Suami Misterius - Bab 512 Aturan

“Viona!” nenek Sutedja memukul meja dengan telapak tangannya. “Semua yang ada disini adalah para senior, bagaimana kamu bisa menyela pembicaraan.”

Viona tidak menyangka nenek Sutedja tiba-tiba emosi, wajahnya menjadi pucat karena terkejut, ia menggigit bibirnya dan tidak berani berbicara.

Clara menundukkan kepala, ia duduk disana dengan tenang, tubuhnya agak gemetar, menahan tawa sungguh menyiksa.

Nalan Vi merupakan orang yang begitu penuh intrik, bagaimana bisa membesarkan seorang putri yang bodoh seperti dia. Marsha masih ada disana, ketika Viona mengatakan hal ini, jelas sedang mempermalukan Marsha . nenek Sutedja tidak marah baru aneh.

Dan Nona Li ini sungguh pintar menahan diri, dia tetap bersulang dengan Clara seperti biasanya, tetapi usia Marsha sedikit lebih tua dari Clara. sebutan “Bibi” benar-benar sulit keluar dari mulutnya, dan ia hanya memaksakan diri tersenyum pada Clara.

Karena Ia tidak menyapa, Clara hanya pura-pura bodoh dan menghemat angpaonya.

Setelah makan, Clara bersiap membuat alasan untuk kabur, tetapi siapa sangka, Nyonya Sutedja malah memintanya untuk tinggal di rumah keluarga Sutedja selama dua hari.

“Kali ini aku akan tinggal beberapa hari, aku dengar dari Rudy, belakangan ini kamu tidak memiliki jadwal syuting, Tinggallah disini menemaniku. Sungguh aneh jika sendirian,” kata Nyonya Sutedja sambil tersenyum ramah.

Hati Clara amat sangat tidak bersedia, tetapi ia tidak bisa menunjukkannya di ekspresi wajahnya, ia hanya mengangguk sambil tersenyum.

“Kamar Rudy, aku sudah menyuruh pelayan untuk membereskannya. Kamu tinggallah di sini dengan tenang, jangan merasa tidak nyaman. Nantinya, semua yang ada di sini akan menjadi milikmu dan Rudy. Mulai sekarang kamu harus belajar beradaptasi.”

Nyonya Sutedja berkata perlahan.

Setelah Revaldo dan Nalan Vi mendengar pembicaraan itu, raut wajah mereka langsung berubah. Setiap kal mereka teringat bahwa sertifikat property telah jatuh ke tangan Rudy, mereka merasa sangat kesal.

Clara tahu bahwa Nyonya Sutedja menahannya disini, karena ia ingin membuatk kesal orang Keluarga Sutedja. Tapi Clara benar-benar ingin mengatakan bahwa ketika ia melihat orang keluarga Sutedja juga kesal setengah mati.

Sudah jelas-jelas terlihat kalau kedua pihak saling membenci, tetapi mereka masih ingin bergabung bersama. Sungguh mencari kesulitan untuk diri sendiri!

Clara akhirnya tinggal di rumah keluarga Sutedja, untungnya di rumah keluarga Sutedja segalanya tidak kekurangan. Bahkan pakaian ganti sudah tersedia. Selera Rudy hampir sama dengannya. Didalam lemari terdapat pakaian-pakaian yang label mereknya saja belum dicopot. Itu semua diberikan oleh Nyonya Sutedja.

“Ardian juga gadis yang menyukai keindahan. Setiap tahun, ketika pergantian musim, pihak department store akan mengirimkan beberapa model terbaru kesini. Ada beberapa pakaian yang modelnya terlalu muda. Sehingga baju-baju itu hanya ia simpan di lemari tanpa dipakai sekalipun. Beberapa pakaian juga dikirim oleh ayah Rudy. Itu juga sengaja diberikan untuknya.” kata Nyonya Sutedja sambil tersenyum.

“Kakak di kopta Jing, apa ia baik-baik saja?” Tanya Clara.

“Bahron sangat memanjakannya, bagaimana mungkin dia tidak baik disana.” Nyonya Sutedja tersenyum penuh semangat, dan kemudian mendesah dan berkata, “Ia terlalu keras kepala. Sampai sekarang, ia masih menolak untuk menikah dengan Bahron. Kejadian pada saat itu, Bahron juga tidak bisa disalhkan sepenuhnya. Kalian tidak dilahirkan dalam keluarga ningrat, jadi kalian tidak merasa memiliki rasa tanggung jawab terhadap keluarga. Terlahir dalam keluarga ningrat seperti ini, menikmati kemuliaan dan rahmat yang diberikan oleh keluarga, adalah hal wajar untuk membayarnya, meskipun itu harus mengorbankan pernikahan dan kehidupanmu.”

Nyonya Sutedja adalah contoh hidup. Ketika ia pertama kali melihat Arima, ia tahu dia bukanlah pasangan yang baik. Tetapi pada saat itu, keluarga Tikar benar-benar membutuhkan Jalinan keluarga dengan Keluarga Sutedja.

Orang tuanya telah membesarkannya dengan baik, ketika tiba saatnya ia harus mengembalikan kepada orang tua dan keluarganya, mungkinkah ia bisa kabur begitu saja? Dia hanya punya pilihan untuk melakoninya saja.

“Rudy sungguh beruntung. Di bawah perlindunganmu, ia bisa menikahi siapa saja yang ingin ia nikahi.” Kata clara bercanda, dan ia berhasil mengalihkan topik yang sedih.

Nyonya Sutedja memandangnya dan tersenyum, ia berpikir di dalam hati, ia memang seorang gadis yang pandai.

“Makanya ia baru bisa menikahi seorang gadis kecil yang pintar sepertimu.”

Clara menjulurkan lidahnya kepada Nyonya Sutedja dengan ekspresi wajah kekanak-kanakan.

Sepanjang sore, Clara menemani Nyonya Sutedja di halaman sambil mengobrol dan berjemur. Setelah makan malam, orang-orang kembali ke kamarnya, Clara duduk di ruang tengah lantai pertama sambil menunggu Rudy pulang.

Dia pergi dengan begitu tergesa-gesa, Clara juga agak khawatir.

TV LCD di ruang tengah terus menyala, tetapi Clara tidak menontonnya. Namun pandangannya jatuh di satu titik, terlihat seperti tenggelam dalam pikirannya.

Clara dengan malas bersandar di sofa, menyelimuti tubuhnya dengan selimut tipis, ia memeluk bantal lembut di lengannya, dan terlihat sangat santai.

Nalan Vi keluar untuk mengambil sarang burung yang sudah dimasak. Ketika ia melewati ruang tamu, ia melihat Clara bersandar di sofa sehingga tidak bisa menahan diri untuk mencemoohnya, “Clara, ini sudah larut malam, kenapa tidak kembali ke kamar tidur?”

“Aku menunggu Rudy pulang.” Jawab Clara dengan nada sewajarnya.

Nalan Vi duduk di seberangnya, ia mengangkat dagunya dan berkata layaknya seorang kakak iparnya, lalu sekilas berkata, “Clara, kamu dilahirkan dalam keluarga kecil dan biasa, kamu mungkin tidak mengerti aturan keluarga konglomerat seperti kita. Keluarga Sutedja memiliki empat generasi, semua yang ada dirumah ini adalah para senior, kamu harus tahu bagaimana kamu bersikap.”

Setelah Clara selesai mendengarkannya, ia memandang Nalan Vi dengan pandangan kosong dan bertanya, “Mengapa aku tidak bisa mengerti perkataan kakak ipar. Aku sedang menunggu suamiku, dan bukan pria hidung belang diluar sana, bagaimana bisa dikatakan tidak sopan? Aku memang tidak mengerti aturan keluarga konglomerat di keluarga Sutedja, kakak ipar, coba ajarkan aku, aturan keluarga Sutedja mana yang melarang pasangan untuk saling mencintai?”

Nalan Vi terdiam, suaranya juga tercekat.

……

Pada saat yang sama, Rudy sedang mengadakan rapat darurat di perusahaan.

Proyek di kota tua secara resmi sudah diluncurkan, dan masalah yang paling sulit untuk diselesaikan adalah masalah dengan warga yang tinggal disana. Rudy sudah berulang kali menekankan jangan sampai ada korban, bahkan menyuruh Raymond untuk terus mengawasinya dengan ketat, tetapi tetap saja masih terjadi.

Seorang kepala tim konstruksi yang bertanggung jawab atas pembongkaran menyalakan mesin eskafator dengan inisiatifnya sendiri, dan dengan paksa membongkar rumah warga. Di rumah itu, ada seorang nenek tua lumpuh yang tidak memiliki kemampuan untuk melarikan diri, ia langsung tertimpa di dalam rumahnya dan tewas.

Jatuh korban jiwa, itu membuat masalah menjadi lebih besar. Ketika putra dan menantu di keluarga itu pulang, mereka menangis histeris dan begitu terpukul, di lokasi proyek itu dipenuhi oleh karangan bunga. Saat ini, proyek dihentikan sementara.

“Revaldo si berengsek itu cukup pandai bersembunyi, bisa-bisanya ia menyisipkan seorang penyelinap di tengah warga dipemukiman itu.” Raymond tidak bisa menahan amarahnya, ia sangat ingin merobek kulit Revaldo.

Namun Rudy malah terlihat tenang, ia menyalakan sebatang rokok, dan bertanya dengan polos, “Apakah berita itu sudah diblokir?”

“Sudah langsung diblokir. Tapi Revaldo sudah mengatur semua ini. Aku takut ia tidak akan membiarkan kita menekan berita itu begitu saja. Dia hanya perlu membuat sedikit rumor, hidung para wartawan itu lebih kuat daripada anjing, ketika itu akan sulit bagi kita untuk menahannya.” Kata Johan dengan nada kesulitan.

“Revaldo ingin membuat keributan besar, tetapi itu juga harus lihat apakah dia memiliki keberanian itu.” Rudy tersenyum dingin, tatapannya dingin dan mengerikan.

“Bagaimana dengan kepala konstruksi yang membongkar rumah itu?” Rudy bertanya lagi.

“Aku sudah menyuruh orang untuk membawanya ke kantor polisi. Membunuh orang harus mendapat balasan yang setimpal, polisi akan menjelaskan padanya." kata Raymond dengan wajah muram.

Rudy mengangguk dan berpesan, “Minta beberapa yang ahli investigasi untuk mengintrogasinya, sebaiknya bisa meminta dia untuk mengakui keterlibatan Revaldo.”

“Mengerti, aku telah memerintahkannya.” Setelah Raymond selesai bicara, lalu bertanya lagi, “Bagaimana cara menyelesaikan urusan dengan keluarga korban?”

Rudy menghela nafas dengan lembut dan menjentikkan asap ke ujung jarinya. “Tenangkanlah, persyaratan apa yang mereka ajukan, kita usahakan untuk memenuhinya.”

(=)

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu