami kerugian, telah mendapatkan pelajaran dan menambah wawasan. Sekarang melakukan sesuatu jauh lebih berhati-hati. Clara, kali ini merepotkanmu lagi." Wulan menarik tangan Clara, dan tidak dapat menahan, matanya memerah.

Dia mengetahui bahwa Clara telah menghabiskan lima juta untuk membebaskan Miko, pada saat itu dia menangis. Untungnya, uang itu akhirnya dikembalikan, jika tidak dia akan menyesal seumur hidup.

"Tidak perlu mengatakan hal-hal ini di antara kita. Bibi Wulan sangat menyanyangiku, dan abang Miko juga menyayangiku. Bagaimana aku bisa membuat kesayangan kalian sia-sia." Clara berkata sambil tersenyum.

Wulan juga tersenyum, hampir meneteskan air mata.Dia mengawasi Clara hingga tumbuh dewasa, ia mengetahui dia adalah seorang gadis yang berhati nurani.

Clara meletakkan sendok di tangannya, merentangkan ujung jarinya, dan menyeka air mata di pipinya sambil tersenyum. "Lihatlah dirimu, menangis sangatlah jelek."

“Anak ini, kenapa tidak sopan?” Wulan berkata sambil tersenyum.

Dia mengusap air matanya dan baru teringat bertanya kepada Clara, " Clara, apakah kamu tahu siapa yang ingin mencelakai Miko?"

Clara menggerakkan bibirnya.Hampir saja menceploskan nama Elaine, tetapi dia melihat Wulan membuat gerakan diam terhadapnya.

Clara langsung menutup mulutnya.

Pada saat ini, Clara membalikkan punggungnya mengarah kepintu, Wulan berdiri di seberangnya dengan samar melihat bayangan yang muncul di pintu, Sepertinya merupakan Elaine.

Wulan mengangkat tangannya dan memberi isyarat 'dua'.

Clara diasuh Wulan hingga besar. Keduanya memang bukan ibu dan anak tetapi lebih baik daripada ibu dan anak. Clara juga segera mengerti arti Wulan.Dia menunjuk pada Elaine sedang nguping diluar.

Dalam keluarga ini, Yunita adalah gadis tertua, Elaine adalah gadis kedua, dan 'dua' secara alami menujuk kepada Elaine.

Clara melipat sudut bibirnya dan meluap dengan senyum dingin. Karena Elaine sangat suka menguping, maka dia tidak keberatan mengatakan kata-kata yang suka didengar oleh Elaine.

"Bibi Wulan, sarang burung ini sangat lezat, apakah ada lagi?"

“Kamu bukan ibu rumah tangga dan tidak tau harga beras mahal, bahkan ingin memakan sarang burung walet seperti nasi,” Kata Wulan mengikuti pertanyaannya.

“Nada berbicara kamu sama dengan Bibi Muray.” Kata Clara mengeluh.

"Nyonya biasanya sangat hemat. Kali ini dia membatu Nona Ester Pani membayar 600 juta. Dia pasti merasa sakit untuk sementara waktu," kata Wulan.

Clara juga mengerang, "Bibi Muray tidak membayar dengan sia-sia. Itu karena kakak Elaine mendorong Sepupu Ester untuk memakai pakaian bulu, yang membuat Nyonya Besar Sutedja marah dan mengakibatkan hal ini."

“Nona Elaine dan Nona Ester Pani tidak ada permusuhan, mengapa ingin mencelakainya?” Tanya Wulan bingung.

"Itu karena Marco. Ketika kami pergi untuk memilih pakaian, sepupu Ester kebetulan bertemu seorang penjahat. Dan Marco menjadi pahlawan bagi wanita, membantu sepupu Ester menyelesaikan masalah itu. Kemudian Elaine cemburu." Clara menjawab dengan sembarang.

"Nona Elaine dan Tuan Marco telah bercerai. Apa yang perlu dicemburukan lagi, Bukankah ini hanya mencari masalah untuk sendiri" Kata Wulan menggelengkan kepalanya.

Clara juga mencibir, "Masalah perasaan ini mana mungkin dengan mudah dilupakan. Marco juga mengetahui bahwa kakak Elaine berada di sana, tetapi dia tidak bisa menganggap tidak melihatnya. Mungkin masih tidak dapat melupakan Elaine. Aku melihat, Marco sengaja mendekati sepupu Ester, mungkin dia sengaja ingin membuat Elaine marah."

" Marco termasuk tipe yang setia juga ya. Jika aku adalah Nona Elaine, bahkan aku harus merendahkan hati, aku juga ingin balikan dengannya," kata Wulan kooperatif dengan Clara

Setelah dia selesai berbicara, kemudian melihat keluar, bayangan di pintu bergerak dan menghilang.

“Sudah pergi?” Clara tersenyum dingin.

“Iya.” Wulan mengangguk dan bertanya lagi, “ Clara, apa maksudmu sengaja mengatakan kata-kata ini kepada Elaine ?”.

Clara menyipitkan matanya, warna matanya sedikit dingin, senyum serta suaranya juga dingin. "Tentu saja aku ingin dia pergi mencari Marco."

“Apakah Elaine benar akan balik mencari Marco?” Wulan mengira tidak mungkin. Kemarin pada saat Marco dalam kesusahan dan ia meninggalkannya. Sekarang keluarga Ortega telah bangkit kembali, jika dia tidak merasa malu dan berbalik mencarinya berarti mukanya setebal tembok kota. Tembok kota juga tidak melakukan hal yang memalukan seperti ini..

"Bisa terjadi. Ketika mimpinya untuk menikah dengan keluarga orang kaya raya telah hancur, dia akan melihat balik," kata Clara menyindir.

Dia memiliki pemahaman tertentu terhadap Rina dan anaknya.Di mata mereka, selama mereka bisa mendapatkan manfaat, tidak mementingkan apakah hal tersebut malu atau tidak.

“Bahkan jika Elaine ingin balikan, tetapi Marco belum tentu akan menerimanya.” Wulan masih binggung.

Bahkan jika Elaine tidak malu kemudian mencarinya lagi, Marco juga tidak akan menerimanya dengan murahan.Jika Marco benar memiliki ingatan yang buruk, sembuh dari luka kemudian lupa rasa sakit, tetapi dulu Elaine hampir seperti menginjak martabatnya dibawah kaki bagaikan gelembung.

Clara mendesah pelan, dan cahaya dimatanya bergetar. "Tentu saja Marco akan menerimanya."

Jika dia tidak berpura-pura baikan dengan Elaine untuk sementara, bagaimana dia bisa membalas dendam terhadap Elaine ?

Clara juga mengetahui sifat Marco, harga dirinya sangat kuat, penghinaan yang pernah dideritanya pasti dia akan membuat Elaine membayar dua kali lipat.

"Seekor kuda yang baik tidak makan rumput yang lama. Setelah Elaine berbalik, dia akan mati karena dirinya." Clara juga berkata dengan pelan dan tidak ada suhu di suaranya.

Kematian sang ibunya masih jelas, dan dia tidak akan pernah melupakan. Mereka baru saja menyepakati untuk memulai hidup baru. Dalam sekejap, ibunya langsung memejamkan mata untuk selamanya dan berubah menjadi tubuh yang dingin dan kaku.

Orang jahat seperti Elaine, bagaimana mungkin Clara akan membiarkannya.

Ada pepatah yang bagus, bukan tidak ingin membalasnya, tetapi waktunya belum tiba.

“Sarang burung jika tidak dimakan habis, dingin dibuang.” Suara Wulan memotong pikiran Clara.

Dia mengangkat sarang burung itu dan menghabiskan dalam dua atau tiga suap kemudian berjalan keluar dari dapur.

...

Keesokan harinya, Rina membawa hadiah untuk mengunjungi Nyonya Besar Sutedja secara pribadi, tetapi ia bahkan tidak dapat memasuki pintu rumah Sutedja.

Sebagai kepala dari empat keluarga besar, keluarga Sutedja memang bukan sembarang orang dapat memasuki. Namun, keluarga Sutedja juga tidak melakukan terlalu sadis, meskipun Nyonya Besar Sutedja tidak ingin melihat Rina, tetapi dia menerima hadiah itu dan menyatakan akan mendamaikan masalah ini..

Yang paling penting adalah pengurus rumah tangga yang menyampaikan makna Nyonya Besar Sutedja, berharap Rina beserta anggota keluarganya untuk ikut serta dalam pameran lukisan yang diadakan oleh Nyonya Besar Sutedja pada akhir pekan.

Rina membalas dengan gembira.

Setelah mengetahui hal ini, Nenek Santoso sangat gembira sampai tidak bisa menutup mulutnya. Meskipun ketinggalan di lelang amal, untungnya, pameran lukisan Nyonya Besar Sutedja juga mendapat dukungan dari banyak nyonya kaya. Nenek Santoso berpikir hal ini seperti telah ngantuk kemudian diberikan bantal.

Ester kurang tertarik dengan hal ini, dan sekarang jika dia memngingat Nyonya Besar Sutedja dia merasa bingung.

"Nenek, kamu jangan paksa aku lagi. Aku tidak mau pergi ke pameran. Sungguh memalukan jika pergi ke sana. Nyonya Besar Sutedja juga tidak akan menyukaiku."

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu