Suami Misterius - Bab 815 Sedang Mengikhlaskan Dirinya Dengan Perlahan-lahan

Wilson terus ketiduran hingga sore hari, setelah puas tidurnya, dia menjadi semakin semangat dan ceria.

Clara menemani anaknya menyusun puzzle, Wilson sangat pintar sekali, meskipun Clara telah fokus menyusunnya, namun tetap saja tidak bisa mengalahkan Wilson.

“Mama lambat.”

Wilson mengulur lidah dan mengejeknya.

Clara memeluk anaknya ke dalam pelukannya, lalu mengelus kepalanya dengan pipi sendiri.

“Mama begitu bodoh, jadi kamu harus menemani di sisi Mama untuk selamanya, lalu melindungi Mama, mau ?”

“Iya.”

Wilson mengangguk dengan serius.

Clara menunduk dan mencium pipi anaknya, matanya yang menjadi basah lagi dalam seketika.

“Mama, kamu kenapa menangis lagi ?”

Wilson bertanya dengan reaksi serius.

Clara menunduk dan menghapus bekas air matanya, lalu tersenyum dan mengangguk, “Mata Mama masuk debu.”

“Wilson bantu tiup ya.”

Wilson mendekati tubuh Clara dan mencibir bibir, lalu meniup ringan pada mata Clara.

Pipi Clara menjadi sedikit gatal karena tiupan Wilson, dia menekan Wilson ke atas kasur dan mulai mengusiknya.

Wilson tertawa terbahak-bahak karena bermain.

Setelah melewati masa keriangan, langit di luar jendela juga menjadi gelap dengan tanpa sadar.

Clara berkata pada Ardian :”Hari ini aku yang temani Wilson, ibu istirahat saja di rumah.”

Ardian mengangguk, “Suruh Rudy temani kalian saja.”

Clara sedikit menunduk kepala, lalu berkata dengan nada datar dan tanpa ekspresi :”Suruh dia yang antar ibu saja, malam tidak ada keperluan apapun juga, aku sendirian saja sudah cukup.”

Ardian jelasnya juga terbengong sejenak, lalu dengan refleksnya menoleh ke arah Rudy, reaksi wajah Rudy sangat serius dan tidak menampakkan emosional apapun, dia hanya berkata dengan nada datar, “Aku yang antar ibu saja.”

Setelah itu, Rudy langsung berjalan ke arah luar.

Mobil berkendara stabil pada permukaan jalan raya hingga halaman villa.

Rudy dan Ardian turun secara bergiliran, lalu berjalan masuk ke dalam villa rumahnya.

Ardian masuk terlebih dahulu ke dalam dapur, lalu memesan pembantu untuk menyiapkan beberapa makanan kesukaan Clara dan Wilson.

Ardian terus memperhatikan pembantu yang membungkus makanan, lalu menyuruh supirnya yang mengantar ke rumah sakit.

Setelah itu, dia naik ke lantai atas untuk mencari Rudy.

Rudy tidak berada di dalam kamar dan malahan berdiri di balkon luar, satu tangannya sedang menahan di pagar, satu tangannya lagi menjepit sebatang rokok yang sedang menyala.

Matanya sedang menatap ke arah langit, pada saat ini, seluruh langit menjadi gelap, bayangan punggungnya yang tegap seolah-olah berpadu satu dengan langit tersebut.

Ardian melihat bayangan punggungnya yang kesepian dan putus asa, lalu mengeluh nafas ringan.

Setelah itu Ardian melangkah menghampirinya.

“Ibu.”

Rudy membuang asap rokok dan membuka mulut dengan nada datar.

Ardian mengulur tangan untuk merebut rokok di jarinya, lalu mengerut alis dan berkata :”Kamu waktu dekat ini terlalu sering merokok.”

Rudy mengerut bibirnya, lalu menjawab dengan nada datar :”Mungkin terlalu lelah, merokok untuk meredakan kelelahan.”

Ardian tentu saja tidak mungkin percaya dengan penjelasannya, dia hanya bertanya dengan nada serius, “Kamu dan Clara terjadi masalah ya ?”

Dia tidak buta, anak dan menantunya sudah hampir tidak berinteraksi apapun, jelasnya hubungan mereka sudah terjadi masalah.

Rudy mengerut alis, seluruh aura tubuhnya menjadi dingin dan menekan.

“Ada sedikit masalah, aku bisa selesaikan sendiri.”

Rudy berkata.

Ardian mendengarnya hanya mengeluh nafas berat, “Kalian ayah dan anak memang mirip sekali.

Kalian lelaki keluarga Sunarya, memang terlalu berambisi liar.

Makanya, saat itu Bahron juga rela mengikhlaskan aku, aku sama sekali tidak merasa heran.

Meskipun mengulang sekali lagi, dia tetap akan membuat keputusan yang sama.

Jadi, kalau kamu ? Kamu juga mau mengikhlaskan Clara ya ?”

Setelah mendengarnya, Rudy mengerut alis dan menoleh ke arahnya, lalu menjawab :”Aku tidak pernah berpikir seperti itu.”

“Tetapi semua tindakanmu saat ini, jelasnya sedang mengikhlaskan dirinya dengan perlahan-lahan.

Dengan usia Clara di saat ini, justru adalah usia yang paling membutuhkan bujukan pria, kamu tidak ada di sisinya dalam waktu yang begitu lama, hubungan jarak jauh memang mudah memicu permasalahan.

Lagi pula, keluarga Sunarya sangat berkedudukan, jelasnya dia sama sekali tidak pernah tenang.

Pada saat dia merasa sedih dan sakit hati, dia harus menahan dan menghadapi sendirian, kalau begitu buat apa juga dia memiliki suami seperti kamu ! Aku tahu, kamu sekarang dalam masa berjuang untuk masa depan.

Kamu ingin mengimbangi keluarga dan karir, Rudy, jujur saja, benaran sangat susah.”

“Bagaimana dengan ibu dan ayah ?”

Rudy berkata.

“Kami berbeda.”

Ardian menggeleng kepala, lalu lanjut berkata.

“Aku mengakuinya, aku memang tidak bisa melupakannya.

Tetapi hubungan kami dapat pulih kembali, alasan utamanya dikarenakan kamu.

Aku di umur sekarang, sudah tidak perhitungan lagi dengan berbagai masalah, hubungan mesra dan perasaan cinta juga sudah pudar.

Apabila terjadi pada Ardian dan Bahron pada saat itu, belum tentu juga bisa bersama hingga akhir.

Oleh sebab itu, Rudy, seandainya kamu masih menginginkan cinta dan keluargamu, tidak mungkin bisa apabila kamu tidak mau mengalah.

Kamu coba berpikir sendiri lagi.”

Ardian selesai menasihati, langsung menepuk bahunya dan berkata lagi, “Sudahlah, jangan tiup angin di tempat ini, makan saja dulu.”

Rudy mengangguk, lalu meninggalkan balkon bersama Ardian.

…. Satu minggu kemudian, Wilson telah sembuh dan meninggalkan rumah sakit.

Clara mengurus prosedur keluar rumah sakit, lalu meminta Tamtam datang menjemputnya.

Pada saat Wilson menginap di rumah sakit, banyak orang yang datang menjenguknya, hadiah yang diterima Wilson telah memenuhi satu bagasi mobil.

Tamtam sambil menyimpan barang dan sambil bertanya :”Kamu bertengkar dengan abang ipar ya ?”

“Tidak ada.”

Clara berkata dengan datar.

“Kamu merasa aku bodoh ya, kalau tidak bertengkar, kenapa kamu tidak pulang ke rumahmu sendiri, malahan suruh aku yang menjemputmu.”

Tamtam berkata lagi.

“Tidak bertengkar.”

Clara mengulangi sekali lagi.

Dengan sifat Rudy yang begitu serius dan datar, Clara juga tidak bisa bertengkar dengannya.

Pada kenyataannya, mereka tidak bertengkar, malahan hanya merasa kurang cocok lagi dan bermaksud untuk bercerai saja.

Tamtam melihat Clara yang tidak ingin banyak berbicara dan juga Wilson masih berada di sisi mereka, sehingga dia tidak enak untuk banyak bertanya lagi.

“Sudahlah, aku tidak banyak campur lagi.

Saat ayahku bertanya padamu, kamu pikir saja bagaimana menjawabnya.”

Setelah selesai berbicara, Tamtam langsung memeluk Wilson ke dalam mobilnya dengan bersenang hati, pada saat dirinya ingin menutup pintu, ada sebuah tangan yang mengulur melalui jendela mobil dan menahan pintu mobilnya.

Tamtam mengangkat mata dan menoleh ke luar jendela, ada seorang wanita pucat dan seorang anak laki-laki yang sedang berdiri di samping mobil, satu tangan wanita tersebut sedang menahan pintu mobil, satu tangannya lagi sedang menggandeng anaknya.

Tamtam merasa jangan-jangan ini pengemis ya ?

Akan tetapi, pakaian di tubuh wanita tersebut beserta anaknya malahan sangat mewah.

Pengemis yang masih berpakaian mewah seperti ini, jelasnya masih baru dan tidak berpengalaman.

Tamtam sedang merasa ragu apakah harus bersedekah dan mengusir orangnya, Wilson yang berada di dalam pelukannya tiba-tiba berkata :” Dodo ?”

“Tuan muda Sunarya, Dodo yang tidak sopan sehingga membuat Anda terluka.

Aku sudah memukulnya dengan mati-matian, tolong jangan berkenan lagi, tolong ampuni kami.

Aku mohon padamu, tolong memberikan jalan hidup kepada kami…”Wanita tersebut sudah tidak ada gaya angkuh seperti sebelumnya lagi, saat ini dia hanya terus membungkuk pinggang terhadap Wilson.

Wajah kecil Wilson terpenuhi dengan reaksi bingung, bagaimanapun dia hanya anak kecil yang baru berumur empat tahun, sehingga tidak mengerti dengan dunia orang dewasa, oleh sebab itu, dia tetap saja merasa bingung dengan pembicaraan wanita tersebut.

Setelah melihat demikian, Clara buru-buru berjalan menghampiri dan menarik lengan wanita tersebut.

Setelah itu dia berkata pada Tamtam, “Kamu bawa Wilson pulang dulu, aku naik taksi.”

Tamtam mengangguk, lalu memerintahkan kepada supir untuk berkendara pergi.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu