Suami Misterius - Bab 622 Presdir Sutedja Sangat Menyukai Elanos Kami.

Di dunia, ada beberapa yang bahagia dan ada pula yang sedih.

Ketika Hyesang dan Ahyon tenggelam dalam kegembiraan pernikahan mereka. Keluarga Rugos sudah jatuh berantakan dan sangat menyedihkan.

Elanos masuk ke dalam penjara kantor polisi. Anggota Keluarga Rugos baru tahu kabar ini keesokan harinya.

Ibu Elanos merasa terkejut saat itu, tekanan darahnya melonjak dan dia hampir saja pingsan.

Santos juga ikut sangat cemas. Tapi karena kakinya sekarang yang tidak nyaman dibuat jalan, dia merasa tidak akan ada gunanya cemas.

Seluruh keluarga ini hanya bisa mengandalkan Rahma.

Sejujurnya, Rahma benar-benar tidak ingin mengurusi masalah Elanos.

Hubungannya dengan Elanos, bibi kecilnya itu tidak begitu baik. Ketika dia pertama kali menikah dan masuk ke keluarga ini. Elanos tidak jarang mencari masalah untuknya juga mencibir serta menghinanya.

Sedangkan Ibu Elanos hanya bisa menutupi kesalahan anaknya saja.

Sekarang Elanos berada dalam kesulitan, barulah mereka mengigat Rahma.

Tapi bagaimanapun, Rahma adalah menantu Keluarga Rugos. Jika dia tidak peduli dan tidak membantu maka itu tidak akan enak dilihatnya. Jadi dia pun terpaksa memaksakan diri untuk mencari kabar mengenai Elanos.

Dulu Rahma memiliki teman sekampus yang menjadi pengacara. Meskipun dia sudah bertahun-tahun tidak menghubunginya tapi temannya itu masih baik dan mau membantunya. Temannya itu berjanji untuk mencoba mencari tahu bagaimana kabar kasus Elanos.

Hanya saja tidak ada kabar sama sekali setelah dua hari berlalu.Sikap ibu Elanos pun semakin tidak baik lagi dan dia terus mengerutkan kening dengan wajah muram kepada Rahma.

"Aku pergi ke pusat penahanan lagi hari ini. Aku sudah berkata dan memohon tapi polisi tetap tidak membiarkanku melihat Elanos.

Elanos tidak pernah mengalami kesulitan dan kepahitan sejak dia kecil. Dia pasti tidak tahan dan sangat sedih dikurung di dalam sana."

Kata ibu Elanos sambil menangis dan mengeluh.

"Menantu perempuan dari orang lain memperlakukan bibi muda sebagai adik kakaknya sendiri.

Tapi coba lihat menantumu itu. Dia bahkan tidak menganggap penting kita semua.

Sudah dua hari sejak Elanos mengalami hal buruk itu. Rahma terus mengatakan kalau dia akan menggerakan relasi yang dia punya untuk membantu kita. Tapi sampai sekarang ini masih saja tidak ada kabar. Menurutku dia itu hanya asal-asalan dengan kita.

Hidupku ini, kenapa bisa sepahit ini?"

Ibu Elanos menarik tangan Santos. Lalu berteriak dan menangis terisak.

Rahma berdiri di dekat pintu sambil menggeggam Bobo. Awalnya, dia berencana untuk menunggu sampai ibu Elanos selesai mengeluh, baru dia akan masuk. Tapi Ibu Elanos terus saja bicara tanpa henti. Terlebih lagi ucapannya semakin lama semakin keterlaluan. Rahma sudah tidak tahan lagi mendengatnya.

Dia mendorong keras pintu sampai terbuka lalu menyuruh anaknya masuk kamarnya. Kemudian, Rahma dengan wajah dingin berkata kepada Ibu Elanos, “Elanos sekarang adalah tersangka kriminal. Tanpa pengacara yang bekerja di sekitarnya maka keluarganya pasti tidak akan boleh melihat ataupun menjenguknya.

Aku telah mempercayakan salah satu teman sekampusku yang bekerja sebagai pengacara. Dia berjanji untuk membantuku menanyakan situasi Elanos. Tapi dua hari ini, dia belum memberiku kabar apapun.

Kami meminta tolong ke orang sekarang. Jadi menurutku tidak baik untuk terus mendesaknya sepanjang waktu."

“Teman sekelasmu yang pengacara itu bisa dipercaya tidak. Apakah karena kita tidak memberikannya uang jadi dia tidak terlalu perhatian dan peduli dengan kasus Elanos.

Kamu ini sebagai kakak ipar, tidak boleh sepelit saat ini. Bagaimana kalau kita juga memberikan uang kepada pengacara itu.”

Kata Ibu Elanos sambil menyeka air matanya.

Setelah mendengarkan ini, Rahma hanya tersenyum dingin, "Teman sekampusku meskipun bukan pengacara kondang tapi namanya juga cukup terkenal dalam lingkungan karirnya.

Menariknya untuk mengajukan gugatan. Sekali gugatan saja setidaknya butuh ratusan juta. Biaya tanya konsultasi saja bisa mencapai dua ratus ribuan semenit. Biayanya dihitung dengan total jam.

Biaya yang begitu mahal, aku tidak mampu membayarnya.

Jika kamu punya uang, kamu bisa kok memanggil pengacara terbaik.”

Ibu Elanos tercengang dan tidak bisa mengatakan apa-apa.

Meskipun dia memiliki uang pensiun tapi jumlahnya tidak lebih dari enam juta perbulannya dan dia sendiri juga tidak begitu banyak menabung. Jika mau mengajukan gugatan jelas itu tidak akan bisa dilakukan karena keuangan yang tidak cukup.

Ibu Elanos menutup wajahnya dengan kedua tangan lalu menangis lagi. Dia terus menangis dan bergumam mengatakan kalau hidupnya ini terlalu pahit. Menantu yang dibawa masuk ke keluarga juga tidak ada gunanya.

Terus saja ribut dan menangis tidak karuan. Akting ibu Elanos ini terlalu sempurna.

Santos pusing dan akhirnya dia menatap Raham dengan tatapan minta tolong.

Rahma tidak berdaya dan tidak punya pilihan lain selain mengeluarkan ponsel dan menelepon nomer pengacara itu.

Walaupun temannya itu sangat sibuk tapi dia tetap meluangkan waktu. Setelah satu jam bisa menemuinya di kantor firma hukumnya.

Setelah menidurkan Bobo, Rahma ganti baju lalu bersiap keluar rumah. Ibu Elanos bersikeras minta ikut. Dia takut Rahma mengabaikannya dan tidak memperhatikan dan memdulikan dengan serius masalah Elanos.

Rahma pun akhirnya membawa ibu Elanos. Mereka berdua naik bis kota lalu sampailah ke kantor firma hukum pengacara.

Yang menyambut mereka adalah asisten Pengacara Liu.

“Nona Rahma, Pengacara Liu sedang bertemu dengan klien lain. Silahkan anda berdua menunggu di sini.”

Asisten itu dengan ramahnya meminta mereka menunggu di ruang penerima tamu dan memberikan mereka berdua secangkir kopi.

Ibu Elanos menunggu dengan tidak sabar lalu menatap kesal Rahma.

"Hebat sekali teman sekolahmu yang pengacara ini ya. Karena kita tidak memberikan uang jadi dia langsung mengabaikan kita di sini.

Bagaimana pun aku ini adalah orang yang lebih tua loh.”

Wajah Rahma muram dan tak mengatakan apapun.

Dia bukan lagi nona penting dari empat keluarga besar sekarang. Dalam beberapa tahun terakhir ini, dia sudah terbiasa menghadapi dunia yang dingin dan hangat ini.

Pengacara Liu masih bersedia membantunya saja, Rahma sudah bersyukur.

Mereka menunggu hampir satu jam, Rahma cukup tenang tapi ibu Elanos wajahnya sudah tidak enak sekali.

Kemudian, asisten menghampiri mereka dan mempersilahkan mereka masuk ke kantor Pengacara Liu.

Pengacara Liu adalah senior Rahma di kampus. Umurnya sudah tiga puluhan tahun, tubuhnya pendek dan gemuk, kelihatannya sangat baik sekali.

"Aku baru saja menerima klien yang sulit ditangani. Maaf ya sudah membuat kalian menunggu.”

“Ucapan apa ini Kakak. Aku lah yang telah merepotkanmu.”

Rahma mengulurkan tangan dengan sopan dan berjabat tangan dengan Pengacara Liu.

Pengacara Liu meraih tangannya dan tersenyum memuji Rahma, "Rahma, sudah bertahun-tahun tidak bertemu denganmu, kamu semakin cantik saja.”

“Kakak, jangan menggodaku lagi deh."

Jawab Rahma.

Rahma telah bekerja keras selama bertahun-tahun. Setiap bangun pagi, dia menatap dirinya di cermin, garis-garis halus keriput di sudut matanya semakin hari semakin banyak. Dia sudah tidak bisa dibadingkan lagi dengan wanita-wanita muda yang lain.

Pengacara Liu mengucapkan ini hanya sekedar sopan santun saja.

Ibu Elanos memandangi tangan mereka berdua yang masih terus berjabat tangan. Wajahnya semakin muram dan dengan sengaja batuk dengan keras.

Pengacara Liu baru menyadari ada Ibu Elanos. Dia bertanya kepada Rahma dengan isyarat matanya.

“Ini adalah ibu mertuaku."

Rahma memperkenalkan.

"Oh.

Tante, Halo."

Pengacara Liumempersilahkan mereka untuk duduk di sofa ruang tamu.

“Bagaimana, apa sudah mendapat kabar mengenai kasus putriku dengan sejelas-jelasnya?”

Tanya ibu Elanos padahal belum sampai pantatnya menempel di sofa.

Pengacara Liu menyajikan dua cangkir teh kepada mereka. Ibu Elanos tidak mengambilnya, dia malah berkata dengan emosi, “Kita sudah menunggu satu jam di pintu. Sudah kenyang sekali minum kopi, mana mungkin masih sanggup minum teh ini.”

Mendengar ini, tangan yang membawa cangkir teh itu pun langsung membeku.

Rahma melihat situasi ini dan langsung berdiri membungkuk mengambil dua teh itu.

“Kakak, maaf ya, ibu mertuaku ini tidak suka teh.”

Pengacara Liu terseyum canggung. Lalu, dia pun duduk di depan mereka dan mengatakan mengenai kasus Elanos.

“Aku telah bertanya melalui teman-temanku di lingkungan karirku ini. Elanos ditangkap oleh polisi karena pencemaran nama baik. Sekarang dia telah dituntut secara resmi. Yang menuntutnya adalah Presdir Sutedja Group, Rudy."

"Bagaimana mungkin!"

Ibu Elanos tidak menunggu sampai Pengacara Liuselesai bicara, dia langsung memotongnya buru-buru, "Sebenarnya kamu telah menanyakan dengan jelas tidak sih?

Kamu tidak akan membodohi kita kan! Presdir Sutedja sangat menyukai Elanos kami. Jadi mana mungkin dia menuntut Elanos!”

Pengacara Liu, “.....” Rahma, “....” dua orang itu seketika itu tidak bisa berkata apa-apa mendengar ucapan ibu Elanos ini.

Pengacara Liu memandang ibu Elanos dengan tatapan jijik dan merendahkan.

Rahma merasa sedikit malu dan canggung akhirnya bertanya dengan suara yang sangat tertekan dan canggung, "Bu, bagaimana kamu tahu kalau Rudy suka Elanos?"

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu