Suami Misterius - Bab 170 Sulit Mendapatkan Satu Tiket

Elaine tidak begitu tertarik, dia masih mengingat penghinaan Gevin Sutedja terhadapnya. "Lupakan saja, aku pernah menyinggung Tuan pertama Sutedja, betapa memalukannya jika pergi menghadiri pesta ulang tahun Nenek Sutedja."

“Karena hal sekecil itu, kamu mundur? Apakah hatimu terbuat dari kaca?” Nada suara Yunita sedikit tidak sabar. Dia tidak tahu berapa banyak usaha yang harus dia lakukan kemarin demi mendekati Nalan Qi. Jika dia juga berhati kaca, dari awal sudah terpecah menjadi seratus keping.

"Pada pesta ulang tahun itu terdapat begitu banyak orang, jika Gevin Sutedja masih mencari masalah denganmu berarti otaknya kebanjiran. Kamu hanya perlu berpura-pura tidak terjadi apa-apa, dia tidak berani mempermalukanmu. Jika tidak, Keluarga Sutedja yang malu.”

Yunita menepuk tangan Elaine, dan berkata dengan penuh arti, "Keluarga Sutedja tidak hanya Gevin Sutedja pria yang cocok untuk dinikahi. Aku telah menanyakan bahwa Gevin Sutedja memiliki beberapa sepupu lelaki dan kemampuan mereka juga tidak kalah.”

Keluarga Santoso, jika berada disamping keluarga Sutedja jugabisa dikatakan mengandalkan orang yang lebih kaya.

"Bagaimana dengan Tuan Sutedja keempat? Bukankah dia masih lajang," Rina tiba-tiba bertanya.

Yunita mengulurkan tangannya memegang dahinya, Hati ibunya cukup besar. "Ibu, kamu berpikir sempurna sekali. Tuan Sutedja keempat adalah pemegang kekuasan di keluarga Sutedja, dan empat keluarga besar yang terkenal saja mungkin tidak dapat memasuki kategorinya apalagi Elaine, mana mungkin sampai ke gilirannya?"

"Aku mendengar bahwa Tuan Sutedja keempat memiliki anak tiri, dan Nona dari empat keluarga besar mungkin tidak bersedia menjadi ibu tiri, Elaine juga bukan sama sekali tidak memiliki kesempatan. Yunita, kamu harus merencanakan dengan baik untuk adikmu. Jika dia dapat menikah dengan baik, ia juga dapat membantumu." Kata Rina melanjutkan.

Yunita memiliki perasaan tidak bisa menangis atau tertawa. Sebelumnya, dia hanya mengira bahwa adiknya bodoh, ternyata ibunya juga tidak jelas.

"Menjadi ibu tiri untuk putra Tuan Sutedja keempat, para nona-nona itu juga berebutan. Selain itu, aku mendengar dari Nalan bahwa identitas Tuan Sutedja keempat tidak begitu sederhana, tetapi dia selalu tampil sederhana, bahkan wartawan juga belum pernah memotret lemari pakaiannya. Orang seperti itu, bahkan aku juga tidak berani memikirkannya, apalagi Elaine jangan berharap lagi.”

Setelah selesai berbicara, Yunita melirik jam tangan, mengambil jaketnya dan bersiap untuk pergi. Dia sekarang mendapatakan keuntungan mengandalkan Nalan Qi, nilainya telah meningkat tinggi dan terus menerima drama dan iklan yang tak habis-habis hingga sangat lelah, Bagaimana mempunyai waktu ekstra menghabiskan di Elaine.

“Aku harus mengejar iklan, pergi duluan.” Selesai berkata Yunita tidak lupa untuk memperingatkan Elaine. “Pada saat ini sebaiknya kamu tinggal di rumah dengan patuh, untuk menghadiri pesta ulang tahun jika sudah pasti aku akan mengabarimu. "

Seminggu kemudian, Elaine menerima gaun dari asisten Yunita, Imori, gaun itu berwarna biru royal, yang terlihat sangat mulia dan elegan, dan tampaknya tidak terlalu mencolok, sangat cocok untuk menghadiri acara resmi ulang tahun Keluarga Sutedja. Pandangan Yunita memang sangat baik.

Setelah Elaine keguguran, dia jarang tersenyum dan setelah mencoba gaunnya, dia juga sengaja meminta orang untuk memperbaiki sedikit bagian yang tidak cocok.

Rina bahkan mengeluarkan perhiasan-perhiasan dikotaknya, kalung berlian lima karat cocok dengan gaunnya.

Pakaian dan perhiasan sudah lengkap. Yunita juga mengusulkan ke Nalan Qi untuk membawa Elaine ke pesta ulang tahun. Dalam pandangannya, membawa seseorang lagi hanyalah masalah sepele, tetapi dia tidak terpikir Ibu Nalan akan menolak dengan bersikeras.

Ibu Nalan berkata: "Yunita, kamu dan Nalan saat ini belum menikah. Identitasmu sebagai tunangan sudah tidak masuk akal untuk menghadiri pesta ulang tahun Nenek Sutedja. Jika kamu ingin membawa adikmu juga, tidak enak dipandang. Kami Keluarga Qi sangat mengutamakan etika, dan kami tidak bisa membiarkan orang melihat kami begitu konyol. "

Nalan Qi biasa terlihat sangat kuat dan sombong, tetapi tidak terpikir dia juga merupakan anak mami, mematuhi perkataan Ibu Nalan.

Yunita marah higga tidak bisa mengatakan apa-apa, sementara sedang khawatir bagaimana untuk menjelaskan kepada ibu dan adiknya, Tiba-tiba keluarga Santoso menerima surat undangan dari perjamuan ulang tahun Nenek Sutedja.

Menerima surat undangan itu, Yanto sendiri juga sangat terkejut.

Meskipun keluarga Santoso juga termasuk orang yang cukup terkenal di Kota A, tetapi masih jauh dibandingkan dengan empat keluarga besar. Mendapatkan surat undangan ini sangat tiba-tiba dan mengejutkan.

Tetapi diluar kejutan, juga ada sedikit permasalahan. Karena undangan hanya dapat membawa hingga empat orang.

Keluarga Santoso berbeda dengan keluarga Nalan. Sepupu Nalan Qi menikah dengan putra keluarga Sutedja, Keluarga Nalan dan keluarga Sutedja adalah besan.Semua anggota keluarga Nalan dapat menghadiri perjamuan ulang tahun Nenek Sutedja dan tidak ada batasan jumlah orang.

Dan Keluarga Santoso hanyalah tamu biasa. Menurut ketentuan, maksimal empat orang dapat menghadiri undangan, jika melebihi berarti tidak tau etika.

Sebagai tuan rumah dan nyonya rumah, Yanto dan Rina pasti akan menghadiri. Yunita adalah tunangan Nalan Qi, tidak akan menempati kuota itu. Dan Clara juga pasti harus dibawa, karena jika tidak ibu tiri Rina akan dicolek, dan muka Yanto pasti tidak bagus dilihat.

Dan nama terakhir yang tersisa sangatlah ketat. Tentu saja, Rina berharap dapat membawa putrinya. Tetapi Nenek Santoso jelas tidak berpikir begitu.

"Elaine baru saja mengalami keguguran, harus tetap berada di rumah untuk merawat kesehatan. Selain itu, jika keluarga Ortega juga menghadiri pesta ulang tahun keluarga Sutedja, sangatlah aneh jika bertemu satu sama lain. Yanto, kamu bawalah Ester pergi menambah wawasan."

Setelah Nenek Santoso selesai berbicara, sepasang mata tua yang tajam menatap Rina. Bahkan jika Rina tidak menyetujuinya, dia juga tidak bisa melawan ibu mertuanya secara terbuka, Sehingga dia hanya bisa menyetujuinya berkata, "Ibu benar, Elaine masih sedang memulihkan kesehatan, Ester memang lebih cocok daripada Elaine untuk menghadiri pesta ulang tahun Keluarga Sutedja. "

Elaine duduk di sebelah ibunya, matanya memerah, tangannya mengepal. Jika bukan karena Rina yang menahannya, dia pasti akan melampiaskan ditempat. Siapakah Ester, dia hanyalah orang luar yang meminta makan dan minum di keluarga Santoso, dan tidak tau diri ingin berebutan dengannya.

"Kalau begitu keputusannya adalah aku dan Rina membawa Clara beserta Ester menghadiri perjamuan ulang tahun Nenek Sutedja. Elaine, jika kamu bosan, kamu bisa mencari teman-temanmu pergi ke Hong Kong bermain, dan ayah akan membayar biayanya.”

Setelah Yanto selesai memutuskan. Meskipun dia berjanji pada Nenek Santoso akan membawa Ester ke pesta ulang tahun, dia juga tidak lupa menghibur putrinya.

Elaine mendapat kartu bank dari Yanto senilai 400 juta, dan akhirnya hatinya merasa lebih nyaman. Tentu saja, yang membuatnya lebih nyaman lagi adalah Rina diam-diam berjanji kepadanya bahwa dia pasti akan membawanya menghadiri pesta ulang tahun keluarga Sutedja.

...

Ketika Clara menerima telepon dari Yanto, dia sedang duduk di sofa rumah Luna memakan keripik kentang. Mengenai pesta ulang tahun Keluarga Sutedja, dia sama sekali tidak tertarik.

Setelah Luna mengetahuinya, dia sangat senang. "Aku sedang khawatir tidak memiliki kesempatan untuk mendekati Aldio. Itu benar-benar keinginan yang dikabulkan."

Aldio Vosh yang dikatakan Luna adalah CEO Dongyu Entertainment Culture Media Co., Ltd. berusia sekitar tiga puluhan, ia memulai dari nol dan dianggap sebagai tokoh legenda di industri ini.

Pada awal periode, Dongyu Media dimulai dari teater panggung.Perusahaan ini memiliki lebih dari 4.000 teater di seluruh negeri, dan dikota A saja terdapat belasan. Pertunjukan panggung tidak populer selama lebih dari sepuluh tahun yang lalu, dengan peningkatan standar hidup materi dan budaya masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, pentas panggung secara bertahap memasuki ke pasaran. Saat ini, pentas teater Dongyu hampir sangat sulit mendapatkan satu tiketnya.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu