Suami Misterius - Bab 183 Ditangkap Mentah

"Aku harus pulang dulu, aku tidak bisa keluar terlalu lama" Clara berkata.

"Oh" Rudy menjawab dan menarik tangannya yang sedang berada di pinggang Clara secara perlahan, tetapi tatapan Rudy masih tetap tertuju kepada Clara, jelas, dia merasa sangat tidak tega mau membiarkan Clara pulang.

Clara masuk ke dalam mobil, satu tangan memegang alat nyetir, satu tangannya lagi memegang bibirnya yang kesakitan karena ciuman Ruday tadi.

Kalau tahu begitu, mending tadi menuruti kata-katanya dan mencium pipinya, daripada ditarik sama dia turun dari mobil.

Setelah melihat mobil Clara bergerak menghilang dari tatapannya, Rudy baru berputar balik badan dan masuk ke dalam apartemen.

Pada saat ini, waktu sudah hampir jam 1.

Yang mengkagetkan adalah, Rudy melihat lampu ruang tamu telah dinyalakan setelah masuk ke dalam rumah.

Seoarang wanita yang tinggi dan kurus sedang berdiri di depan jendela besar yang berukuran persis dengan tembok. Setelah mendengar langkah kaki Rudy, wanita itu pun berputar balik badannya, "Sudah pulang ya?"

Sambil berjalan, Rudy menarik dasi di lehernya sebelum melemparnya ke sofa, "Jam segini kenapa masih di rumahku?"

"Markisa berlari keluar dari rumah sambil menangis, aku datang bertanya apa yang terjadi" Ardian menjawab dengan santai.

Rudy duduk di atas sofa yang luas dan melipat kedua kakinya dengan gaya santai, "Kenapa tidak menelpon saja? Masalah sekecil ini perlu membuat kamu datang ke sini secara langsung?"

"Aku tidak bisa tidur juga, jadi sekalian keluar untuk mencari sedikit udara segar" Ardian berjalan kemari dan duduk di tempat seberangan dengan Rudy, "Kalau bukan aku tiba-tiba datang, aku tidak akan bisa melihat adegan tadi. Rudy, apakah kamu tidak memiliki kata-kata yang ingin diucapkan?"

Rudy melihat ke Ardian dengan ekspresi yang tenang, pada saat ini Rudy memancarkan kedinginan yang membuat orang takut mau menghampirinya, mungkin hanya saat menghadapi Clara Rudy baru bisa menampilkan kelembutan dan kasih sayang.

"Aku tidak merasa ada keperluan untuk menjelaskan kepadamu"

Ardian mengangguk seolah-olah dia sudah tahu Rudy akan menjawab begitu.

"Kalau begitu, bagaimana kamu mau mengurus hubungan dengan Markisa?" Ardian bertanya lagi.

"Aku tidak pernah memiliki hubungan apa pun dengan Markisa Tikar" Rudy berkata dengan ekspresi yang datar.

Setelah mendengar jawaban Rudy, Ardian pun mengerutkan alisnya, "Rudy, kamu seharusnya mengerti maksud kedua pihak keluarga kalian. Meskipun Markisa Tikar adalah anak angkat, dia sangat disayangi di keluarga Tikar, dia juga memiliki tingkatan yang bagus mau di bidang penampilan ataupun pendidikan. Dia termasuk calon istri yang sesuai untukmu. Jika kamu menikahinya, kamu bisa mempertahankan hubungan mertua dengan keluarga Tikar, hal ini tidak akan merugikan kamu"

Untuk orang yang memiliki latar belakang seperti mereka, artia dari pernikahan hanya sisa menikahi seorang wanita untuk melakukan pekerjaan rumah dan meneruskan keturunan, tidak ada hubungan dengan cinta atau tidak. Setelah menikah, Rudy tetap adalah tuan keempat yang berkuasa, tidak akan ada yang bisa melarang dia untuk bermain. Meskipun kalau nanti Rudy bertemu dengan orang yang dia cintai, dia juga bisa mengasuhnya di luar saja.

Arima Sutedja juga mengasuh Revaldo Sutedja dan ibunya seperti itu, wanita itu baru saja meninggal dua tahun lalu, dia menjalani hidup yang kaya raya selama kehidupan ini. Selain surat pernikahan yang resmi, dia memiliki segala barang yang harus dimiliki.

Melihat Rudy tidak berbicara, Ardian pun berkata lagi, "Atau kamu memiliki rencana lain?"

Ardian teringat dengan wanita yang berciuman dengan Rudy tadi, meskipun gelap, Ardian tetap mengenal wajah wanita itu.

"Tadi yang bersama dengan kamu itu anak gadisnya keluarga Santoso?"

"Iya" Rudy tidak membantah.

Ardian menjilat bibirnya, tidak tahu harus tertawa atau tidak, "Nenek sepertinya juga menyukai dia, kalian memiliki tatapan yang sama dalam melihat orang"

Rudy mengerut alisnya dengan wajah yang tidak senang. Bagaimana dia bisa merasa bahagia ketika wanitanya diinginkan?

Ardian melipat kedua tangannya dan berpikir beberapa saat. Sejak Rudy kembali dari tim tentara Perdamaian, Ardian sudah semakin tidak mengerti dia.

"Rudy, kalau kamu mendekati anak gadis keluarga Santoso hanya untuk menuruti keinginan Nyonya Tua, aku tidak akan berkata apa-apa. Tetapi kalau kamu ingin bermain dengannya, kamu harus hati-hati, anak gadis keluarga Santoso bukan cewek yang mudah dipermainkan"

"Aku tidak pernah berpikir mau memainkan siapa" Rudy berkata dengan alis mengerut.

Rudy bersikap sangat serius di bidang pacaran, dia serius mau menjauhi Markisa Tikar dan serius mau berpacaran dengan Clara.

Rudy mengulurkann tangannya dan memijat dahinya sebelum berdiri dari sofa, tubuhnya yang gagah dan tinggi hampir menutupi seluruh cahaya lampu.

"Aku akan mengurus masalah aku sendiri. Kamu dan ibu jangan sembarang mengaturnya. Aku tidak berharap masalah seperti malam ini terjadi lagi"

Ardian menjilat bibirnya dan tidak berbiacra. Rudy selalu bersikap tinggi hati, kalau dia berkata satu, tidak ada yang bisa berkata dua. Kalau Ardian masih ikut campur dengan masalah ini, Rudy benar-benar akan tidak menyukai dia.

"Waktu sudah malam, aku meminta supir untuk mengantar kamu pulang" Berkata sampai sini, Rudy pun mulai mengusir kakaknya.

Ardian berdiri dari sofa dengan wajah yang tidak berdaya.

Setelah meninggalkan rumah Rudy dan masuk ke dalam elevator, Ardian langsung mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang, "Aku ingin mencari tahu tentang Clara Santoso"

................

Jarang-jarang Clara bisa tidur dengan nyenyak, suasana di dalam kamar masih gelap, tirainya yang tebal berhasil menutupi cahaya matahari dan membuat orang tidak memiliki kesadaran terhadap waktu.

Dengan keadaan masih membungkus dirinya di dalam selimut, Clara mengulurkan tangannya untuk mengambil ponselnya dan menyadari waktu sekarang sudah siang.

Clara turun dari tempat tidurnya dan berjalan ke depan jendela dengan kaki telanjang, kemudian dian menarik tirai yang tebal itu. Cahaya matahari yang terang hampir melukai matanya.

Secara refleks, Clara mengangkat tangannya dan menupit matanya. Setelah menyesuaikan diri dengan cahaya yang silau, Clara baru membuka mataya lagi secara perlahan.

"Nona, apakah kamu sudah bangun?" Wulan mengetuk pintu kamar Clara dengan lembut sebelum masuk ke dalam kamar dengan sarapan yang lengkap.

Clara menggosok matanya dan merentangkan pinggangnya dengan malas di depan jendela sebelum berjalan ke depan meja.

"Sangat wangi, Bu Wulan masak makanan enak apa lagi?" Clara berkata sambil membuka penutup piring satu per satu.

"Saya memasak beberapa lauk ringan, nona kan sudah terbiasa tidak makan makanan yang berminyak pada saat pagi hari" Wulan memberikan sumpit dan sendok kepada Clara sambil tertawa.

"Tetapi sekarang sudah jam makan siang" Clara mengambil tempat dan duduk di atas meja.

"Iya, jadi saya menambah sepiring sayap ayam kecap" Wulan mendorong piring yang berisi sayap ayam kecap ke hadapan Clara.

Clara mengulurkan tangannya yang panjang untuk mengambil satu sayap ayam kecap sebelum mulai mengigitnya. Ekspresi dia yang puas terlihat seperti seekor kucing yang serakah.

"Mau bagaimana pun, tetap masakan Bu Wulan lebih enak. Skil memasak Sus Rani masih kalah anda sedikit" Clara berkata.

"Sus Rani? Ibu yang menjaga Wilson itu?" Wulan mengerutkan alisnya.

Clara melamun sejenak, dia hampir mengigit lidahnya sendiri, "Iya" Clara menjawab dengan samar.

"Kamu sering makan di sana?" Wulan bertanya lagi.

Clara menjilat bibirnya dan mengangguk.

Tatapan Wulan yang mulai meragukan ini membuat Clara merasa agak panik.

Untuk Clara, Wulan tidak hanya seoarang pembantu yang menjaganya. Waktu Evi Pipin melahirkan Clara, dia tidak memiliki air asi, jadi Clara menumbuh dengan minum air asi Wulan. Di dalam hati Wulan, dia menganggap Clara sebagai anak kandungnya.

Oleh karena itu, Clara sekarang merasa seperti ditangkap oleh ibu kandung pada saat bermain dengan pria.

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu