Suami Misterius - Bab 51 Melihatnya, Siapa Yang Tidak Menginginkannya

Karena dibuat sangat marah oleh Rudy, susana hati Clara dalam kondisi yang sangat tidak baik, alhasil pengambilan satu adegan saja, sudah berpuluh kali pengambilannya tidak bagus. Selama dua jam di dalam air yang suhunya di bawah nol akhirnya Clara berhasil mengambil adegan dengan sukses, seluruh tubuhnya rasanya sudah membeku kedinginan.

Pada malam hari, Clara demam sampai 39°dan dibawa ke rumah sakit terdekat.

Pengambilan tes darah, diinfus, setelah beberapa kali pemeriksaan menyakitkan, akhirnya Clara berbaring di ruang observasi. Ketika demam dalam ketidaksadaran, dia tidak bisa menahan diri untuk beberapa kali memaki mati-matian Rudy.

Jika bukan karena dibuat marah oleh Rudy, dia juga tidak sampai selalu tidak bagus dalam pengambilan adegan tadi.

Clara diinfus semalaman, hari berikutnya barulah demamnya turun.

Sutradara Chen terpaksa memberi Clara libur dua hari dan memintanya istirahat di hotel.

Clara punya hubungan yang baik dengan orang lain, Para kru syuting semuanya datang menjenguknya, bahkan Handy juga datang menjenguknya.

Melanie adalah fans Handy sehingga berusaha cari muka dengan menyeduhkan teh ataupun mengupas buah.

“ Guru Han, apa kamu tidak terbiasa minum teh? Bagaimana kalau aku buatkan segelas kopi?” kedua tangan Melanie diletakkan di bawah dagunya dengan wajah begitu bodoh tergila-gila sambil menatap Handy.

Handy adalah orang yang gampang dekat dengan orang. Ketika berhadapan dengan seorang gadis, sikapnya sangat sopan. “Tidak usah repot-repot, Hari ini ada dua adegan yang harus aku lewati. Jadi duduk sebentar lalu aku pergi.”

Selesai bicara dengan Melanie, lalu pandangan matanya dialihkan ke Clara yang berbaring di atas ranjang pasien. “Melakukan karir ini memang seperti ini, kesusahaan apapun tetap harus dijalani. Kedepannya kamu perlahan pasti akan terbiasa. Sutradara sudah mengatur semua adeganmu ke hari-hari terakhir syuting jadi kamu istirahat saja baik-baik."

“Aku tahu, Guru Han ” Clara selalu sangat menghormati sikap Handy. Tapi justru karena terlalu sopan, malah jadinya memberikan kesan sengaja menjauh.

Handy tidak melamun cukup lama di ruangan Clara. Bagaimanapun, hubungan antara raja muda perfilman dengan artis wanita baru sangatlah sensitif. Jika seandainya tiba-tiba muncul gosip yang tidak baik, tidak ada untungnya untuk siapapun.

Handy keluar dari ruangan Clara dan berjalan menuju lift. Ketika melewati kamar Sutradara Chen, kebetulan pintu Sutradara Chen itu dibuka dari dalam oleh seseorang.

Sutradara Chen merangkul seorang pemuda keluar dari dalam kamar.

“ Tuan Kedua Han, kebetulan sekali.” Pemuda itu tersenyum ringan ketika melihat Handy dan lekukan di bibirnya pun terbuka lebar.

“Direktur Raymond, senang sekali bertemu anda.” Handy berjalan menghampirinya lalu bersalaman dengan sopan kepadanya.

Raymond mengangkat pergelangan tangannya melihat ke arah jam tangan di pergelangan tangannya. Lalu berkata kepada Sutradara Chen, “Aku sore ini ada urusan jadi tidak akan mengganggumu lagi.”

“Direktur Raymond hati-hati dijalan. Anda tenang saja, kru kami akan segera memberikan fasilitas pemanas dan pasti tidak akan sampai terjadi lagi kejadian artis sakit karena membeku kedinginan.” Tutur Sutradara Chen.

“Baguslah kalau begitu.” Raymond mengangguk sambil tersenyum.

“Aku antar anda.” Di wajah yang biasanya dingin dari Sutradara Chen muncul penuh senyuman yang sangat langka. Dia pun mengantarkan Raymond sampai ke depan lift.

Sedangkan Handy terus menunggu di tempatnya tadi, lalu setelah Sutradara Chen kembali dari mengantarkan Raymond, Handy pun bertanya kepadanya, “Direktur Raymond datang kemari untuk....”

“Direktur Raymond secara total menambahkan investasi sampai 10 miliar rupiah agar kru bisa meningkatkan alat pemanas. Dua hari ini suhu akan turun, suhu air di bawah nol, pengambilan gambar dalam air pasti tidak mudah.” Jelas Sutradara Chen.

Handy malah mendapatkan banyak informasi dari percakapan mereka ini.

Raymond dikabarkan adalah pion dari Tuan Keempat Sutedja, orang ini tidak kekurangan uang dan dia suka sekali dengan wanita. Dia dengan dermawannya memberikan kru syuting ini uang yang sangat besar. Jika bukan karena keuntungan, kalau begitu hanya satu kemungkinan yaitu karena wanita. Hal ini bukanlah hal baru dalam lingkaran industri ini jadi tidak aneh.

Lalu jika dihubungkan dengan ucapan Sutradara Chen barusan, dia berkata, ‘pasti tidak akan sampai terjadi lagi kejadian artis sakit karena membeku kedinginan.’

Dan artis yang sakit karena membeku kedinginan di dalam air di dalam kru ini hanyalah Clara.

Kalau begitu, apa Clara adalah wanita Raymond?

Ada beberapa pertanyaan dalam benak Handy, dia tidak bisa mengaitkan dan membayangkan Clara gadis yang begitu polosnya dengan Raymond pria yang banyak sekali wanita di sekitarnya tapi tidak satupun yang bisa menarik untuknya.

*

Di sisi lain, mobil Lexus Raymond perlahan masuk ke parkir bawah tanah.

Mobilnya punya parkiran khusus, setelah memarkirkan mobilnya, Raymond pun melangkah mantap berjalan masuk ke lift khusus.

Kantor presdir terletak di lantai paling atas dari seluruh gedung kantor. Ketika Raymond baru saja keluar dari lift dan melihat sekretaris cantik Linda yang duduk di depan meja resepsionis.

“Hei, cantik. Hari ini berdandan cantik sekali, malam ada kencan ya?” Kebiasaan Raymond yang tidak berubah yaitu menggoda wanita cantik di kantor Presdir.

“Direktur Raymond jangan menggodaku.” Linda tersenyum sopan, tetapi sikapnya konsisten.

Tuan Keempat Sutedja benar-benar tidak mengizinkan karyawannya dengan sikap kerja yang tidak selayaknya di bawah matanya. Tentu saja pengecualian untuk Raymond.

“Apa dia di kantor?” Tubuh tinggi Raymond bersandar di meja resepsionis dan dagunya dicondongkan ke arah kantor presdir.

Dua pintu kayu merah kecoklatan yang kuat masih terus dalam posisi tertutup rapat.

“Presdir Rudy sedang rapat. Selesai kira-kira setengah jam lagi.” Jawab Linda dengan nada bicara profesional kerja.

Lalu baru saja menyelesaikan ucapannya, pintu lift di seberangnya terbuka. Rudy berjalan keluar dikelilingi dengan beberapa eksekutif perusahaan dan asisten dari dalam lift bagaikan bulan yang dikelilingi bintang.

Alisnya berkerut dengan wajah serius sedang membicarakan sesuatu kepada direktur keuangan.

“Yo, rapatnya berakhir lebih cepat.” Raymond menghampiri sambil tersenyum.

Rudy meliriknya sejenak lalu mengangguk pelan.

Di depan kantor presdir, orang-orang tidak ikut masuk. Ini adalah aturan.

Hanya Raymond yang bagai ekor besar bergoyang berjalan di belakang Rudy dan terus mengikuti Rudy masuk ke kantor presdir.

Rudy duduk di depan komputernya memeriksa dokumen. Lalu Raymond duduk di seberangnya dan menendang pelan kaki Raymond. Dengan mata panjang ponixnya dia tersenyum dan mata tajam itu menatap Raymond penuh makna.

“Urusan yang kamu perintahkan sudah selesai aku kerjakan.” Tutur Raymond. Urusan yang dimaksud olehnya adalah Rudy memintanya untuk memberikan cek ke Sutradara Chen.

“Em.” Rudy hanya menjawab dengan ‘em’ saja dan tidak merespon lagi.

Raymond yang tertarik pun lanjut bicara, “Aku dengar dari Johan kalau kamu khusus pergi ke lokasi syuting untuk mengunjungi Clara dan kamu juga membawakannya sup.”

Rudy duduk di bangku bos tanpa mengenakan jas. Lengan kemejanya dilingkis memperlihatkan lengan tangan yang kuat. Satu tangannya memegang mouse dan menatap komputer dengan tenang.

Mendengar ini, pandangan matanya tidak bergerak sama sekali. Hanya menjawab santai, “Tidak termasuk khusus, hanya sekalian sejalan saja.”

“Kamu ini orang yang paling tidak sabar dalam urusan membuang-buang waktu seperti ini. Tapi kamu menghancurkannya dengan pengecualian terhadap Clara.” Tutur Raymond.

“Dia itu adalah ibu dari anakku.” Rudy akhirnya menjawab serius.

“Hanya begitu saja?” Raymond memperlihatkan jelas kalau tidak puas dengan jawaban Rudy, “Jika memang hanya seperti itu, kamu kan bisa langsug menyelesaikannya dengan uang. Rudy, katakan dengan jujur, apa kamu masih menginginkannya ya?”

Rudy tidak bicara lagi, bahkan melirik Raymond saja tidak. Seperti tidak mendengar ucapan Raymond saja. Rudy fokus menatap layar komputer. Tetapi gerakan mengetuk keyboard dengan jari-jarinya yang panjang tiba-tiba berhenti.

Raymond menangkap detail ini dengan akurat dan berbicara lebih keras lagi, "Gadis seperti Clara cukup muda dan cukup cantik bagaikan bunga. Selama itu pria, melihatnya, siapa yang tidak menginginkannya. Kamu menyukainya, tidak ada salahnya. Walaupun statusnya sangat khusus tapi wanita bagai dewi itu, bukan tidak bisa tidak terpesona. Berdasarkan dengan status dan posisimu sekarang, hal yang mudah untuk merenggutnya ke tanganmu.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu