Suami Misterius - Bab 599 Belajar Ulang Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar

“Siapa yang mau mandi denganmu.”

Clara terus membantahnya, dia bahkan tidak perlu berpikir lagi, hasil mandi bersama dengannya sudah pasti akan diterkam habis. “Rudy, kamu begitu kehausan ya, tidak boleh tenang beberapa hari dulu ya. Aku baru saja sakit karenamu !”

“Kamu sakit karena kehujanan, tidak pernah dengar bercinta bisa demam juga.”

Rudy berkata dengan tampang serius. Wajah Clara merah merona, lalu berkata dengan tampang emosi, “Aku hari ini tidak mau buat, kamu mau pakai cara paksa ya ?”

“Nyonya Sutedja, kapan aku bilang mau buat denganmu ?

Aku hanya bilang mau mandi berdenganmu saja.”

“Apa bedanya !”

Clara membuka lebar matanya lalu bertanya. “Mandi sama bercinta tidak ada bedanya ya ?

Nyonya Sutedja, sepertinya kamu harus belajar ulang bahasa Indonesia di sekolah dasar.”

Rudy sedikit memejamkan mata, ekspresi wajahnya terpenuhi oleh senyuman. Dalam seketika, mereka berdua kaku di depan pintu kamar mandi. Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara mengetuk pintu dari luar kamar tidur, dikarenakan pintu tidak terkunci, orang di luar langsung mendorong masuk pintunya, sebuah kepala yang kecil mengintip dari luar. “Papa Mama, kalian masih belum tidur ya ?”

“Wilson kenapa juga belum tidur ?”

Clara langsung berjalan menghampiri, lalu memeluk anaknya. Wilson memakai baju bergambar kartun, tangannya masih memeluk sebuah boneka. “Mama, tante bilang kamu besok mau keluar ya, Wilson malam ini mau tidur denganmu.”

“Boleh.”

Clara mengecup ringan pada pipi kecil anaknya, setelah itu, memberikan anaknya kepada Rudy. “Mama mandi dulu, kamu sama Papa baring dulu di kasur, suruh Papa bacakan dongeng.”

“Baik.”

Wilson memeluk leher Rudy, tersenyum senang dan berkata. Rudy memeluk anaknya, namun ekspresinya sangat tidak berdaya. “Kamu datangnya tepat waktu juga.”

Pada malam tersebut, mereka bertiga baring di atas sebuah kasur besar, Wilson berbaring di antara ayah dan ibunya, dengan parahnya mempengaruhi interaksi fisik dan batin kedua orang tuanya. Bukan hanya begitu saja, gaya tidur anak ini sangat tidak tenteram, kaki kecilnya langsung menendang pada dada Rudy, hampir saja membuat ayahnya luka dalam. Rudy ingin sekali membungkus anaknya dan melempar keluar pintu. Namun ketika bangun pada keesokan harinya, melihat dua wajah yang sedang tertidur manis, hatinya lembut lagi bagaikan air. Rudy sudah bangun di pagi buta, dia yang turun tangan membuat sarapan, setelah itu, baru membangunkan istri dan anaknya. “Aku tidak mau sarapan, Rudy, kamu tidak boleh kasih aku tidur sejenak ya !”

Clara mengelus mata sendiri, sedikit mengeluh padanya. “Tidak sarapan tidak bagus bagi kesehatan, ayo, makan dulu baru tidur.”

Rudy memeluk dia turun dari kasur, dan terus turun tangga, lalu masuk ke dapur. Wilson terus mengikuti di belakangnya, bagaikan ekor yang pendek. Di dalam ruang makan, Sus Rani sedang merapikan sendok garpu. Clara melihat Sus Rani, wajahnya merona merah, dan langsung meloncat turun dari badan Rudy. “Sus Rani, pagi.”

“Pagi, Clara.”

Sus Rani tersenyum menjawabnya, setelah itu, mengulur tangan memanggil Wilson ke sisinya. “Wilson, tante bawa kamu mandi dulu, kita sudah harus ke TK.”

“O.”

Wilson menarik tangan Sus Rani, dan masuk ke kamar mandi, setelah itu, dia mengganti seragam TK, dan memakai tas sekolahnya. Biasanya TK sarapan pada jam delapan pagi, jadi, Wilson tidak sarapan di rumahnya, malahan sarapan bersama anak-lain-lain di TK. “Papa Mama, Wilson berangkat dulu ya.”

Wilson melangkahi kaki kecilnya ke dalam pelukan Clara, lalu mengecup kuat pada pipinya, baru keluar bersama Sus Rani. Setelah itu, Rudy dan Clara selesai sarapan, juga berangkat kerja. Rudy membawa mobil sendiri, mengantar Clara ke bandara. “CEO Sutedja hari ini tidak perlu rapat ya ?”

Clara melihat dia meletakkan koper ke dalam bagasi mobil, bertanya dengan nada malas :”Aku bisa suruh kak Luna datang menjemputku…” Rudy tidak menunggu dirinya selesai bicara, sudah langsung membuka pintu mobilnya, menyambut dirinya untuk masuk ke dalam mobil. “Jarak antara saat ini sampai pesawat mulai terbang masih ada dua jam, mobil dari sini berkendara sampai bandara, kalau tidak dalam kondisi macet, setidaknya butuh satu jam perjalanan, setelah sampai bandara, masih perlu ganti boarding pass, lalu meletakkan koper, lewat pemeriksaan keamanan, setidaknya butuh waktu setengah jam ke atas. Di hitung-hitung waktunya sangat mepet, kalau kamu tunda lagi, mungkin akan ketinggalan pesawat. Seandainya suruh Luna datang menjemputmu, kecuali dia bisa muncul dalam waktu sepuluh menit, kalau tidak, kalian hanya bisa naik pesawat jadwal selanjutnya.”

Clara mengangkat lengan, melihat jam di pergelangan tangannya, sepertinya, memang akan telat. Mobil perlahan-lahan berkendara keluar dari kawasan rumahnya, Rudy membawa mobilnya dengan kecepatan stabil, di dalam mobilnya sedang memutarkan musik ringan.

Clara menyandar di kursi yang nyaman, jelasnya sedikit ngantuk, sehingga istirahat sejenak di dalam mobilnya, ketika mobil tiba di bandara, Rudy baru membangunkannya. “Semalam tidak buat apapun, nyonya Sutedja mesti begitu capek ya ?”

Rudy menopang dagunya, nadanya sangat santai. “Aku baru sembuh dari demam, tahu kan !”

Clara mengelus matanya yang setengah sadar. “Tahu juga baru sembuh dari demam, masih menyusahkan diri naik pesawat jarak jauh, tidak tahu juga harus bagaimana menegurmu.”

Rudy mendorong pintu dan turun dari mobil, setelah membuka bagasi mobil, dia mengeluarkan koper Clara dari dalamnya. Clara juga ikut turun dari mobil, langsung memakai kacamata hitam yang selalu di bawa. Dia mengikuti di sisi Rudy, berjalan masuk ke dalam bandara. Rudy menemani dirinya mengganti boarding pass, lalu melewati pemeriksaan keamanan, dan akhirnya masuk ke dalam ruang tunggu. Ketika Clara mendorong pintu ruang tunggu VIP, sudah merasakan kejanggalan, bahkan tidak ada satupun orang yang berada di dalamnya. “Kamu yang bersihkan lokasi ?”

Clara dengan refleksnya menoleh ke arah lelaki di sisinya, lalu mengerutkan alis dan bertanya. “Waktu bersama sudah sangat terbatas, aku berharap tidak ada orang yang mengganggu lagi.”

Ekspresi wajah Rudy menampakkan senyuman hangat, dia mengulur tangannya, langsung memeluk Clara ke dalam pelukannya. Rudy duduk di atas sofa besar ruang tunggu, sementara Clara duduk di atas pahanya, sedang dipeluk oleh Rudy. Clara diam-diam membiarkan dia memeluk dirinya, hanya melempar sebuah kalimat kepadanya, “Rudy, kamu kurang kerjaan ya.”

Waktu menuju masuk pesawat hanya tidak sampai setengah jam, Rudy memeluk dirinya dan mulai basa-basi, baru mengantar dirinya masuk pesawat. Rudy berdiri di depan jendela besar pada ruang tunggu, sedikit memejamkan matanya, menatap penerbangan pesawat yang diduduki Clara. Cahaya matahari bersinar masuk lewat jendela, menarik sebuah bayangan yang panjang pada belakang tubuhnya, membuat dirinya lebih berkesan kesepian. Dia menyalakan sebatang rokok, diam-diam mengisapnya, setelah sebatang rokok habis terbakar, langit telah berubah tenang, tidak bisa melihat bayangan pesawat lagi. Rudy berjalan keluar ruang tunggu bandara, di depan pintu, berdiri dua orang petugas bandara. “CEO Sutedja.”

Petugas menyapa dengan sopan. “Terima kasih.”

Rudy tersenyum datar, setelah itu, melangkahi kakinya keluar dari bandara. Mobilnya sudah berhenti pada tempat parkir bandara, Rudy baru saja masuk lift untuk ke tempat parkir, ponselnya sudah berdering. Di depan layar ponsel tertera nama Raymond , dia menekan tombol menerima, lalu bertanya :”Ada apa ?”

“Hyesang terjadi masalah, orangnya pingsan di clubhouse, sudah di antar ke rumah sakit, aku sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, keadaan pastinya masih belum jelas.”

Raymond berkata. “Bukannya minta kamu suruh orang menjaganya, kenapa terjadi masalah lagi ?”

Rudy mengerutkan alis. “Orang kita hanya bertanggung jawab menjaga orangnya, tidak menjaga bir. Dia minumnya seolah-olah tidak mau nyawanya lagi, siapa bisa menahan !”

Raymond berkata dengan tidak berdaya.

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu