Suami Misterius - Bab 592 Jangan Memegang Harapan yang Tidak Realistis

Di kantor, Lena sedang melihat hasil scan USG. Begitu melihat Hyesang masuk, dia terkejut dan bertanya, “Ada urusankah?”

“ Lena , aku ingin tahu dan lebih memahami mengenai kondisi sakit Ahyon.”

Kata Hyesang. Lena mengangguk lalu menunjuk ke kursi, “Duduklah.”

Hyesang duduk di kursi itu lalu menatap Lena dengan tenang. Tapi telapak tangannya sudah mencengkeram tak terkendali. Lena memegang hasil scan USG di tangannya.

Awalnya, ketika dia dan Raymond masih pacaran. Mereka sering keluar bersama jadi dia dan Ahyon juga bisa dibilang kenal cukup lama.

Saat itu, dia cukup bisa mengobrol enak dengan Ahyon.

Ahyon begitu lembut dan baik, begitu indah dan sempurna bagaikan air.

Tidak peduli perempuan atau pria, mereka pasti tidak akan mungkin tidak menyukai Ahyon.

Kemudian, Lena dan Raymond putus. Dia pun pergi keluar negeri selama beberapa tahun. Tidak disangka ketika kembali, semuanya berubah tidak seperti manusia saja.

“Awalnya, aku ingin mengecek dan memeriksa data kondisi sakit Ahyon tapi aneh sekali karena di sistem seluruh rumah sakit di kota ini tidak ada satupun data yang ditemukan.

Hanya saja, karena Ramzez bilang kalau Ahyon pernah mengalami kecelakan yang mengakibatkan keguguran. Kalau begitu, kelihatannya setelah dia menerima benturan yang kuat dari luar, itu menyebabkan jantung bayi berhenti dan akhirnya meninggal lalu terpaksa harus di aborsi.

Aku memeriksa kondisi sakitnya sekarang dengan cermat, kurang lebih kondisinya seperti itu.

Karena benturan kuat dari luar yang menyebabkan keguguran sehingga terjadi pendarahan besar-besaran yang sulit dihentikan. Akhirnya terpaksa harus memotong dan mengangkat sebagian rahimnya bahkan juga satu sisi tiba falopi.

Dan kondisinya sekarang sangat berhubungan langsung dengan keguguran itu.

Ahyon sendiri punya penyakit disminore dan kamu harusnya sudah tahu hal ini.

Setelah keguguran mengakibatkan rahimnya terluka lagi sehingga itu pasti akan memperburuk rasa sakit menstruasi. Ahyon juga pasti sangat sedih dan sakit karena kehilangan anaknya. Hatinya telah menanggung tekanan yang terlalu besar. Efek psikologis ini membuat memperbesar rasa sakitnya. Sekarang, kondisi sakit Ahyon seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja. Ini adalah pertama kalinya meledak. Kedepannnya, pasti masih akan bisa meledak. Kamu juga sudah melihat setiap kali sakit ini meledak maka sakitnya luar biasa menyakitkan. Jadi, menurutku penyakit Ahyon ini harus diobati dan disembuhkan sesegara mungkin.

Tidak hanya diobati secara fisik tapi juga diobati secara hati atau mental.

Kamu sebagai keluarganya , kamu harus bekerja sama dengan baik sebisamu.”

“Baiklah, aku tahu. Aku pasti akan terus menemani Ahyon dan bekerja sama sebaik-baiknya.”

Hyesang segera mengangguk.

“Biarkan Ahyon dirawat dan diawasi di rumah sakit untuk sementara waktu ini. Dia sekarang sedang masa menstruasi. Aku yang lebih mudah untuk memahami kondisi sakitnya.”

Selesai Lena bicara, dia pun melanjutkan menundukkan kepala dan menuliskan kondisi sakit Ahyon.

Hyesang masih saja duduk di depannya dan tidak kelihatan niat untuk pergi dari sana. Dia terlihat ragu-ragu.

Jarang sekali melihat Hyesang yang benar-benar ragu.

“Apa masih ada urusan lain yang mau kamu tanyakan?”

Lena mengangkat kepala menatapnya.

Hyesang melipat tangannya dengan erat, mengungkapkan sedikit kegelisahan dan kegugupan. Setelah ragu-ragu untuk waktu yang lama, dia pun berkata, "Ahyon dan aku, apa benar-benar tidak akan bisa punya anak lagi?”

Setelah mendengar ini, Lena menatapnya dengan penuh perhatian. Sejujurnya, ucapan Hyesang ini sangat menyentuh. Dia tidak berbicara tentang Ahyon sendiri saja, tetapi tentang dia dan Ahyon. Dengan kata lain, jika Ahyon tidak memiliki anak, maka dia juga tidak akan memilikinya. Perasaan tidak peduli apa yang terjadi dan tidak terpisahkan ini, bagaimana mungkin orang lain tidak tersentuh?

"Secara teori, masih ada kemungkinan. Secara medis, selama sebagian yang diangkat tidak kurang dari sepertiga, masih ada harapan untuk bisa hamil. "

Ekspresi wajah Hyesang sedikit berubah. Baru saja akan berbicara tiba-tiba Lena seolah menyiramnya dengan air dingin.

"Namun, ini hanya teori saja. Ada sangat sedikit kasus kehamilan yang sukses setelah pengangkatan sebagian rahim. Apalagi, Ahyon juga melepas satu sisi tuba falopi jadi tingkat kemampuan hamilnya sendiri sudah kurang setengah dari wanita normal biasanya. Ditambah dengan pengangkatan sebagian rahim maka kemungkinan hamilnya sangat kecil.

Hyesang, aku sarankan untuk tidak memegang harapan besar yang tidak realistis.

Terkadang, tidak akan ada kekecewaan jika tanpa harapan.

Tapi jika begitu seseorang mempunyai harapan besar, maka kehilangan harapan itu adalah yang paling menyakitkan. Bahkan yang paling mematikan.

Khususnya untuk Ahyon yang sekarang.”

Selesai mendengar ini, Hyesang menarik napas sedalam-dalamnnya. Lalu dengan sangat berat menganggukkan kepalanya.

“Aku mengerti.”

Lena meliriknya dan mau mengatakan sesuatu tapi pada akhirnya dia tidak mengatakan ucapan untuk menghiburnya sama sekali.

“ Lena , aku mohon bantuanmu untuk sakitnya Ahyon ya.”

Lena mengangguk, “Tenang saja, meskipun tidak ada hubungan pribadi. Aku sebagai dokter akan berusaha semaksimalku untuk membantu pasienku.”

“Terima kasih.”

Kata Hyesang lalu berdiri dan berjalan keluar dari kantor.

Baru saja tangannya memegang gagang pintu, tiba-tiba terdengar suara Lena dari belakangnya.

Lena berkata, “Hyesang, jika kamu benar-benar mencintainya. Maka tidak penting dia bisa punya anak atau tidak.”

Selesai mendengar itu, Hyesang pun menekuk bibirnya tersenyum masam.

Membuka pintu dan berjalan keluar.

Dia tidak kembali ke bangsal karena dia tidak tahu bagaimana sebaiknya menghadapi Ahyon.

Jika bukan karena sikap tergesanya yang pergi begitu saja mungkin Ahyon juga tidak akan mengejarnya keluar dan lebih tidak akan mungkin sampai terjadi kecelakaan mobil itu. Kecelakaan mobil yang menghancurkan anak mereka, menghancurkan tangan Ahyon, menghancurkan karir Ahyon, menghancurkan hidup dan semua yang dimiliknya. Dan juga menghancurkan mereka.

Hyesang berjalan terhuyung keluar dari rumah sakit lalu menelepon sekretarisnya.

“Bantu aku untuk membuat laporan, aku mau mengambil cuti tahunan. Sudah cukup begitu saja. Lakukan sesuai yang aku katakan.”

Selsai bicara dia pun langsung mematikan teleponnya.

......Setelah Hyesang pergi dari rumah sakit, dia menghilang.

Keluarga Sutedja telah mencarinya kemana-mana. Mereka tahu masalah Ahyon bagaikan bom waktu yang bisa meledak kapanpun. Begitu meledak sekali maka akan menghancurkan Hyesang sepenuhnya. Demian sangat menyesal, tidak seharusnya dia hanya membiarkan Hyesang beberapa tahun saja di Kota D.

Sehingga sampai bisa mereka tidak dapat mengejar ketinggalan. Jika dari awal menyuruh Hyesang menikah dan mempunyai seorang anak maka meskipun masalah Ahyon ini terungkap, Hyesang tidak akan merubah secepat mungkin karena dia terikat dengan keluarganya. “Aku dari awal kan sudah bilang. Jangan mengikuti apa maunya dan memanjakannya. Jika menyuruhnya kembali lebih awal untuk menikah dan punya anak sendiri, pasti tidak akan muncul keributan seperti ini. Ini semua karena terlalu kalian manjakan.”

Mata Tary memerah dan tidak berani mengatakan satu kata pun. Awalnya, Hyesang yang ribut dan minta pindah ke Kota D waktu itu. Dia kira, anaknya baru putus cinta jadi butuh waktu untuk menenangkan suasana hatinya jadi dia pun membujuk Dimas dan Dmeian untuk menyetujuinya.

Karena bagaimana pun, Hyesang masih muda. Pria berumur tiga puluh tahun tidak perlu terlalu terburu-buru menikah dan punya keluarga sendiri.

Nanti tunggu sampai dia kembali baru membuat rencana lagi jangka panjang.

Tapi siapapun tidak menyangka. Begitu Hyesang dipindahkan kembali, Ahyon muncul begitu saja.

Hal yang disembunyikan dan dihapuskan dengan sekeras mungkin oleh mereka waktu itu, sekarang akhirnya bocor dan ketahuan juga.

“Ahyon, wanita itu benar-benar bencana.”

Hyesang dibuat terpikat sampai tidak tahu arah. Jika pun dinikahi dan masuk ke keluarga ini, itu hanyalah bencana saja.

Aku tidak akan pernah setuju Hyesang menikahinya dan masuk ke keluarga ini. "

Kata Demian dengan marahnya dan dengan wajah muramnya. “Kamu tidak setuju?

Apa ada gunanya kamu tidak setuju! Dia sekarang jelas-jelas mau memaksa kita.

Dengan bermain menghilang seperti ini. Tidak lama kemudian, dia akan menggunakan nyawanya untuk memaksa kita, kamu tidak kompromi?

Atau kamu bisa tidak kompromi!”

Dimas bergetar karena marah. Lalu mengurulurkan jari tangannya kepada Tary dan Demian.

“Dimanjakan, teruskan saja memanjakannya

Dia yang gila hanya demi seorang wanita , aku mau lihat apa yang akan kalian lakukan!”

Dimas berdiri dari sofa.

Dia tidak bisa mengendalikan ini juga tidak mau mengendalikannya.

“Dimas.”

Suara Tary serak terisak, dengan sedikit tak terkendali menarik Dimas.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu