Suami Misterius - Bab 861 Sudah Mengetahuinya Sejak Awal

Clara juga menatapnya dengan tatapan dingin dan berkata : “ Sepertinya kamu mengenalku dengan baik. Apakah kita adalah teman akrab? ”

Su Loran : “ . . . ”

Meskipun dia sedang tersenyum, tetapi jelas terlihat kecanggungan dari wajahnya.

Clara mengelus rambutnya dan kemudian berkata sambil tersenyum : “ Aku memang sudah terlahir cantik, jadi apapun yang aku pakai akan tetap terlihat cantik. Tidak seperti seseorang yang mengenakan gaun berwarna hijau dan merah cerah, benar-benar sangat vulgar. ”

Clara berbicara sambil memandang Su Loran dari ujung kaki sampai ujung kepalanya. Su Loran mengenakan gaun panjang berwarna hijau dengan mutiara antik berwarna merah di bagian dadanya. Meskipun terlihat sangat elegan, tetapi sangat tepat dengan perkataan Clara yang mengatakan ‘ hijau dan merah cerah ’.

Su Loran tidak memperdulikan komentar Clara tentang pakaiannya. Dia selalu sangat percaya diri dengan seleranya. “ Akhir-akhir ini aku tidak melihatmu, aku juga tidak mendengar kabar tentangmu dari media. Clara, bagaimana kabarmu? ”

“ Apa hubungannya denganmu? ” Clara menjawab dengan tidak sopan.

Su Loran tertawa dan melanjutkan : “ Aku mendengar bahwa Rendi sedang bertugas di perbatasan, aku mengira kamu pergi ke perbatasan untuk mengunjunginya. ”

“ Apakah Rendi sedang bertugas di perbatasan? Aku tidak tahu. Semua masalah tentara adalah rahasia militer, bagaimana kamu bisa mengetahuinya? ” Clara mengedipkan bulu matanya ang tebal dan bertanya.

Su Loran : “ . . . ”

Clara menjepit rambutnya di belakang telinga, lalu berkata : “ Nona Loran, daripada kamu memperhatikan kehidupan pribadi orang lain, kamu lebih baik segera menyelesaikan masalah kehidupanmu sendiri. Jika kamu menundanya lagi, aku khawatir kamu akan menjadi perawan tua. ”

Setelah selesai berbicara, Clara menoleh ke Luna dan berkata : “ Kak Luna, ayo pergi. Aku khawatir kita akan menjadi norak jika bersama dengan orang seperti ini untuk waktu yang lama. ”

Su Loran memandang Clara yang berjalan pergi dengan sepatu hak tingginya dengan kesal.

Clara dan Luna memasuki lokasi pelelangan dan mencari tempat duduk mereka.

Sebelum pelelangan amal dimulai, Luna memegang plat nomor sambil bertanya : “ Kenapa kamu membencinya? ”

“ Aku senang. ” Clara berkata.

Dia tidak memiliki ketrampilan seperti Rudy yang masih dapat berbicara dan tertawa dengan orang yang ingin menyelakainya sepanjang waktu. Dia sudah sangat menahan diri karena tidak menamparnya.

Selanjutnya, pembawa acara naik ke panggung dan mengumumkan acara pelelangan amal akan secara resmi dimulai. Pelelangan pertama adalah sepasang anting yang disumbangkan oleh bintang musik pop Sugar dengan harga awal seratus juta.

Mereka berdua bersahabat, jadi Clara pun memimpin untuk mengangkat plat nomor sebagai tanda kasih sayang kepada Sugar .

Kemudian, sepasang anting tersebut dilelang oleh seorang pemilik perusahaan elektronik seharga lima ratus juta rupiah. Dikatakan bahwa dia adalah penggemar setia Sugar .

Setelah memperbaiki dandanannya, Su Loran kembali ke lokasi pelelangan dan acara pelelangan amal pun sudah setengah jalan.

Dia melihat ke sekeliling dan menemukan ibunya.

Pada saat ini, Ibu Su sedang mengobrol bersama dengan seorang istri orang kaya.

Su Loran menyampiri mereka dan menyadari bahwa wanita tersebut adalah Nyonya Xu. Dia pun dengan sopan menyapa : “ Bibi Xu. ”

“ Su Loran, kamu menjadi semakin cantik. Pantas saja kamu menjadi seorang penari, kamu memiliki postur tubuh yang bagus dan sifat yang baik. Putraku masih terlalu muda, kalau tidak, aku pasti akan menjadikan Loran sebagai menantuku. ”

“ Jika aku memiliki seorang anak perempuan lagi, aku pasti akan menikahkannya dengan keluargamu. Siapa yang tidak tahu bahwa keluarga Xu adalah keluarga yang bermartabat. Putramu baru berusia dua puluh tahun dan merupakan siswa berprestasi di Universitas Harvard. Dia pasti akan memiliki masa depan yang cerah. Aiyah, ini semua karena keluarga berencana. ”

Ibu Su dan Nyonya Xu saling memuji dan tidak memperdulikan pelelangan di atas panggung.

Hanya Su Loran yang memperhatikan bahwa Clara menyumbangkan kalung berlian seharga enam miliyar sehingga menjadikannya pusat perhatian saat ini. Rendi benar-benar kaya dan selalu menjadikan istrinya sebagai pusat perhatian.

Setelah acara pelelangan selesai, Su Loran mengemudi dan membawa ibunya meninggalkan lokasi pelelangan.

Dalam perjalanan, Ibu Su secara tidak sengaja menyebutkan.

“ Aku mendengar dari Nyonya Xu bahwa Komandan Xu akan segera pensiun dan kemungkinan besar Ahmed yang akan mengambil alih posisi Komandan Xu . Jika Ahmed naik satu tingkat lagi, berarti dia sudah setingkat dengan Markal. Markal adalah orang yang bekerja di bidang teknologi, bagaimana bisa dibandingkan dengan kekuatan Ahmed?

Aiyah, jika aku mengetahuinya sejak awal, aku pasti tidak bersikeras dengan harapanku dan memilih Ahmed. Terlebih lagi, Ahmed sangat berkomitmen denganmu sehingga kamu dapat dengan mudah mengendalikannya. ”

Ibu Su menggelengkan kepalanya dengan menyesal, lalu menghela nafas dan bertanya : “ Loran, bagaimana kabarmu dengan Markal akhir-akhir ini? ”

Su Loran memegang setir dengan wajahnya yang memucat dan berkata : “ Akhir-akhir ini kita tidak saling menghubungi, mungkin tidak akan ada kelanjutan diantara kita berdua lagi. ”

“ Apa yang terjadi? Apakah kamu tidak mengunjungi ibunya? ” Ibu Su mengerutkan keningnya dan bertanya.

“ Aku sudah mengunjungi ibunya. ” Su Loran berkata : “ Setiap kali dia selalu menolak untuk bertemu denganku dengan alasan sedang tidak enak badan. ”

Karena dia telah menghasut Ibu Chen dan memintanya untuk membujuk Clara pergi ke perbatasan, oleh sebab itu, dia pun menjadi objek penolakan Keluarga Chen.

Setelah ditolak beberapa kali, Su Loran akhirnya menyadari bahwa akan sulit baginya untuk menjadi bagian dari Keluarga Chen lagi.

Mungkin ini juga merupakan salah satu rencana Ahmed.

Dia tidak pernah berencana untuk melepaskannya dan membiarkannya menjadi Nyonya Chen dengan lancar. Ahmed adalah orang yang sangat posesif, dia bahkan menghancurkan pernikahannya dengan Keluarga Chen dan menjadikan dirinya sebagai milik pribadinya.

Su Loran merasa bahwa dirinya benar-benar sangat bodoh sehingga dia dapat masuk ke dalam perangkapnya dan tidak pernah bisa kembali lagi.

Sayangnya, sudah terlambat baginya untuk menyesal. Dia tidak berani memberitahu ibunya tentang masalah ini, karena ibunya pasti akan memarahinya atas kebodohannya.

“ Mungkin keluarga Chen sudah memiliki pasangan yang lebih baik. Aku juga hanya dianggap karena kecantikanku. Meskipun Keluarga Sunarya dan Keluarga Sun sangat terkemuka, tetapi putri kandung dan putri angkat sangat dibedakan, dan aku hanya ditakdirkan sebagai orang luar. ”

Setelah mendengar perkataannya, ekspresi wajah Ibu Su terlihat sangat suram. Dia menghelakan nafas dan berkata : “ Andai saja ayahmu masih hidup, kamu tidak harus menderita seperti ini. ”

Setelah selesai berbicara, Ibu Su menepuk punduk Su Loran dan berkata : “ Karena sudah tidak ada harapan dengan keluarga Chen, maka jangan menghabiskan energimu lagi. Aku akan memperkenalkanmu dengan keluarga terkenal lainnya. Dengan dirimu yang cantik ini, aku tidak perlu khawatir kamu tidak menikah. ”

Su Loran tersenyum kepada ibunya.

Tentu saja dia tidak perlu khawatir dirinya tidak menikah, tetapi perbedaan antara pernikahan dengan keluarga kaya dan keluarga sederhana sangat besar.

. . . . .

Di sisi lain, Clara dan Luna sedang berjalan keluar dari lokasi acara pelelangan.

Luna tidak setuju dengan perilaku Clara yang menghamburkan uangnya.

“ Menghabiskan enam miliyar rupiah untuk amal, Nyonya Sunarya benar-benar sangat kaya. ”

“ Aku rela menghabiskan uang karena itu untuk amal. ” Clara berkata dengan sungguh-sunguh : “ Selain itu, suamiku mempunyai uang, jadi aku membantunya menghabiskannya agar dia memiliki rasa keberadaan dan untuk berkontribusi dalam amal. Dua hal yang dapat dilakukan bersamaan, sangat baik. ”

Luna tidak bisa mengatakan kesalahan Clara, jadi dia pun hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Begitu mereka berjalan keluar lokasi pelelangan, mereka melihat seorang pria gagah mengenakan jas dan berdiri di bawah tiang lampu.

Punggungnya lurus dan bersandar pada tiang lampu yang bersinar sambil memegang sebatang rokok di satu tangannya.

Di malam hari yang berangin, Rudy tidak bergerak sama sekali seperti pohon pinus yang dihembus angin salju.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu