Suami Misterius - Bab 1163 Tidak Sembarangan, Ini Serius

Keyra mengikuti Desta turun ke lantai bawah.

Diruang makan lantai satu, Rudy, Clara, sampai Diana dan Gungun juga ada disana. Satu keluarga berenam, ditambah anak, terlihat begitu ramai.

Diana memisahkan daging ikan dari duri dan meletakkannya di mangkuk kecil milik Gungun , namun Gungun malah mengambil daging ikan itu untuk diberikan pada Clara, “Nenek makan ikan, makan ikan bisa pintar.”

Clara tertawa sambil memeluk erat Gungun dan menciuminya dengan gemas.

“ Diane , putramu sungguh pintar.” Puji Keyra .

“Aku juga merasa demikian.” Diana mengangguk dengan begitu bangga.

“Sudah tahu siapa yang paling didengarkan di keluarga ini, pintar sekali menjilat.” Keyra berkata lagi, ada ledekan dan juga gurauan dalam ucapannya.

“Jangan iri, kalau sanggup kamu juga lahirkan satu penjilat.” Diana membalas.

“Aku sudah sedang berusaha kok.” Keyra menjawab tanpa malu.

Diana : “….”

Desta : “….”

Clara : “….”

Rudy berkata dengan wajah yang terlihat begitu tidak senang, “Jaga mulutmu sebagai seorang anak gadis, jangan sembarangan kamu.”

“Ayah, aku tidak sembarangan, aku serius.” Keyra menopang wajahnya sambil berkata dengan muka tersenyum.

“Jangan memasang wajah tersenyum seperti itu, sebagai wanita harus punya harga diri.” Rudy sengaja berkata dengan wajah serius lalu memberi pelajaran, “Beberapa waktu yang lalu, kamu dan Alfy sama-sama berada di Kota H?”

Keyra mengangguk dengan polos. Dia tidak berani menyahut seperti ketika berbicara dengan kakaknya.

Rudy tidak banyak bicara, hanya berpesan satu kata, “Lain kali akan anak itu untuk makan kerumah.”

Keyra :“……”

Dia refleks melirik Desta , kedua ayah dan anak ini mengatakan hal yang sama, jangan-jangan mereka berdua sudah bersekongkol.

Sementara Desta menundukkan kepala mengambil sayur, sama sekali tidak mengatakan apapun.

Cara pandang kedua ayah dan anak Keluarga Sunarya tentang hubungan percintaannya begitu sama. Putri keluarga mereka sudah dewasa, awalnya khawatir tidak ada yang melirik. Begitu ada yang melirik, malah mencurigai orang yang tertarik. Gadis yang sudah mereka besarkan selama 20 tahun lebih sudah akan dibawa oleh orang yang tidak dikenal, bai mereka ini jauh lebih parah dari merampas.

Sehingga mereka tidak akan membiarkannya semudah itu.

“Makan sayurnya.” Clara mengambil sepotong daging dan meletakkannya di mangkuk Keyra , menjelaskan dengan nada bicara yang lembut dan pelan : “Wanita yang menikah sama dengan terlahir kembali, kamu masih muda, ayahmu takut kamu terkena tipu daya pria. Kamu bawa Alfy pulang agar kami bisa membantumu mengamatinya.”

“Oh.” Keyra menjawab dengan murung, lalu bergumam dengan mulut yang dipenuhi nasi, “Belum juga sampai ketahap bertemu dengan orangtua.”

Paling tidak harus sampai ke tahap pacaran, baru bisa mengajaknya pulang dan bertemu orang tua. Status dia dan Alfy sama sekali belum menjadi pacar, kalau dia mengatakan pada Alfy : orangtuaku juga kakakku ingin bertemu denganmu, kamu harus bersikap baik, kalau tidak bisa kena hajar. Bagaimana kalau pria idamannya malah kabur karena hal ini.

“Kamu saja sudah ingin memberikanku cucu, lalu kalian masih berniat berhubungan sampai mana lagi?” Rudy berkata dengan sedikit kesal.

Keyra memilih untuk mengatupkan mulutnya dan mengangguk saja. Disaat seperti ini semakin banyak bicara maka akan semakin salah, yang penting mengiyakan dulu, urusan dikerjakan atau tidak, itu urusan nanti.

Makan malam kali ini Keyra makan dengan sangat cepat, setelah selesai makan ia segera kembali ke kamar, seolah takut ayahnya akan lanjut membicarakan tentang Alfy .

Mungkin karena siang hari tidur terlalu lama, malamnya Keyra malah insomnia…..

Dia duduk di depan jendela sambil mengenakan gaun tidurnya, memainkan ponselnya dengan wajah bosan, tanpa sadar menelepon nomor Alfy .

Ponsel baru berdering beberapa kali, suara Alfy yang serak dan lembut sudah terdengar dari ujung sana, “ Key , ada apa?”

Ketika Key mendengar suaranya, tiba-tiba merasa nafasnya sesak, jantung pun berdegup kencang dan tidak karuan. Dia refleks menggenggam ponsel dengan eratlalu menjawab dengan nada yang lembut dan rendah : “Kalau tidak ada urusan tidak boleh meneleponmu?”

Alfy hanya tersenyum tipis, lalu bertanya dengan asal, “Sedang apa?”

“Sedang bengong aja, mungkin karena siang harinya tidur terlalu banyak.” Keyra berkata dengan tidak berdaya, lalu bertanya lagi : “Kalau kamu?”

“Sedang di proyek.” Jawab Alfy .

“Apakah aku mengganggumu kerja?” Keyra bertanya dengan cemberut.

“Tidak juga.” Alfy berkata dengan lembut.

Perusahaan yang di pegang oleh Alfy , setiap divisi, setiap proyek, pembagian tugas kerjanya begitu jelas, masing-masing punya tugasnya masing-masing, asalkan tidak muncul masalah, Alfy yang menjabat sebagai presdir ini sama sekali tidak perlu terlalu sibuk.

Dia berdiri didepan bangunan konstruksi, berbicara dengan Keyra sambil melihat pekerja yang sedang lembur dimalam yang diterangi lampu, suara mesin pengaduk semen yang keras terdengar gaduh.

Keyra menggenggam erat ponsel, lalu berkata dengan nada bicara yang sedikit ragu, “Ayah dan ibuku ingin mengajakmu makan bersama di rumah.”

Dibalik telepon, sempat hening seketika. Keyra gugup sampai nafasnya menjadi berantakan, dalam hati berpikir : Kalau dia sampai menolak, dia berharap dia bisa menolak dengan sedikit lembut, kalau tidak, pasti akan malu sekali.

Lalu setelah keheningan itu, dia hanya menjawab satu kata dengan datar : “Baiklah.”

Seketika Keyra merasa dirinya salah dengar. Tidak mungkin dia tidak paham, kalau sudah sampai tahap bertemu dengan orangtua, hubungan mereka sudah bukan sekedar teman.

Sehingga, ketika Keyra bertanya padanya, sedikit banyak ada perasaan penasaran.

“Itu, hanya makan biasa saja, kamu jangan berpikir sembarangan.” Keyra menjelaskan dengan perasaan yang sedikit rumit.

dari balik telepon, bangunan konstruksi hanya tersenyum dengan lembut dan kembali bertanya : “Aku harus berpikir sembarangan seperti apa?”

Keyra : “…. Bukan apa-apa.”

“Presdir Sanusi……” dari balik telepon Alfy samar-samar terdengar suara perbincangan yang tidak bisa didengar oleh Keyra dengan jelas.

Sepertinya dia sedang bicara dengan orang lain sambil menutupi speakernya.

Keyra dengan sabra menunggu sampai terdengar suara serak yang dating dari balik telepon, “ Key .”

Keyra berpikir mungkin agak sibuk. Sehingga dia berkata dengan penuh pengertian : “ Alfy , aku sudah sedikit mengantuk.”

Setelah mengatakannya, dia tidak lupa menguap untuk meyakinkan.

Setelah Alfy mendengarnya, ia kembali tersenyum dengan lembut, “Bukankah sedang insomnia? Aku punya kemampuan menyembuhkan insomnia?”

“Mungkin juga. Bahkan memiliki daya yang lumayan kuat.” Keyra berkata sambil tersenyum.

Alfy mengangguk sambil tersenyum lembut, lalu berkata dengan hangat : “Tidurlah, Key , selamat malam.”

Keyra mematikan telepon, kembali berbaring di ranjang, kali ini ia benar-benar tidak bisa tidur sama sekali. Padahal Alfy tidak mengatakan apapun, bahkan kata seperti ‘miss you’ yang mesra saja tidak dia katakan sama sekali.

Namun dia malah merasa seperti sedang di gantung olehnya. Keyra memejamkan mata, dalam pikirannya, dalam telinganya dipenuhi oleh dengungan suaranya, terdengar begitu merdu bagaikan suara cello yang selalu ia mainkan saat kecil.

Sepanjang malam tidak bisa tidur, keesokan harinya, Keyra bangun dengan kantung mata yang hitam seperti panda.

Diana yang melihat ini, tidak bisa menahan diri untuk meledeknya, “Kamu sedang menggunakan riasan smoky eyes?”

“Matamu tidak berfungsi!” Keyra melirik dengan kesal, dan disaat bersamaan terus menguap.

“Mengantuk sampai seperti itu, semalaman melakukan tindak criminal apa?” Diana lanjut menggodanya.

“Aku hanya sendirian, ingin melakukan tindak kejahatan juga tidak akan sanggup. Ada juga kamu dan kakakku, sepanjang malam bekerja begitu keras. Namun, tolong kecilkan suara, jangan mengganggu tidur orang lain.” Keyra menyerang kembali, Nona besar Sunarya adalah seorang pengacara, dalam bersilat lidah dia tidak akan terkalahkan.

Pipi Diana merona, baru ingin membalas, Keyra sudah mengulurkan tangan dan menepuk bahunya, menasihati dengan serius : “Kakak ipar, aku sungguh berniat baik pada kalian. Usia kakakku juga sudah tidak muda lagi, harus lebih perhatian dalam melakukan segala hal, kalau sampai ginjalnya rusak, itu akan sulit untuk dipulihkan.”

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu