Suami Misterius - Bab 1009 Sulit Mengubah Sifat Seseorang

Kepalanya bersandar di sandaran kursi, terasa kelelahan yang tak terkatakan, dia hanya ingin kembali dan tidur di rumah, tapi tidak menyangka, biasanya dia sibuk dan tidak bertemu orang tuanya, sekarang mereka malah menunggunya di rumah.

“Honey sudah kembali, lelahkah?” Nyonya Verome mengulurkan tangan mengambil kopernya dan bertanya dengan lembut.

“Ya.” Honey mengangguk, “Bu, aku agak lelah, aku akan kembali istirahat dulu di kamar, ada urusan apa, kita bicarakan nanti.”

Selesai berkata, Honey mengangguk pada ayahnya, kemudian segera kembali ke lantai atas.

Honey menutup pintu kamarnya dan langsung tertidur sampai malam, tapi apakah ada tidur atau tidak, hanya dirinya sendiri yang tahu.

Ketika makan malam, Honey baru keluar dari kamar. Dia mengenakan pakaian kasual dan sandal jepit, rambutnya dilepaskan, terlihat sangat malas.

Hidangan di atas meja sangat mewah. Ayah dan ibu keluarga Verome duduk di meja makan.

“Cepat datang makan, sudah tidur begitu lama, seharusnya sudah lapar.” Ibunya tersenyum berkata.

Honey duduk di samping meja dengan malas, mengambil sumpit di atas meja dan mulai makan.

“Sudah cuci tangan? Masih terlihat ngantuk.” Ayah Verome berkata.

“Sudah. Ayah, mengapa dirimu semakin cerewet?” Honey berpenampilan tidak sabar dan tersenyum berkata pada ibunya: “Bu, kamu selalu bersama ayah, tidakkah kamu merasa kesal?”

Nyonya Verome tersenyum dan mengambilkan makanan untuknya, “Makan dan tutup mulutmu.”

“Oh.” Honey makan dengan jujur, terlihat sangat patuh.

Ayah Verome juga menggerakkan sumpitnya, tapi pandangannya yang serius tertuju pada Honey dan bertanya: “Apakah Aldio yang menangani berita buruk di internet?”

Ayah Verome telah lama berada di industri hiburan, di era internet seperti sekarang ini, ingin menekan sebuah berita bukanlah hal mudah.

Dan Aldio melakukan ini demi seorang mantan pacarnya, makna di baliknya membuat orang penasaran.

Tangan Honey yang memegang sumpit tiba-tiba bergetar dan menggerakkan bibirnya menjawab: “Tidak tahu, kami tidak berkontak akhir-akhir ini.”

Ayah Verome menatapnya dengan penuh makna, mengangguk dan berkata, “Kalau sudah putus, seharusnya jangan berkontak lagi. Akhir-akhir ini, kamu seharusnya tidak memiliki kerja, kan? Baik-baik menemani ibumu di rumah. Putra sahabat ibumu 郑阿姨 kembali dari luar negri, orangnya tidak buruk, luangkan waktu pergi makan bersama ibumu.”

“Ayah!” Honey kaget dan memegang sumpit dengan sedikit kesal, “Aku baru saja putus cinta, tidak bersuasana hati pergi kencan buta.”

Masalah ini ditentukan seperti ini.” Ayah Verome berkata.

“Ibu!” Honey berwajah tidak puas memandang ke arah Ibunya.

Nyonya Verome terjepit diantara suami dan putrinya, dia hanya bisa menghibur putrinya, “Dengarlah kata-kata ayahmu, hanya makan bersama, 郑阿姨 sangat menyukaimu, anggap saja bertemu dengan senior.”

Honey berwajah dingin dan kehilangan selera makan, langsung meletakkan sumpitnya, berbalik dan pergi meninggalkan ruang makan.

Ayah Verome juga marah, dia menunjuk ibu Verome dengan kesal, “Kamu selalu memanjakannya.”

“Anak sudah besar, kita sebagai orang tua tidak seharusnya mengendalikan hubungannya. Lagipula, Tuan Vosh berusaha menenangkan berita Honey, ini dapat terlihat ada perasaan diantara mereka berdua, bukannya ada pepatah mengatakan, “Seorang Playboy yang bertobat lebih berharga daripada emas.”

“Apa yang kamu tahu. Playboy yang bertobat lebih berharga daripada emas! Emas begitu mahal, dapat dilihat betapa sulitnya membuat seorang playboy bertobat. Seperti yang dikatakan, sulit mengubah sifat seorang pria yang sebenarnya. Kalau sudah putus, sebaiknya jangan menjerat bersama lagi. Kalau menikah di masa depan dan memiliki anak, Aldio terus mencari wanita di luar, sampai saat itu benar-benar sengsara.”

Ayah Verome juga marah dan tidak berselera makan, dia langsung melemparkan sumpit di tangannya.

……

Honey selalu enggan dan menunda selama dua Minggu, dua Minggu kemudian mengikuti ibunya pergi kencan buta.

Nyonya Tar adalah sahabat ibu Verome, kemudian sekeluarga pindah ke Amerika serikat, tapi keduanya tetap masih berkontak.

Putra bibi Tar lebih tua dua tahun daripada Honey, siswa teladan yang lulus dari MIT, terlihat tidak buruk, tampan dan juga sangat sopan.

Nyonya Tar juga sangat menyukai Honey, dia memegang tangannya dengan antusias dan tersenyum berkata, “Honey benar-benar semakin cantik, sekarang telah menjadi artis yang terkenal, nanti jangan lupa foto bersama bibi.”

“Bibi Tar, terima kasih atas pujiannya.” Honey tersenyum sopan dan ditarik Nyonya Tar duduk disampingnya.

Uki Tarsiyah, putra bibi Tar duduk berhadapan dengan mereka.

Mereka hanya tersenyum mengangguk, hampir tidak berkomunikasi sama sekali.

Setelah makan, Nyonya Tar mengajak Nyonya Verome pergi belanja, meminta Uki menemani Honey pergi menonton film.

Honey mengenakan kacamata hitam dan masker, berdiri di depan bioskop bersama Uki.

Uki mengenakan kacamata, tersenyum anggun dan sopan, “Bersama seorang artis muncul di tempat umum, perasaannya lumayan segar.”

Dia tersenyum, menunjuk Honey yang berpakaian agak aneh.

Honey mengangkat bahunya, “Tidak berdaya, kalau difoto akan menjadi lebih repot.”

“Untungnya pengalaman seperti ini hanya sekali.” Uki tersenyum berkata, “Harus merepotkan Nona Verome menemaniku menonton selama hampir dua jam, kemudian kita bisa menyelesaikan tugas kita masing-masing.”

Honey memandang Uki, perasaan tidak sabar menghilang, malah merasa menarik, “Menyelesaikan tugas?”

“Ya, emang Nona Verome datang kencan buta, bukan untuk menyelesaikan tugas? Dari atas kepala hingga kakimu tertulis kata tidak sabar.”

Honey tersenyum, tidak menyangkal.

“Sebenarnya aku punya pacar.” Uki terus berkata, “Dia adalah teman kuliahku, sangat hebat, tapi ekonomi keluarganya sangat biasa. Orang tuaku selalu berharap aku dapat mencari seorang istri yang keadaan keluarganya cocok dengan keluarga kami seperti dirimu.”

Setelah mendengar, Honey menggerakkan bibirnya, mengangguk, “Aku ngerti dan juga mengasihanimu.”

“Bagaimana denganmu? Seharusnya juga memiliki pacar, kan?” Uki bertanya.

“Sudah putus.” Honey menjawab.

“Tapi sepertinya kamu sangat mencintainya, kalau tidak kamu tidak akan begitu menolak untuk kencan buta.” Setelah Uki selesai berkata, Honey ingin menjawab sesuatu, tapi malah dihentikan olehnya.

“Film akan segera dimulai, kita sudah harus masuk.”

Setelah menonton, Uki mengantar Honey kembali ke rumah.

Di luar Vila, Honey tersenyum sopan, “Film sangat menarik dan terima kasih telah mengantarku kembali.”

Uki tersenyum, pandangannya sangat lembut, “Sangat senang dapat kenal denganmu, selamat tinggal, Honey.”

Kencan buta gagal, mereka seharusnya tidak akan bertemu lagi di masa depan.

“Selamat tinggal.” Honey melambaikan tangannya, melihatnya masuk ke dalam mobil, kemudian menyalakan mesin mobil dan mobil perlahan-lahan melaju pergi.

Honey berbalik, berjalan ke depan vila, berdiri di depan pintu pagar, menundukkan kepala dan mencari kunci di dalam tas.

Dan pada saat ini, sebuah sosok tiba-tiba muncul di belakangnya.

Honey terkejut, belum sempat berbalik, sudah ditarik ke sebuah pelukan. Punggungnya menempel erat pada sebuah dada yang hangat, kemudian dipaksa tarik ke dalam mobil yang berhenti di sekitar.

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu