Suami Misterius - Bab 739 Tidak Ada Yang Salah Dengan Melindungi Istri

Rudy turun ke bawah melalui tangga kayu solid, berjalan memasuki dapur, mengambil sebotol air mineral es dari dalam kulkas, membuka tutup botol baru saja minum seteguk, dari belakang terdengar suara berat dan tulus.

“Tengah malam minum air es, apakah tidak peduli dengan lambungmu lagi!”

Dengan wajah tenang, mengambil gelas minum dari dalam lemari, menuangkan setengah gelas air minum dingin biasa dan memberikannya pada Rudy.

Rudy mengangkat sudut bibir, tersenyum hangat, menerima gelas minum, dan meminum setengah gelas air.

“Masih belum tidur?”

“Iya.

Masih ada beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan.”

Rudy memegang gelas, dan menjawabnya.

Bahron mengangguk, berpesan, “Pada tahap ini, kamu harus mengutamakan pekerjaan dulu, masalah di rumah, sebisa mungkin jangan melibatkan terlalu banyak tenaga untuk hal itu.”

“Jadi maksudmu adalah, tidak peduli terjadi masalah apa pun di rumah, aku juga tidak perlu bertanya?”

Rudy mengangkat alisnya, ekspresi di wajah dingin sekali.

“Tidak akan terjadi masalah besar di rumah.

Kali ini, masalah kakak mu hanya sebuah kecelakaan, orang kalau sudah berumur, sulit dihindari sifat akan sedikit aneh.

Kamu sudah menunjukkan sikapmu, kakak mu juga sudah minta maaf, biarkanlah masalah ini berlalu.

Bagaimanapun Clara adalah junior, jika masalah sampai heboh, tidak baik juga bagi reputasinya.

Bahron berkata dengan perasaan mendalam.

Mengenai masalah ini, dia telah bicara serius pada ibunya.

Jika para kerabat itu hanya bisa membuat keluarga tidak tenang, kelak juga tidak perlu berhubungan lagi.

“Aku tidak peduli dengan reputasi, tapi wanitaku, siapa pun tidak boleh menindasnya.

Semboyan yang sering diteriakkan dalam pasukan ‘melindungi keluarga membela negara’, jika keluarga saja tidak bisa dilindungi dengan baik, maka aku juga tidak perlu menjabat sebagai jenderal lagi.”

Rudy selesai bicara, meletakkan gelas minum di tangannya ke atas meja dapur.

Mata Bahron tertuju ke gelas minum itu, melihat air dalam gelas sedikit bergoyang.

Dia merasa tidak berdaya dan tertawa, sifat anak ini, sama persis dengan dia saat masih muda.

“Sudahlah, tahu kalau kamu melindungi istrimu, juga tidak ada yang salah dengan itu.”

Bahron mengulurkan tangan, menepuk bahu Rudy sejenak.

Bahron juga termasuk seorang pelatih, tangan agak bertenaga, kebetulan menepuk bekas luka gigitan Clara.

Rudy sedikit mengerutkan kening, tanpa sadar menyamping untuk menghindar.

“Kenapa?

Terluka?”

Bahron penuh kekhawatiran bertanya, beberapa waktu lalu, dalam pasukan baru saja melakukan latihan tempur yang sesungguhnya.

Bahron mengulurkan tangan menarik baju Rudy, Rudy tidak sembunyi, juga tidak ingin sembunyi.

Kancing kemeja terbuka dua karena ditarik, menunjukkan sebagian besar bahunya.

Kulit sehat Rudy yang berwarna sawo matang, otot-otot bahu yang kuat, di atas ada sederet bekas gigitan yang jelas sekali, selain itu, masih ada beberapa bekas mesra.

Bahron: “…….” Dia menarik kembali lengannya, ada sedikit batuk canggung.

“Sudah malam sekali, kamu pergi kerja saja, lalu, bergegas pergi istirahat.

Besok pagi, aku akan menyuruh Bibi Liu memasak sup ayam untuk menambah energimu.”

Bahron berkata.

Pekerjaan memang penting, keturunan juga penting, saat ini, keluarga Sunarya hanya ada Wilson saja, memang sangat kesepian.

“Eng.”

Rudy menjawab sepatah, meninggalkan dapur dan naik ke lantai atas.

Kemudian, Bahron juga kembali ke kamar.

Di dalam kamar, Ardian sedang ganti baju tidur, dia baru saja kembali dari kamar nenek Sunarya.

“Kamu ke tempat mama?”

Bahron bertanya.

“Eng.”

Ardian mengangguk.

“Apa yang mama katakan?”

“Ibu adalah orang yang bisa membedakan salah dan benar, merasa apa yang dilakukan Rudy juga tidak salah, tapi bagaimanapun adik kandung sendiri, dia juga tidak enak menyalahkannya, Rudy yang keluar untuk bicara, posisinya lebih tepat.”

Ardian selesai bicara, merasa tidak berdaya, "Tidak tahu apa yang salah dengan Bibi Muda Xie ini, dari mana mendapatkan prasangka yang begitu besar terhadap Clara.

Apakah ada orang yang mengatakan sesuatu di hadapannya?

Jika sampai aku tahu siapa yang begitu banyak mulut, aku pasti tidak akan memaafkannya."

Bahron mendengarnya, langsung tertawa lepas, "Tidak menyangka kamu begitu melindungi Clara?

Aku selalu mengira kamu tidak terlalu suka dengan menantu ini.

Selalu memarahinya dengan wajah cemberut."

"Aku sangat menghargainya, sehingga baru bersedia mengajarinya."

Ardian berkata secara alami.

Di antara ibu mertua dan menantu, walaupun memiliki banyak perbedaan, juga hanya permasalahan dalam rumah tangga.

Ketika menghadapi orang luar, tentu saja akan bersatu menghadapi orang luar.

Bahron juga ganti baju tidur dan naik ke ranjang, punggung bersandar di sandaran ranjang, berpesan: "Tenaga mama terbatas, selama beberapa tahun ini, ada banyak masalah hanya bisa pura-pura tidak tahu dan membiarkannya berlalu.

Kamu sebisa mungkin jaga keluarga ini, dalam keluarga ini, tidak boleh sampai terjadi kekacauan internal.

Posisi Rendi saat ini sangat penting, masalah seperti marah besar hanya karena seorang wanita, sebisa mungkin jangan sampai terjadi lagi.

Jika tidak, bukankah sedang mengekspos kelemahan di depan orang lain, apa menunggu orang datang menangkapnya.”

Ardian mengangguk, menyatakan setuju.

......sudah beberapa hari Clara tidak tidur senyenyak ini.

Bangun tidur, sudah keesok pagi jam 09.00.

Dia bangun dan duduk di atas ranjang, merentangkan lengan, sambil meregangkan pinggangnya dengan malas, merasa sangat nyaman sekali.

Rudy membuka pintu dan masuk ke dalam, langsung melihat wanita kecilnya.

Dia duduk di atas ranjang, rambut hitam panjang terurai sampai ke pinggang, sinar matahari pagi memancar masuk ke dalam melalui jendela.

Dirinya bagaikan sedang bermandikan sinar matahari hangat, ekspresi di wajah indah dan nyaman.

Punggungnya yang tegak sedikit bersandar di pintu, melihat senyuman di sudut bibirnya, suasana hati juga ikut membaik.

"Sudah bangun?"

"Eng."

Clara mengangguk, lalu meregangkan pinggang malasnya hingga agak lama.

Rudy berjalan ke sana sambil tersenyum, mengulurkan tangan membelai kepalanya, pandangan mata sangat lembut dan memanjakan.

“Apakah tidur nyenyak?”

Dia bertanya.

“Iya, cukup baik.”

Clara mengulurkan tangan, lalu melingkar ke lehernya, tersenyum manis menjawabnya.

“Turun ke bawah untuk makan dulu.

Perut kosong akan terasa tidak nyaman.”

Dia berkata dengan suara lembut.

Clara menganggukkan kepala, pandangan tertuju ke kemeja putihnya, “Apakah hari ini kamu akan kembali ke pasukan?”

“Iya, jam 10.00 pagi ada rapat yang agak penting, harus segera kembali.”

Rudy selesai bicara, memberi kecupan di bibir merahnya yang sedikit terangkat, “Nanti akan luangkan waktu untuk pulang menemanimu, sayang.”

Sedikit banyak Clara merasa kecewa, tapi tetap patuh melepaskannya.

Keduanya turun ke bawah sambil berpegangan tangan.

Di aula lantai satu, nenek Sunarya dan nenek Xie sedang menonton, Su Loran pagi-pagi sudah datang, sedang menemani mereka nonton bersama.

“Nenek, kakak, Loran, pagi.”

Clara menyapa dengan sopan.

“Sudah tidak pagi lagi.”

nenek Xie berkata dengan datar.

“Sekarang jam 09.00, masih termasuk jam pagi, tidak mungkin aku mengatakan selamat siang padamu bukan.”

Clara menjawabnya.

nenek Xie : “……sungguh mulut yang tajam.”

“Terima kasih atas pujianmu.

Aku pergi sarapan dulu.”

Clara selesai bicara, berbalik dan jalan ke arah dapur.

nenek Xie : “……” Clara selesai sarapan, ketika kembali lagi ke aula, mendengar nenek Sunarya sedang bicara dengan nenek Xie.

“Pagi ini aku harus menghadiri pesta pernikahan cucu seorang temanku.”

Kamu tinggal di rumah sendirian juga membosankan.

Kamu sudah bertahun-tahun tidak kembali ke Jing, suruh Clara menemanimu berkeliling saja.”

Rudy mendengarnya, reaksi pertama adalah ingin membantu Clara menolaknya, namun, dia masih belum bicara, Clara sudah menjawab duluan: “Baik.”

Nenek, kamu tidak perlu khawatir serahkan saja kakak padaku.”

Clara menatap nenek Xie, mata bersinar terang, tersenyum seperti seekor rubah kecil yang licik.

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu