Suami Misterius - Bab 160 Bekerja Sama Kapan Saja

“Kamu tidak tahu betapa berbahayanya tadi barusan, sedikit lagi kamu akan dikenali orang.”

“Terus kenapa kalau dikenali orang? Aku dan Wilson memalukan untuk terekspos?” tangan Rudy yang bersih memegang setir mobil, ia berbicara dengan nada yang datar.

Clara tanpa sadar memutar bola matanya, hubungan mereka memang tidak jelas dan masuk di akal, ayah dan anak ini memang tidak bisa terekspos.

Namun hal ini juga tidak bisa dikatakan dengan cara seperti itu, Clara hanya bisa menghela nafas, “Aku memulai debut sebagai orang yang belum menikah, dan tiba-tiba muncul seorang putra sebesar ini, begitu masalah ini terungkap, pasti akan timbul kecurigaan yang membodohi publik.”

“Ada begitu banyak selebriti yang menikah diam-diam, tidak ngefek kalau bertambah seorang,” kata Rudy dengan iba.

“Orang-orang menikah dengan tersembunyi. Aku dan kamu tidak memiliki hubungan pernikahan.” Clara membalas.

Rudy tertawa setelah mendengar itu, “Apa kamu menyalahkanku karena tidak menikahimu?”

Clara : “…………”

Clara bersumpah ia tidak pernah berpikir seperti itu. Terlebih lagi, kartu keluarganya masih di tangan Yanto. Yanto masih berpikir untuk mempromosikan dengan harga yang tinggi. Bagaimana mungkin membiarkannya menikah dengan pengangguran, bukannya mendapatkan untuk, malah harus menombokinya.

“Sebenarnya, kita dengan seperti ini saja sudah cukup bagus.” Clara menoleh memandang Rudy, dan berkata dengan ragu-ragu.

Cukup bagus? Darimana bagusnya! Dia masih berencana untuk tidak mempublikasikan mereka seumur hidupnya.

Meskipun Rudy tidak setuju dengan keputusan Clara, namun ia akan bersabar dengannya dan tidak akan terburu-buru memaksanya untuk memberikan janji suci itu.

Dengan kondisi mereka yang seperti ini, pada dasarnya sudah cukup memuaskan, jadi untuk saat ini seperti ini saja dulu. Mungkin, mereka sama-sama butuh waktu.

“ Clara, aku tidak akan memaksamu untuk membuat keputusan, tetapi selama kamu bersedia, aku akan bekerja sama kapan saja.”

Kerja sama yang dimaksudkan Rudy, tentu saja bekerja sama dengannya dalam hal menikah.

“Hmm, terima kasih atas kerjasamamu. Sekarang fokuslah mengemudi.” Clara memeluk anaknya, meskipun berkata demikian, tetapi ada senyum yang tidak bisa disembunyikan diwajah Clara.

Dia tidak berani dengan mudah mengikat janji dengan Rudy, karena ada beberapa hal yang tidak bisa ia kendalikan. Tetapi Rudy jelas telah berjanji padanya bahwa hatinya akan tetap menunggunya, perasaan ditunggu oleh seseorang dan dilindungi seperti ini kalau dipikir-pikir lumayan juga.

Mobil perlahan-lahan melaju ke basement apartemen. Rudy yang pertama turun dari mobil, ia membuka pintu belakang, dan membawa anaknya keluar dari mobil. Kemudian, ia berjalan ke belakang dan mengeluarkan tas belanja dari bagasi.

Satu tangan ia menggendong anaknya, dan memegang tas belanja di tangan satunya, namun langkahnya masih terlihat mantap.

sementara Clara mengikutinya dari belakang dengan tangan kosong, ia cukup mengikuti langkahnya.

Setelah ketiganya sampai dirumah, Wilson diserahkan kepada Sus Rani.

Sus Rani memandikan anaknya, lalu kemudian menemaninya membaca buku dongeng, dan menidurkannya.

Sementara Rudy dan Clara, keduanya masih belum tidur bersama, sehingga mereka masih tidur di kamar yang terpisah.

Clara sepertinya sudah terbiasa tidur di kamar tamu, begitu kepalanya menyentuh bantal, ia langsung tertidur dengan sangat cepat.

Belakangan ini ia sangat sulit mengantuk, ia hampir setiap pagi tidur sampai terbangun sendiri, tapi sekarang malah ada seseorang yang menggangu tidurnya.

Ponsel di meja samping tempat tidur terus berdering. Nada deringnya baru diganti dengan nada dering suara petasan. Suaraya cukup menusuk telinga.

Clara menutupi semua tubuhnya di bawah selimut, ia mengulurkan tangannya dengan malas, lalu meraba-raba di luar selimut, dan akhirnya menyentuh ponselnya.

Dia refleks langsung menekan tombol jawab, suaranya yang masih belum sadar dari tidur terdengar serak, berkata dengan nada tidak senang : "Sebaiknya kamu punya hal yang serius, jika tidak, jangan salahkan aku marah padamu.”

“Ini hal yang lebih serius dari hal serius lainnya, Elaine Muray hamil.” Di balik telepon, suara Melanie penuh kegembiraan, seolah-olah dia yang hamil.

“Apa?” membuat Clara langsung terduduk dari tempat tidur, dan langsung tersadar.

Marco dan Elaine belum lama ‘Rujuk’, ia juga tidak tahu apakah ini baik atau tidak, kehamilan ini ternyata terjadi begitu cepat.

“Elaine hamil, tidak diragukan lagi,” Melanie berkata lagi.

Hal ini terkuak karena kecerdikkan Vivi, karena Elaine langsung muntah melihat sepiring kaki sapi saus kecap, Vivi merasa ada sesuatu yang janggal, dia saja melihat irisan kaki sapi dalam saus kecap rasanya ingin meneteskan air liur, bagaimana bisa ada orang muntah melihat itu.

Vivi tiba-tiba teringat menantunya Henzel, menantunya Henzel yang biasanya rakus ketika makan akan begitu ketika hamil, makanan apapun yang dimakan akan langsung ia muntahkan.

Vivi langsung bersemangat, apakah Nona Elaine juga hamil?

Bisa dikatakan Vivi benar-benar cerdik, ia tidak mungkin bertanya pada Elaine langsung apakah dia benar-benar hamil, dan lebih tidak memungkinan untuk membawanya ke rumah sakit. Namun, Vivi punya caranya sendiri.

Vivi bergegas membantu Mbak Li yang bertugas membersihkan rumah, ia membersihkan semua sampah di tong sampah di mansion keluarga Santoso, lalu di kamar mandi lantai dua, ia menemukan sebuah alat tes kehamilan bergaris dua.

Tuan rumah wanita di vila ini bisa dihitung dengan jarinya. Alat tes kehamilan ini pasti bukan milik nenek Santoso dan Rina, maka hanya ada Ester dan Elaine yang tersisa.

nenek Santoso sangat ingin Ester menikah dengan keluarga kaya, ia pasti akan dengan ketat memperhatikannya, Ester juga tidak akan sembarang dengan pria. maka, hanya Elaine yang tersisa.

Clara sungguh salut kecerdikan Vivi. Ia memutuskan untuk menggaji Vivi.

Elaine sedang hamil, ini merupakan berita yang baik. Clara merasa bahwa ia perlu mengajak Marco untuk makan, dan sama-sama merayakannya.

Clara langsung kehilangan rasa kantuk, ia kemudian bangun dari tempat tidurnya dengan kaki telanjang.

Setelah mencuci muka dan mulutnya, ia sengaja mengenakan gaun selutut berwarna putih salju yang baru saja dibeli, ia juga merias wajahnya dengan cantik.

Seiring berjalannya waktu, banyak hal yang sudah tidak ia pendam di dalam hatinya. Ia dan Marco sudah tumbuh bersama sejak kecil, dan masa itu tidak bisa dilupakan begitu saja.

Marco pernah berkata bahwa rok putih adalah yang paling cocok untuknya, sama seperti hatinya yang juga bersih dan sempurna.

Ini bukanlah kata-kata gombal, dan ucapan ini sangat melekat dalam hati Clara. Maka, setiap mereka berkencan, ia sengaja mengenakan gaun panjang berwarna putih, di dalam lemari pakaiannya, yang paling banyak adalah gaun berwarna putih.

Elaine juga pernah berkata dengan wajah masam: setiap kali ia mengenakan pakaian putih saat berkencan, ia sama seperti orang yang sedang berkabung, terkesan tidak baik.

Clara juga merasa, bahwa kata-kata Elain benar juga, sehingga hubungannya dan Marco tidak bisa berakhir dengan baik.

Clara sudah selesai berdadan dan bersiap keluar, ketika melewati ruang tamu, ia baru menyadari Rudy sedang duduk di sofa sambil membaca koran.

“kenapa kamu hari ini tidak keluar?” Clara reflek bertanya.

Mendengar itu, Rudy mengangkat kepalanya, harusnya hari ini ada rapat dengan video call, karena iba-tiba ada sedikit masalah di kantor, maka rapat untuk sementara dibatalkan.

Rudy menatapnya dengan dalam dan tenang, Clara berdiri di sana, rambut hitam panjangnya tergerai di padukan dengan gaun putih, ia seperti bunga lily yang bermekaran di bawah sinar matahari, berdiri dengan tegak dan anggun.

Rudy tersenyum tipis, ia bertanya dengan lembut, “Apakah hari ini kamu ada pemotretan?”

Clara tidak tahu harus menjawab apa. hatinya bergumul, apa harus berkata jujur? Baiklah mari jujur!

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu