Suami Misterius - Bab 300 Anjing Tidak Akan Mengubah Kebiasaan Memakan Kotoran

Clara mengerutkan alis, pemikiran nenek Santoso terlalu ekstrem, bahkan tidak membedakan niat baik atau buruk. Meskipun Clara berniat membantunya, namun tetap saja tidak nyaman dengan reaksinya.

“Nenek, kamu salah paham, aku dibesarkan bersama dengan kakak sepupu, mana mungkin menertawai dirinya, aku merasa sangat kasihan padanya. Nenek, aku merasa sekarang bukan saatnya berkelahi atau menuntut tanggung jawab, malahan saatnya untuk menyelesaikan permasalahan kak Ester. Bagaimanapun kak Ester sudah menikah dengan orang, bukan sebuah solusi juga seandainya terus tinggal di rumah keluarga sendiri.”

“Jadi harus bagaimana kalau tidak tinggal di sini, dia keguguran sudah dua hari, orang keluarga Maramis sama sekali tidak bertindak apapun, jelasnya tidak menganggap Ester sebagai anggota keluarganya.” nenek Santoso berkata dengan nada emosi, dia mengulurkan kaki, langsung menendang pada bahu Rina.

Rina menahan kesakitan, dan juga air mata yang sudah bergenang tetapi dia tidak mengeluarkan suara apapun.

Namun Clara malah membungkuk pinggangnya, mengulurkan tangan untuk mendirikan badan Rina, tersenyum manis dan berkata, “bibi, tuan muda Maramis bukannya keponakan dari bibi Su Fei, bibi teman akrabnya bibi Su Fei, dan juga orang yang menjodohkan kak Ester sama tuan muda Maramis, paling cocok kalau bibi yang negosiasi.”

“Dasar” Bola mata Rina berputar-putar, berkata dengan nada takut ketahuan. “Bagaimanapun aku bukan orang tua Ester yang sebenarnya, aku juga tidak tahu bagaimana membahasnya meskipun aku yang pergi.”

“Kamu tidak perlu mengatakan apapun, hanya perlu menanya bagaimana tindakan keluarga Maramis, apakah ingin menjalani hidup bersama kak Ester dengan baik, atau ingin berpisah secara damai.”Clara mempersingkat bahasanya.

Rina terbengong sejenak, dalam hatinya memaki Clara dari ujung ke ujung. Clara sedang mendorong dirinya untuk menjadi senjata. Buat apa dia membela Ester secara terang-terangan. Permasalahan ini akan menyinggung orang dan tidak akan mendapatkan imbalan apapun.

Namun saat ini, dia tetap harus menyetujui permintaannya, memang kondisi yang merepotkan. Dasar Clara, niatnya memang hanya untuk menyusahkan dirinya.

“Menjalani hidup apanya.” nenek Santoso jerit dengan nada nyaring, menunjuk batang hidung Rina dan mulai memaki lagi, “Kamu kasih tahu bajingan di keluarga Maramis itu, suruh dia cepat mengurus masalah perceraian dengan Ester, biarpun aku harus menghidupi Ester untuk selamanya, juga tidak akan mengizinkan Ester terus menjalani kehidupannya dengan seekor binatang.”

“Ibu, kamu tenangkan diri dulu. Masalah cerai bukan masalah yang kecil, tetap harus bertanya bagaimana pendapat Ester.” Rina menghapus air matanya dan berkata.

Ester masih berharap bisa menempel erat di keluarga Santoso? jangan berharap lagi.

“Tentu saja harus tanya pendapat kak Ester.” Clara sambung pembicaraannya, “Meskipun mau bercerai, juga tidak boleh bercerai dengan semudah itu. Kekerasan Vito yang membuat kak Ester keguguran, melukai orang secara sengaja dapat dituntut secara hukum.”

nenek Santoso hanya bisa terus meributkan masalah, bagaimanapun juga tidak berwawasan, setelah mendengar peringatan dari Clara, baru kepikirian dengan inti permasalahan. Dia menunjuk batang hidung Rina dan memaki lagi, “Kamu, langsung ke rumah Vito, beri tahu binatang itu, suruh dia membereskan diri, siap-siap masuk penjara.”

Dalam tatapan nenek Santoso dan Yanto yang memaksakan, Rina akhirnya keluar juga.

Clara menghibur nenek Santoso untuk sejenak, lalu kembali ke kamarnya. Vivi juga mengikuti langkahnya di belakang, mengomel dengan nada tidak terima, “Nona, buat apa nona ikut campur dengan masalah nenek dan Ester, mereka berdua bukan orang yang tahu berterima kasih, untung saja kalau masalah ini dapat diselesaikan dengan baik, jika tidak, masih harus terima keluhan mereka lagi.”

Clara selesai mendengarnya, lalu tersenyum datar.

“Aku membantu mereka juga tidak berharap mereka akan berterima kasih padaku. Pada satu sisi, aku hanya merasa sangat kasihan kepada Ester. Pada sisi lainnya, aku ingin menambah pekerjaan untuk Rina. Jadi dapat saling sibuk sendiri, daripada kalau dia berhasil menekan nenek, dan meluangkan waktu untuk mencari masalah padaku, aku sekarang tidak ada waktu untuk melayaninya."

Vivi merupakan anak yang cerdik, selesai selesai mendengar kata-kata Clara, juga mengangguk setuju. Lalu dia bertanya lagi, “Nona, menurutmu, apakah nona Ester akan bercerai ? Pernikahan ini baru berlangsung tidak sampai enam bulan.”

Pada kampungnya yang kecil itu, menikah beberapa bulan saja sudah bercerai, akan dihina oleh orang lain.

Clara mengeluh nafas, lalu berkata “Seandainya aku, pastinya harus bercerai. Binatang tidak akan mengubah kebiasaan buruk, jangan –jangan masih berharap Vito dapat menyadari kesalahannya ? Saat ini dapat memanfaatkan bukti bahwa Vito melakukan kekerasan, dapat meminta uang tunjangan dengan sebanyak mungkin, lalu selanjutnya dapat menjalani masa depan yang santai. Akan tetapi, kakak sepupu aku belum tentu berpikir demikian. Orang seperti dirinya, pengecut, lemah lembut, suka uang, belum tentu juga akan bercerai.”

Clara duduk di depan cermin dandan, dia melepaskan anting-anting mutiara di telinganya, lalu melepaskan aksesoris yang sedang mengikat rambutnya.

“Setengah harinya duduk di atas pesawat, capek sekali, aku mandi dulu, lalu tidur sebentar, kalau Rina sudah pulang, kamu baru membangunkan aku lagi, jangan terlewat dari drama yang begitu seru.” Clara memesannya.

Pada waktu bersamaan, Rina menahan rasa malu dan mengunjungi ke rumah Maramis.

Anggota keluarga Maramis sangat sombong dan angkuh, membuat Rina sangat pusing, sekarang kelemahannya sudah di tangan orang, tetapi anggota keluarga Maramis masih tidak ada kesadarannya sama sekali.

Rina juga malas melayani mereka, hanya berbicara pada Su Fei saja.

“Su Fei, bagaimanapun kita juga sudah berteman sejak muda, aku berkata jujur saja padamu, hari ini aku datang ke sini karena paksaan ibu mertua aku. Ester ingin bercerai dengan Vito, Vito memukul dirinya sampai melukai seluruh tubuhnya, bahkan anaknya juga sudah keguguran. Pihak rumah sakit sudah membuka surat keterangan. Sekarang sudah bukan zaman dulu lagi, dapat memukul istri dan anak dengan seenaknya. Hukum pernikahan juga bukan sekedar pajangan, kekerasan secara sengaja bisa dituntut dan masuk penjara.”

“Ini” Su Fei juga bukan ibu rumah tangga yang tidak berwawasan, setelah mendengar kata-kata Rina, juga merasakan kesusahan.

“Intinya, aku sudah sampaikan hal yang perlu disampaikan, kalian atur saja sendiri.” Rina menutup pembicaraan, berdiri dan ingin pergi.

Sejak saat ini, anggota keluarga Maramis mulai menyadarinya dan merasa ketakutan, sehingga sibuk untuk menahan dirinya, sikapnya juga mulai lembut.

“Kak Rina, Vito memang sedikit tengil, tetapi bagaimanapun dia juga keponakan dari suamiku, kamu coba memberikan saran kepada kami, apa yang harus kami lakukan, tidak mungkin juga kalau membiarkan dirinya dipenjarakan.” Su Fei menahan tangan Rina, membujuk dan memohon kepadanya.

Rina memang sengaja menanti kalimat ini, sehingga tersenyum dan berkata “Menurut aku, sekarang kalau ingin menyelesaikan masalah ini, hanya ada dua solusi. Pertamanya adalah kalian harus ikhlas menghabiskan uangnya, memberikan tunjangan hidup dengan nominal besar, untuk menutup mulut Ester. Menurutku, asalkan dia menerima imbalan yang nyata, tidak akan membiarkan Vito dipenjarakan.

Solusi satunya lagi, adalah menyuruh Vito merendahkan dirinya, membujuk dan memohon maaf kepada Ester. Membujuk orangnya untuk pulang ke rumah dulu, agar masalah ini dapat terselesaikan, asalkan orangnya telah kembali ke rumah kalian, akan sangat mudah untuk mengendali dirinya.

Sedangkan bagaimana mengambil keputusan, tergantung kalian sendiri.”

“Kak Rina, aku tahu semua saranmu demi kebaikan aku dan Vito, masalah ini, kami butuh dua hari untuk mempertimbangkan lagi, boleh ?” Su Fei tersenyum dan bertanya.

Rina mengangguk-angguk, “Aku tidak buru-buru, tetapi nenek di rumahku lebih emosional. Kalian harus cepat mengambil sebuah tindakan.”

“Aku mengerti, mengerti.” Su Fei terus mengangguk kepalanya. Mengantar Rina keluar rumahnya secara langsung.

Akan tetapi, keluarga Maramis tetap tidak memberitahukan tindakannya, Rina pulang ke rumah tanpa membawa hasil apapun, tetap saja dimaki lagi oleh nenek Santoso, namun sayangnya Clara tertidur dengan nyenyak, Vivi telah dua kali membangunkannya, tetap saja tidak berhasil.

Clara bangun ketika sore, dia memakai jaket dan siap-siap pulang ke rumahnya, alhasil, dia menerima panggilan telepon dari Luna ketika baru saja menginjak keluar. Luna menyuruh dirinya langsung bertemu dengannya, katanya ada masalah darurat.

Clara menatap pemandangan di hadapan dengan ekspresi menyedihkan, mobilnya baru saja mau masuk ke dalam kawasan perumahan. Saat ini dia sebagai orang paling sibuk di dunia, tidak dapat menginjak masuk ke rumah sendiri meskipun berkali-kali melewatinya.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu