Suami Misterius - Bab 977 Ingin Membunuh Orang

Satu jam kemudian, Su Loran perlahan-lahan membuka matanya.

Penglihatannya belum terlalu jelas, dia memandang langit-langit di atas, tertegun memandang cahaya yang menyilaukan, kesadarannya masih sedikit bingung.

“Sudah bangun?”

Suara wanita yang tenang dan tidak bersuhu, berbunyi di telinganya.

Su Loran memutar kepala dengan kaku, ketika menatap Talia, kesadarannya tiba-tiba menjadi jelas.

Dia mencoba untuk bangkit dan duduk, tapi jelas tidak berhasil, dia jatuh kembali ke ranjang.

Dia merasa bagian bawah tubuhnya kebal dan mati rasa, perutnya yang besar telah menghilang.

“Di mana anakku?

Talia, apa yang telah kamu lakukan padaku?”

Su Loran berteriak dengan suaranya yang serak.

Talia perlahan-lahan berdiri, berjalan ke tepi ranjang, mengangkat dagunya, dan menatapnya dengan sombong, sudut bibirnya terangkat sebuah senyuman dingin.

“Bagaimana perasaannya kehilangan anak di dalam perutmu?

Apakah kamu merasa sangat sakit hati, sangat tidak berdaya, dan ingin menangis?”

Selesai berkata, Talia mencubit dagu Su Loran, dan mengangkat wajahnya dengan kuat.

“Ketika Yaya diculik, aku juga memiliki perasaan seperti ini.

Tidak sabar ingin membunuh orang!”

“Putrimu bukan diculik olehku, aku dijebak, dijebak...... apakah kamu tidak mendengarnya?”

Su Loran mengulurkan tangan menarik pakaian Talia, dan berteriak marah.

“Talia, kamu si wanita kejam, si pembunuh, kembalikan anakku!”

Tapi Talia mendorongnya, tanpa mengunakan sedikit pun tenaga, Su Loran jatuh kembali ke ranjang, terlihat pucat dan lemah.

Talia malah tersenyum dingin dan menatapnya, kemudian mengulurkan tangan menarik rambutnya.

Kulit kepala Su Loran terasa sakit, dia terpaksa mengangkat kepalanya, saling bertatapan dengan Talia.

Pandangan Talia sangat dingin, dan penuh sindiran.

“Apakah kamu merasa dirugikan?

Kamu tidak berkualifikasi merasa dirugikan.

Su Loran, kamu adalah seorang wanita murahan, wanita sampah.

Begitu banyak pria di dunia, kamu sengaja mencari suami orang! Dulu tidak tertarik pada Ahmed, begitu dia menjadi suami orang, kamu mengambil inisiatif naik ke ranjangnya, dan mengandung seorang anak haram.

Anak dalam perutmu memang tidak seharusnya dilahirkan, daripada dibenci orang lain, dan merasa jijik! Benar-benar sayang, dokter telah menangani anak dalam perutmu, kamu bahkan tidak dapat melihatnya.

Tapi, aku melihatnya sekali, seorang anak laki-laki, semua anggota tubuhnya sudah tumbuh lengkap, dan sangat gemuk, kalau cukup bulan setidaknya 4 kg, benar-benar sayang!”

“Ah, ah!”

Su Loran memeluk kepalanya dengan kedua tangan, dan tidak berhenti berteriak.

Tubuhnya tidak berhenti bergetar, pandangannya penuh dengan kegelisahan dan sakit hati.

Melihatnya berjuang dengan tertekan, Talia sangat senang dan ingin tertawa.

“Su Loran, apakah kamu merasa dirimu sangat kasihan?

Hiks, tidak perlu merasa kasihan, kamu adalah seorang pihak ketiga yang tidak bermoral dan tidak tahu malu.

Bukannya kamu selalu menyangka kedua anak akan merebut harta kekayaan?

Sekarang anak haram di perutmu telah tiada, tidak ada yang akan merebut dengan Yaya lagi.

Oh, hampir lupa memberitahumu, dokter mengatakan bahwa mengalami keguguran pada hamil tua sangat bahaya bagi tubuh, mungkin akan sulit untuk hamil lagi di masa depan.”

Su Loran berwajah pucat, berusaha sekuat tenaga duduk dari ranjang, berlinang air mata, dan berteriak dengan suara serak, “Kamu yang melakukannya, kan?

Ini perangkapmu! Kamu meminta seseorang menjauhkan bibi pengasuh, dan meminta seseorang mendorongku, kemudian, menggugurkan anak dalam perutku! Talia, aku akan menuntutmu, kamu si pembunuh!”

Setelah mendengar, Talia hanya tersenyum, “Nona Su, jangan sembarang ngomong.

Kamu menuduhku sebagai pembunuh, adakah buktinya?

Kalau tidak ada bukti, aku bisa menuntutmu kembali.”

“Aku akan menemukan bukti, tidak akan membiarkanmu terbebas di luar!”

Su Loran menggertakan giginya berkata.

“Baiklah, aku akan menunggumu.”

Talia tersenyum segan, “Tapi aku harus memperingatkanmu, kamu tidak memiliki bukti bahwa diriku membunuh anak dalam perutmu, tapi bukti tentang dirimu membunuh Yaya sangat lengkap, sekarang anak haram di perutmu telah tiada, kamu tidak memiliki payung pelindung lagi, tunggulah masuk pernjara.”

“Talia!”

Su Loran berteriak dan bergegas ke arahnya, ingin menghajar Talia, tapi Su Loran baru saja mengalami keguguran, tubuh bagian bawahnya lemah tak berdaya, Talia berbalik dengan lembut, Su Loran langsung jatuh dari ranjang ke lantai, benar-benar sangat kasihan.

Dan bagian bawah tubuhnya mengalami pendarahan.

Talia berjalan mendekatinya, dan menarik rambutnya lagi, berjongkok dan berbisik di telinganya, “Dalam masalah penculikan Yaya, mungkin kamu tidak bersalah dan dijebak oleh Su Dalika.

Tapi meskipun begini, aku juga tidak akan membiarkan anak harammu dilahirkan, dia.... memang seharusnya mati.”

“Talia, kamu juga sebagai ibu, mengapa bisa begitu kejam!”

Su Loran mengangkat kepala menangis.

Su Loran menangis di lantai, mengejutkan dokter dan perawat, tidak hanya dokter dan perawat, tapi Ahmed juga datang.

Meskipun karena urusan Yaya, Ahmed mengeluh dan tidak mempedulikannya.

Tapi bagaimanapun perut Su Loran mengandung anaknya, tidak mungkin dia tidak peduli sama sekali, jadi ketika dia tahu Su Loran jatuh dan keguguran, dia tahu ini pasti bukan kecelakaan, tapi Talia telah bertindak.

Tidak heran Talia berjanji akan membantunya dengan begitu cepat, ternyata menunggunya di sini.

Ketika Ahmed masuk ke dalam bangsal, dia melihat Su Loran jatuh di lantai, celananya yang berwarna putih penuh dengan darah.

“Loran!”

Ahmed segera bergegas ke sana, dengan kesal mendorong dokter dan perawat, menggendong Su Loran dari lantai.

Su Loran bersandar dalam pelukannya, kedua tangan menarik erat pakaiannya, seluruh tubuhnya tidak berhenti bergetar , dan berkata dengan terisak: “Ahmed, Ahmed, anak sudah tiada, anak kita sudah tiada! Mengapa Talia melakukan ini pada anak kita! Meskipun dia tidak percaya aku tidak menculik Yaya, dia boleh memukulku dan memarahiku, tapi mengapa harus menyakiti anakku, dia masih begitu kecil, tidak tahu apa-apa, dia bahkan tidak memiliki kesempatan melihat dunia ini!”

Su Loran menangis tak berdaya dan kasihan, wajah Ahmed terlihat buruk, dan memeluknya dengan erat.

Talia mengeluarkan dokter dan perawat, dan menatap mereka dengan dingin, melihat suaminya saling berpelukan dengan wanita lain.

“Su Loran, sudah selesai menangis?

Masih ingin terus berpura-pura kasihan! Sebenarnya, kamu juga tidak terlalu peduli dengan anak di dalam perutmu, kalau benar-benar peduli, kamu tidak akan mengenakan riasan wajah dan sepatu hak tinggi ketika sedang hamil.

Kamu hanya menggunakan anak itu sebagai pegangan ingin mengendalikan Ahmed.

Hanya kamu sendiri paling jelas, kamu menangis dengan begitu sedih, karena kehilangan anak atau kehingan pegangan.”

Kalau Su Loran mengenakan sepatu datar, maka mungkin saja tidak akan jatuh dari tangga.

Menghadapi tuduhan dan sindiran Talia, Su Loran tentu tidak akan mengakuinya.

Dia memegang erat si Ahmed dan menangis semakin sedih.

“Ahmed, mengapa kamu tidak bicara, apakah kamu rela membiarkan anak kita mati begitu saja?

Dia adalah kristalisasi cinta kita, dia akan dilahirkan tiga bulan lagi, kamu juga membelikan pakaian dan mainan untuknya...... Tapi sekarang, dia dibunuh oleh istrimu, dan memperlakukan tubuhnya seperti sampah. Ahmed....."

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu