Suami Misterius - Bab 627 Siap Untuk Kehilangan Nyawa

Gaun pengantin Ahyon dipilih langsung dengan penuh perasaan oleh Hyesang. Toko pengantin telah mengirim gaun pengantin lebih dulu. Ahyon mencoba memakainya. Ukurannya sangat cocok. Saat ini gaun itu tergantung di ruang ganti di apartemennya dan menunggu dipakai pada hari pernikahannya.

Pakaian dan jas pria yang akan dipadukan dengan gaun pengantinnya dirancang oleh Ahyon sendiri.. Ahyon sendiri yang langsung merancang, memilih bahan, memotong sampai menjahitnya. Semua proses itu tidak ada yang luput dari tangannya.

Setelah baju dan jas itu sudah jadi, Ahyon membawanya untuk dicoba oleh Hyesang. Jika ada yang tidak cocok maka masih ada waktu untuk memodifikasinya lebih awal.

Mereka berdua saling mengenal selama bertahun-tahun dan sudah jelas sama—sama akrab dan tahu persis satu sama lain seperti memahami dan mengetahui diri mereka sendiri.

Pakaian yang langsung dibuat oleh Ahyon pasti sangat pas di tubuh Hyesang dan sangat cocok untuk Hyesang.

Hyesang berdiri di depan cermin, dia mengenakan setelan jas ala Eropa kuno berwarna hitam dan biru, potongannya begitu rapi yang dengan sempurna membentuk tubuhnya yang sangat tegap dan gagah. Apalagi di tambahkan dengan paras wajah tampan dan kharismanya. Dia seperti pangeran yang keluar dari dunia dongeng.

Ahyon berdiri di depannya, berjinjit dan membantunya mengikat dasi.

Telapak tangan Hyesang bersandar pada pinggangnya yang ramping dan memandangnya dengan indah. Tatapan matanya terasa panas.

Ahyon bahkan tidak memperhatikan tatapan mata Hyesang. Perhatian Ahyon terpusat pada pakaian yang dikenakan Hyesang.

"Ukurannya pas sih, bagaimana menurutmu?

Apa ada bagian yang kurang memuaskan yang butuh dirubah? "

Tanya Ahyon.

"Tidak."

Hyesang menggelengkan kepalanya lalu tiba-tiba lengannya menarik Ahyon sekuat tenaga. Ahyon yang tanpa persiapan apapun akhirnya masuk ke dalam dekapan Hyesang dan hanya merasakan sakit di hidungnya karena terbentur Hyesang.

Dia mengangkat dagunya sedikit, memelototi Hyesang.

Tapi Hyesang malah menyeringai lalu dengan suara rendah dan nada bicara santai menggoda berkata, "Ahyon, aku memelukmu dan menidurimu setiap hari. Jika kamu salah mengukur ukuran tubuhku maka jelas aku akan sedih."

Ahyon, "..." Dia merasa tidak bisa berkata apa-apa.

Sejak mereka berdua telah resmi mendaftarkan pernikahan mereka. Hyesang pun dengan percaya dirinya langsung pindah ke apartemen Ahyon. Setiap malam jadwal yang tidak akan dikuranginya adalah olah raga di ranjang. Apalagi, Hyesang sangat ahli dalam menyiksa orang di ranjang. Dia membuat Ahyon setiap harinya harus bekerja dengan mata panda. Ketika bekerja juga sering sekali tidak bersemangat dan kurang fokus.

Bahkan rapat terakhir kali, dia hampir ketiduran.

Setelah rapat, Ramzez sampai khusus menghampirinya dan mengejeknya.

“Karena sudah pas kalau begitu cepat lepaskan bajunya. Jangan sampai kotor.”

Kata Ahyon.

Jas ini juga perlu disetrika lagi dan kemudian digantung di ruang ganti.

Selain pakaian dan jas ala Eropa kuno, Ahyon juga merancang satu stel pakaian daerah untuk pesta perjamuan tamu. Model pakaian prianya adalah pakaian panjang berwarna merah muda gelap dan celana panjang hitam sedangkan model pakaian wanitanya adalah pakaian daerah kuno yang berwarna merah muda. Dua pakaian ini sangat tepat dikenakan ketika menyambut para tamu.

Ahyon berniat untuk menyuruh Hyesang mencobanya. Tapi pada akhirnya Hyesang setelah melepaskan jas dan kemejanya, dia menindih Ahyon ke sudut dinding dengan tubuh yang setengah telanjang.

Ahyon pun terperangkap di antara dinding dan dada Hyesang. Tangan Ahyon masih memegang pakaian daerah pria. Pipi Ahyon pun memerah malu.

“Hyesang, kamu jangan aneh-aneh deh. Coba dulu bajunya.”

“Tidak perlu mencobanya. Baju yang kamu buat pasti ukurannya pas dan cocok.”

Hyesang menundukkan kepala lalu menyipitkan matanya tersenyum memandangi Ahyon.

“Ukurannya pasti pas tapi paling tidak dicoba dulu modelnya.”

Tangan Ahyon menempel di depan dada Hyesang.

Hyesang masih saja tersenyum menyeringai. Bibirnya sudah menempel di kulit pipi Ahyon dan napasnya sedikit panas.

“Aku sudah terlahir tampak secara alami jadi pakai model pakaian apapun pasti tampan kok.

Ahyon, setiap hari kamu selalu saja merancang baju, membuat baju di perusahaan. Begitu pulang langsung istirahat. Ayo mari kita melakukan hal yang lebih berarti.”

Baru saja dia menyelesaikan tangannya tapi tangannya sudah mulai nakal.

Ahyon menjinjit dengan marahnya, “Hyesang, lepaskan. Aku masih harus menyetrika bajunya.”

“Waktu resepsi pernikahan masih ada setengah bulan lagi. Kenapa buru-buru perlu menyetrika bajunya.

Aku yang lebih perlu buru-buru daripada baju itu. Kamu lebih baik menyetrika tubuhku dulu saja.”

Hyesang menundukkan kepala lalu mencium bibir Ahyon yang melengkung sedikit.

Ahyon awalnya memberontak tapi kemudian setengah lemas dan masih memberontak, Tapi kemudian lagi, mereka berdua pun berpelukan dan berciuman bersama dengan eratnya.

Mereka bedua menjatuhkan tubuh mereka di atas ranjang.

Hyesang tidak terlalu ganas dan melakukan gerakannya selangkah demi selangkah. Tapi lambatnya gerakan Hyesang itu malah membuat Ahyon semakin sulit mengendalikan diri.

Setelah selesai, napas Ahyon sedikit berantakan. Setelah berbaring sebentar di ranjang, dia pun membungkus diri dengan selimut lalu turun dari ranjang dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Ahyon sangat suka kebersihan, bahkan bisa dibilang gila kebersihan.

Setiap hari tidak peduli Hyesang menyiksanya semalam apapun di ranjang ataupun seberapa capeknya dia, dia pasti harus mandi dulu sebelum tidur.

Hyesang bilang kalau dia manja tapi wanita yang dicintainya walaupun manja tapi juga tidak akan kehilangan keimutannya.

Selesai Ahyon mandi, dia pun keluar dari kamar mandi. Dia mengambil ikat rambut untuk mengikat rambutnya yang basah dan kemudian mulai mengambil dan merapikan pakaian yang berserakan di lantai.

Hyesang masih berbaring di ranjang dengan setengah telanjang sambil memandangi Ahyon lalu berkata sambil tersenyum, "Ahyon, orang-orang bilang tujuan pria membelikan pakaian untuk wanita adalah untuk melepaskan pakaian itu dari tubuh wanitanya.

Apa kamu membuatkanku pakaian untuk meniduriku?”

Setelah mendengar ini, Ahyon membelalakkan mata indahnya lalu melirik ke Hyesang.

Lalu, dia lanjut menundukkan kepala untuk merapikan dan membereskan baju mereka.

Setelah melipat pakaian daerahnya, Ahyon meletakkannya ke dalam kotak penyimpanan lalu nanti kalau sudah ada waktu kosong baru menyetrikanya.

“Aku pagi ini ada janji periksa dengan Lena. Kamu juga bangunlah lebih pagi. Aku sudah memasak bubur. Sarapan dulu baru nanti pergi kerja lagi, perut kosong akan melukai lambung.”

Kata Ahyon sambil ganti baju.

Sejak pindah ke apartemen Ahyon, Hyesang telah dirawat dengan baik oleh Ahyon. Dia makan tepat waktu tiga kali sehari dan waktu istirahatnya juga sangat teratur.

Hyesang juga sangat patuh mendengarkan Ahyon dengan sangat baik. Dia membuka selimut dan bangun dari tempat tidur.

Baju yang setiap hari dikenakan Hyesang, Ahyonlah yang selalu membantu menyiapkannya dan meletakkan di ujung ranjang. Mulai dari pakaian dalam sampai jas, semuanya dengan cermat telah dipersiapkan.

Seorang istri seperti Ahyon sangat cantik, lembut dan penuh perhatian ini jelas sangat sulit sekali ditemukan di langit bahkan di bumi sekali pun.

Mereka berdua sarapan bersama lalu berangkat bersama-sama.

Hyesang menyetir mengantarkan Ahyon ke rumah sakit lebih dahulu.

Saat menyetir, Hyesang menanyakan kondisi penyakit Ahyon dengan penuh perhatian dan cemas.

"Lena bukan dokter mental ataupun dokter dewa jadi obat darinya tidak mungkin begitu saja bisa menghilangkan sakitku.

Kondisiku sekarang yang diutamakan adalah pemulihan terbaik untuk tubuhku. Mengenai hasilnya, tunggu sampai menstruasi minggu depan baru tahu hasil akhirnya.”

Jawab Ahyon dengan lembut.

Bahkan, Ahyon tahu betul kalau sebagian besar penyakitnya adalah penyakit hati.

Mungkin, dengan membuka jeratan perih di hatinya maka mungkin dia tidak akan terlalu sakit lagi.

Tapi, sebagai seorang ibu. Bagaimana mungkin dia melupakan bayi yang dikandungnya dalam tubuhnya.

Dia masih ingat begitu bahagianya dia ketika baru saja tahu kalau dia hamil. Dia telah menunggu penantian dimana nanti dia bisa berbagi kebahagiaan bersama bayinya. Lalu, kecelakaan mobil yang tidak disangka itu terjadi. Rasa sakit dan darah segar itu bagaikan sebuah mimpi buruk. Selama bertahun-tahun ini, kenangan buruk itu selalu menghantuinya dan membuatnya tidak bisa terbebas.

Ketika Ahyon sedang dalam lamuananya, Mobil Hyesang telah berhenti di depan pintu masuk rumah sakit.

Ahyon membuka pintu lalu turun dari mobil. Hyesang meraih tangannya lalu mengecup pipi Ahyon. Ciuman itu tidak mesra tapi begitu lembut dan menenangkan hati.

“Baik-baik menjalani perawatan ya. Jangan sampai membuatku khawatir, tahu tidak?”

“Oh.”

Ahyon mengiyakan. Tidak ada ekspresi apapun yang terlihat di wajahnya tapi hatinya terasa begitu hangat.

Setelah Ahyon melihat mobil Hyesang yang telah pergi, dia pun berjalan masuk ke dalam rumah sakit.

Ahyon janjian jam sembilan pagi. Dia mengetuk pintu kantor Lena tepat waktu.

"Silakan masuk."

Suara Lena terdengar dari dalam kantor.

Ahyon mendorong pintu dan masuk. Lena baru saja mengenakan jas putih dokternya dan memasukkan pena ke dalam saku jas putih dokter itu.

"Kamu masih saja selalu tepat waktu."

Kata Lena sambil tersenyum kepada Ahyon.

Ahyon tersenyum melengkungkan bibirnya lalu duduk di hadapan Lena.

Lena membuka laci di bawah meja kantornya lalu mengeluarkan catatan penyakit Ahyon.

"Hasil pemeriksaan dua hari lalu sudah keluar, kamu pulih lebih cepat dari yang diduga.

Bagaimanapun ini karena, kamu sekarang masih muda dan lumayan mudah untuk cepat pulihnya.

Jika kamu merawat dan menjaga diri dengan baik beberapa tahun ini. Hasilnya pasti akan lebih baik lagi.

Hanya saja, aku masih harus mengingatkanmu ya. Jangan bekerja terlalu capek. Aktifitas suami istri kamar tidur yang sama harus teratur. Kamu juga harus bersantai dan jangan terlalu stres atau tertekan.”

Ketika Lena mengatakan aktifitas suami istri kamar tidur yang sama, tanpa sadar wajah Ahyon memerah.

Karena mereka punya hubungan pertemanan jadi Lena menggodanya, "Kurasa mengenai aktfitas di kamar yang sama, kamu tidak bisa memutuskannya sendiri. Nanti aku akan menelepon dan memberitahu ke suamimu.”

Tiga hingga empat kali seminggu, itu lebih baik dan pas. Setiap hari menyiksa di ranjang, itu juga tidak ada untungnya untuk tubuh pria."

Kata Lena. Wajahi Ahyon sudah memerah tidak karuan.

"Lena, bisakah kita mengubah topik pembicaraan?"

Ketika bicara tentang topik ini, Ahyon nanti bisa-bisa malah bertanya ke dirinya sendiri apa dia ini salah masuk poli.

Lena tersenyum dan mulai meletakkan tangannya di atas keyboardnya mengetik, "Obatnya sudah hampir habiskan ya. Aku akan meresepkan lagi untukmu."

Selesai Lena meresepkan obat, dia menundukkan kepala lalu menulis catatan medis.

Sedangkan Ahyon yang duduk di seberangnya tidak terburu-buru mengambil obat. Dia bertanya ragu-ragu, "Lena, aku datang ke sini hari ini, juga ingin berkonsultasi denganmu mengenai satu hal. Jika aku melakukan bayi tabung, menurutmu berapa banyak tingkat keberhasilan dan harapannya? "

Selesai mendengarkan, Lena menatap Ahyon. Dan tampak keraguan dan berat di matanya.

Lena dari awal sudah bisa menebak kalau Ahyon tidak akan mudah menyerah begitu saja.

Dia menikah dengan Hyesang. Dia juga begitu mencintai Hyesang jadi sudah wajar kalau dia berharap cinta mereka ini bisa memiliki buah hati.

Lena menghela nafas dan mengeluarkan selembar kertas kosong dan pena.

Dengan beberapa goresan sederhana, dia menggambar struktur tubuh manusia dan posisi rahim.

"Ada saluran tuba di kedua sisi tubuh wanita. Bahkan jika satu sisi diangkat, tingkat kehamilan umum secara teoritis akan berkurang. Tapi tuba fallopi yang sehat di sisi lain biasanya bisa menolak ovum atau sel telur. Jika lingkungan rahimnya baik maka sel telur bisa berada di rahim setelah pembuahan. Ini adalah proses kehamilan normal.

Yang disebut bayi tabung adalah kombinasi dari sperma dan sel telur buatan. Kemudian sel telur yang dibuahi dipindahkan ke dalam rahim wanita. Hanya dengan memiliki lingkungan rahim yang baik maka sel telur yang dibuahi dapat ditanamkan dan berkembang.

Dan pertanyaanmu sekarang, jawabannya adalah bayi tabung tidak masuk akal bagi kondisimu saat ini.

Karena setelah rahim diangkat sebagian maka akan sulit untuk kembali ke keadaan dan fungsi semula. "

"Bukannya kamu selama ini terus berusaha memulihkan kondisiku?"

Kata Ahyon.

Lena terdiam sebentar. Dia yang adalah dokter kandungan atau ginekolog terhebat di negara ini, yang biasa disebut dengan tangan dewa ahli kandungan ini memang bisa merawat dan membuat rahim Ahyon mencapai kondisi terbaiknya. Dia juga sedang melakukan hal itu saat ini. Tapi hal ini belum tentu hal baik bagi Ahyon.

"Ahyon, sejujurnya, setelah aku membantumu merawat dan berusaha memulihkan kondisimu. Itu tidak akan sulit bagimu untuk bisa hamil. Tapi dari hamil ke persalinan inilah yang punya resiko bahaya yang sangat besar dan tidak bisa diduga.

Jika, aku hanya sebatas doktermu saja dan kamu hanya pasien untukku maka untuk alasan keselamatan, maka aku seharusnya membujukmu untuk mengikat mulut rahimmu.”

Selesai Lena mengatakan ini. Dia pun membuat sketsa pada struktur tubuh manusia di kertas tadi.

"Rahim wanita adalah tempat janin berkembang.

Karena rahim diangkat sebagian, lingkungan tempat janin hidup akan menyusut.

Ketika anak tumbuh dari hari ke hari, tekanan pada rahim secara bertahap juga ikut meningkat. Jika janin terlalu besar bisa mengakibatkan rahim rusak dan itu bisa membunuh nyawa bayi dan ibunya."

Lena selesai berbicara lalu menaruh penanya dan memandang Ahyon dengan sungguh-sungguh, "Aku tahu kamu pasti tidak akan mau mengikat mulut rahimmu. Karena itulah aku tidak pernah mengatakan pilihan ini kepadamu.

Ahyon, jika kamu memang benar-benar ingin melahirkan bayi untuk Hyesang, Kamu harus siap kehilangan nyawa."

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu