Suami Misterius - Bab 916 Semuanya Sudah Tidak Penting

Rudy mengulurkan tangan untuk mengambil ponsel Clara, langsung menghapus video dari ponsel.

Ahmed mengeluarkan video seperti itu, hanya ingin semua orang menjadi sulit.

Awalnya, Rudy tidak ingin membunuh mereka, tetapi sekarang kelihatannya. Ada beberapa orang tidak tahu malu, jadi tidak perlu berbelas kasihan.

"Kamu pergi cari beberapa orang yang ada hubungannya dengan Keluarga Su, dapat mengandalkan mereka. Lebih baik orang yang memiliki jejak criminal sebelumnya..." Rudy berkata kepada Aldio, suara di belakang sangat rendah, hampir hanya dia dan Aldio saja yang bisa mendengar.

Setelah Aldio mendengarkan, Wajahnya tidak memiliki terlalu banyak emosi, tetapi ekspresinya sedikit mengesankan.

Dia mengangguk, lalu pergi.

Pintu ruang belajar dibuka lalu ditutup, hanya menyisakan Rudy dan Olga di ruang yang begitu luas.

Olga tetap berdiri di tempat yang sama, tegak seperti pohon pinus, pandangannya focus tanpa teralihkan.

"Hari ini sudah menyulitkanmu."

Rudy berbicara dengan nada rendah.

"Sudah seharusnya."

Olga menjawab.

Rudy berjalan ke depan meja, menarik laci pertama di sebelah kiri, dari dalam mengeluarkan sekumpulan kunci.

"Untuk beberapa waktu ini, kamu duduk berjaga di sebelah untuk sementara, keamanan Clara dan anaknya. aku serahkan kepadamu"

"Ketua tenang saja, tugas akan terselesaikan."

Olga berdiri dengan hormat dan mengambil kunci dari tangan Rudy.

Mereka tinggal di daerah yang satu lantai dua rumah, untuk ketenangan dan keamanan, Rudy membeli dua rumah di lantai ini.

Sebelah adalah sebuah flat kecil, biasanya selalu kosong, sekarang biarkan Olga tinggal di sebelah, juga lebih mudah untuk melindungi Clara.

Setelah Olga pergi, Rudy berdiri sendirian di depan jendea. Jendela terbuka lebar dan angin dingin terus berhembus masuk.

Rudy menyalakan sebatang rokok, cahaya asap berhembus di bawah angin kencang dan menghilang.

Setelah menghisap satu batang rokok, emosinya baru sedidkit demi sedikit meredah.

Rudy mengeluarkan ujung rokok lalu mematikannya di asbak dan kembali ke kamar sebelah.

Ketika dia berjalan masuk ke kamar, Clara sudah bangun.

Dia bertelanjang kaki, rambut panjang yang terurai, dengan diam berdiri didepan jendela.

Punggung rapuhnya, seperti ada suatu kesepian yang tak dapat dikatakan begitu kesepian.

Rudy tiba-tiba merasakan, ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan di dalam hatinya.

Dia berjalan menghampirinya dengan kakinya yang panjang, merentangkan lengannya mebuat seluruh tubuh Clara mendekat kedalam pelukkannya, memeluknya dengan erat.

Clara bersandar di dada Rudy, begitu ramping dan rapuh, kurus sampai membuat orang sakit hati.

"Kenapa sudah bangun?"

Rudy bertanya dengan suara hangat.

"Tidak bisa tidur."

Clara menjawab, suaranya sangat dingin, bahkan terkesan seperti mengejek dirinya sendiri.

"Hatiku masi tidak begitu besar, terjadi masalah begini, bagaimana aku bisa tidur dengan nyenyak."

"Clara..." "Di mana ponselku?"

Clara menyela dan bertanya.

Rudy mengatupkan bibir tipisnya dan dengan diam menyerahkan ponselnya.

Ujung jari Clara mengusap layar dan menyadari bahwa video telah dihapus.

Dia dengan santai meletakkan ponsel disamping, tertawa mengejek, "sudah hapus apa bisa dianggap tidak ada?

Kapan kamu belajar menipu diri sendiri? "

"Aku tidak ingin hal-hal yang tidak relevan ini memengaruhi suasana hatimu."

Rudy menjawab dengan acuh tak acuh.

Clara selesai mendengarkan, sedikit menyipitkan matanya, pada saat ini, mata indah tidak bercahaya, kehilangan semangat.

"Dipikir-pikir sangat konyol.

Aku adalah korban yang tidak bersalah, bahkan terlibat karena kamu, tetapi pandangan orang-orang itu hanya tertuju padaku, apakah aku pernah dirampok.

Di mata mereka, sepertinya aku telah melakukan sesuatu yang keji. "

Rudy selesai mendengarkan, mata hitamnya semakin dalam, lengan yang melingkari pinggang Clara memeluknya lebih kencang.

"Kamu tidak perlu mendengarkan pendapat orang lain."

Dia berkata dengan suara berat.

Rudy selesai berkata, Ada keheningan singkat di antara mereka.

Kemudian, Clara perlahan berbalik badan dan menatap matanya bertanya, "bagaimana denganmu?

Rudy, apakah kamu pernah meragukan saya, atau bahkan anak yang ada di dalam perutku? "

Dia menatap matanya dan berkata, kata demi kata.

Suara sangat datar, bahkan membawa sedikit serak dan sedikit tersedak.

Mata indahnya tidak lagi seterang langit berbintang, tetapi dipenuhi dengan kesedihan yang sangat.

Ya, sedih.

Dalam seluruh maslaah ini, tidak ada orang yang lebih polos darinya

Dan juga, Rudy juga sama menatapnya, mata gelap, seperti malam yang tak terduga, seperti dasar lautan yang tidak terlihat.

Dia menekankan tangannya ke bahu Clara, kepalanya sedikit menunduk, menatap matanya, dengan serius, dengan suara yang kuat menjawab, "tidak pernah."

Clara merasa hatinya, juga ikut suara Rudy yang sedikit bergetar.

Tangan Clara memegang erat lengan Rudy, matanya dipenuhi dengan air mata.

"Rudy, apakah kamu pikir aku akan percaya padamu?

Kamu tidak perlu menghiburku, juga tidak perlu menghibur diri sendiri. "

Dia bukannya tidak ingin mempercayai Rudy, tetapi sebagai seorang laki-laki, bagaimana mungkin dia tidak keberatan jika istrinya disentuh oleh orang lain.

Pada saat itu, dalam keadaan seperti itu, dia bisa melarikan diri dari kehidupan, ini memang merupakan kebetulan di antara kebetulan.

Selama tekadnya sedikit terguncang, itu akan berakhir buruk.

"Percaya atau tidak terserah kamu."

Kata Rudy.

Dia terus menatap mata Clara saat dia berbicara.

Matanya yang dalam, begitu tulus dan fokus.

"Dari sudut pandang objektif, ketika saya masih kuliah aku mengambil psikologi sebagai mata kuliah pilihan. Setelah distimulasi dan trauma, wanita secara tidak sadar akan bereaksi berlebihan. Ini adalah naluri manusia, tanpa kecuali.

Dan setelah aku menemukanmu, kamu sama sekali tidak menunjukkan mood yang sama di atas atau di luar kendali.

Kamu sedikit dingin, menolak orang asing untuk mendekati, tetapi jangan mengatur untuk menjadi dekat denganku, bahkan menjadi intim.

Ini menunjukkan bahwa orang-orang itu telah membuatmu takut, tetapi mereka tidak menyerangmu.

Tetapi berbicara secara subyektif, kita adalah suami dan istri, tidak peduli kapan dan di mana, aku akan selalu dan tanpa syarat percaya kepadamu. "

Rudy selesai berbicara, langsung mengunci Clara kedalam pelukannya, mengubur kepalanya di bahu Clara, dengan kuat mengembuskan napas.

Suaranya juga sampai serak.

Clara bersandar di dadanya, air mata mengalir tak terkendali dan segera membasahi baju Rudy.

"Rudy, kenapa, kamu tidak pernah bertanya padaku..." Suaranya terisak hebat.

Setelah kecelakaannya di perbatasan, bahkan setelah kembali ke Jing, Rudy tidak menyebutkan sepatah kata pun tentang penculikannya.

Biasanya kondisi seperti ini terjadi, ada dua macam kemungkinan. Kemungkinan pertama, mungkin dia tidak peduli.

Kemungkinan yang lainnya adalah dia terlalu peduli, jadi dia memilih untuk melupakan dengan sengaja.

Clara tidak bisa menebak Rudy termasuk jenis yang mana.

Saat ini, tangannya menyentuh puncak kepala Clara, matanya sedikit merah, "tidak ada yang perlu ditanyakan.

Aku di perbatasan terus berurusan dengan orang-orang itu. Orang-orang itu sangat kejam. Tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Jika kamu jatuh ke tangan mereka, walaupun tidak dihina tetapi tetap tidak akan nyaman dilalui.

Jika aku masih mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu, itu seperti mengupas bekas lukamu dan hanya membuatmu sakit.

Kamu sudah terluka. Aku bisa lebih sakit daripadamu.”

Telapak tangan hangat Rudy memegang tangan kecil Clara yang dingin, perlahan dan mengaitkan dengan sepuluh jarinya.

Seperti ini dengan saling menempelkan telapak tangan, merasakan suhu dan detak jantungnya, Rudy baru bisa merasakan kebenaran.

“Clara, apakah kamu tahu.

Ketika aku mengetahui bahwa kamu telah jatuh ke tangan orang-orang itu, aku merasa seolah-olah langit telah jatuh.

Pada saat itu, hanya ada satu pikiran di pikiranku, yaitu berharap kamu masih hidup.

Selama kamu kembali kepada aku dalam keadaan hidup, yang lain semuanya sudah tidak penting.”

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu