Suami Misterius - Bab 979 Barang Sialan Ini Sengaja Untuk Mencelakai

“Paket untuk nona Clara. Tolong tanda tangani kertas penerimaannya.”

Tamtam mengambil pena karbon yang diserahkan oleh kurir itu lalu menandatangani kertasnya. Lalu, dia membawa kotak paket itu ke dalam rumah.

Pada saat ini, Clara berjalan menuruni tangga, dia mengenakan baju monyet untuk wanita hamil. Tangan dan kakinya masih terlihat kurus, hanya perutnya saja yang terlihat jelas begitu maju bulat ke depan, perutnya seperti ditutupi oleh sebuah panci besar.

“Siapa yang mengirim paket untukku?”

Tatapan mata Clara langsung jatuh ke kotak paket yang ada di tangan Tamtam.

“Mana aku tahu darimana paketmu ini berasal.”

Tamtam menggoyang-goyangkan kotak paket di tangannya, tidak terlalu berat dan tidak terdengar suara apapun.

“Tolong pergilah ke dapur dan ambilkan gunting untukku.”

Kata Clara, dia sangat penasaran sekali dengan kotak paket itu.

Wanita punya antusiasme alami terhadap membuka paket.

Tamtam pun berjalan dengan santainya masuk ke dapur, lalu mengambilkan gunting dan menyerahkannya pada Clara.

Kemudian, dia duduk bermain sebuah game di ponselnya lagi di sofa di sampingnya. Dia menunggu Clara selesai membuka paket lalu pergi.

Begitu dia baru membuka halaman depan game, dia mendengar Clara menjerit.

"Ada apa?"

Tamtam menjatuhkan ponselnya dan langsung melihat ke Clara yang berdiri di sana dengan wajah pucat, tubuhnya tampak kaku.

Kotak paket itu pun jatuh ke lantai. Ada segumpal daging dan darah segar dalam kotak itu. Kelihatannya, seperti kelinci mati dengan bulu yang sudah dicukur.

Selain kelinci mati, ada banyak coretan, darah segar, tulang belulang, juga ada salib dan panah yang melambangkan kematian.

Terlihat benar-benar sangat menakutkan.

Untungnya, paket ini dikirim di siang hari. Jika dikirim malam hari, itu benar-benar mengejutkan sekaligus menakuti orang saja.

Wajah Tamtam sangat muram, dia langsung melangkah maju mengulurkan tangan merangkul Clara ke pelukannya, “Tidak apa-apa, jangan takut. Hanya seekor kelinci mati saja.”

Clara bersandar di dekapan Tamtam. Napasnya terasa begitu berat, tubuhnya juga gemetaran.

Setelah waktu berlalu cukup lama, baru perlahan Clara jadi tenang.

Dia tidak tahu siapa yang melakukan ini. Tapi orang-orang yang membencinya bisa dihitung dengan sepuluh jarinya, jadi dia pasti bisa menyelidiki siapa orang itu.

Hanya saja dia tidak ingin membuat Keluarga Qin ikut campur dalam masalah ini. Jadi, dia mencoba yang terbaik untuk membuat nada suaranya terdengar sudah tenang. Dia berkata dengan suara sedikit serak, “Siapa yang begitu membosankannya, sampai membuat lelucon mengerikan seperti ini.

Tamtam, ayo bergerak sana. Bantu aku membereskan ini.”

Tamtam pun melepaskannya, lalu api kemarahan dalam dirinya pun keluar.

Dia mengangkat kakinya dan menghancurkan kotak paket itu dengan keras.

“Barang sialan ini, apanya yang lelucon mengerikan?

Barang sialan ini itu sengaja untuk mencelakai! Kamu ini wanita hamil. Jika nyalimu kecil maka pasti akan langsung ketakutan dan akhirnya keguguran. Jika nyalimu lebih ciut lagi, maka ada juga kemungkinan mati ketakutan.

Jika aku tahu siapa yang melakukan ini, aku pasti akan membunuhnya!”

Dari dulu temperamen Tamtam memang tidak bagus dan sangat pemarah. Saat ini dia benar-benar sudah marah sekali dan emosinya meledak-ledak.

Dia pun mendudukkan Clara di sofa, lalu dia memasukkan kelinci mati itu ke dalam kotak lagi. Setelah itu, dia membawa kotak itu, berbalik lalu berlari keluar dari rumah.

Karena sangat terlalu terburu-buru, Tamtam tidak naik lift, tapi langsung menuruni tangga darurat.

Dia berlari keluar dari pintu gedung dan melihat sekelilingnya, bahkan bayangan mobil kurir paket tidak ada. Tapi di situasi normal, kurir akan mengirimkan barang di distrik kecil dan tidak mungkin langsung pergi.

Karena itulah, Tamtam mengelilingi distrik kecil itu. Setelah berkeliling dua kali, baru dia melihat kurir yag tadi mengirim paket itu.

Kurir itu sedang menurunkan barang dari mobil, mengambil ponsel mau menelepon pelanggan. Tamtam berlari menghampirinya dan langsung menghentikannya. Dia melemparkan kotar penuh darah itu ke kurir itu.

Begitu kurir itu melihat di dalam paket ada segempal daging penuh darah, dia langsung terkejut ketakutan tidak karuan.

“Siapa yang menyuruhmu mengirim paket semacam ini?”

Tanya Tamtam dengan suara keras sambil menarik kerah kurir itu.

Wajah Kurir itu langsung pucat ketakutan. Butuh waktu cukup lama, baru dia bicara, “Kak, kak, kamu tenang dulu. Aku juga tidak terlalu tahu jelas mengenai masalah ini. Aku hanya seorang kurir yang mengantarkan paket saja. Begitu paket datang, aku pun akan mengirim paket itu sesuai degan alamat yang tertulis. Aku benar-benar tidak tahu jelas apa yang ada di dalamnya.”

“Tidak tahu jelas?

Tidak tahu jelas tapi masih saja berani mengirim barangnya! Jika di dalamnya berisi bom waktu, apa kalian juga berani mengirimnya hah!”

Kata Tamtam sambil memelototinya.

“Kak, kamu jangan emosi dulu. Aku akan menelepon perusahaan dulu dan meminta mereka menyelidiki dari mana paket ini dikirim.”

Katanya, Kurir itu sudah menyadari tingkat keseriusan masalah ini.

Kurir itu menelepon perusahaan langsung di depan Tamtam.

Sebelum mengirim barang atau paket, perusahaan logistik bertanggung jawab untuk memeriksa barang apa yang akan dikirim terlebih dahulu. Jadi perusahaan logistik pun sangat memandang penting masalah ini dan langsung menyelidikinya.

Lalu, nama, nomer telepon, bahkan alamat pengirim semuanya palsu. Sehingga butuh waktu untuk menyelidikinya lebih lanjut.

Seberapa marah dan kesal Tamtam, tetap saja dia hanya bisa menunggu hasil dari penyelidikan mereka.

Dia pun buru-buru kembali ke apartemen, tanpa mengatakan apapun, dia menyeret sebuah koper dan memasukkan dengan asal-asalan baju-baju yang sering digunakan oleh Clara.

“Tamtam, apa yang kamu lakukan. Kamu nanti malah membuat bajuku kusut semua.”

Kata Clara melihatnya.

“Ayo pulang bersamaku. Tempat ini sudah tidak bisa ditinggali lagi.

Kali ini hanya sebuah paket berisi seekor kelinci mati. Lain kali, kalau sebuah bom waktu maka nyawamu akan melayang begitu saja.”

Selesai bicara, satu tangan Tamtam menarik koper, satu tangannya yang lain menarik Clara memaksanya untuk kembali pulang ke rumah keluarga Qin.

Ezra dan Aeris juga sangat marah dan khawatir ketika mengetahui masalah ini.

“Sebenarnya siapa sih yang melakukan ini, benar-benar kurang ajar dan jahat sekali.

Clara sedang mengandung, hal ini bisa saja mengejutkan dan menakuti Clara sampai akhirnya keguguran.”

Aeris membawakan Clara secangkir susu hangat, memintanya untuk menenangkan diri dulu, lalu bertanya dengan penuh perhatian, “Clara, apa kamu benar-benar tidak apa-apa?

Apa perlu pergi periksa ke dokter?”

“Terima kasih bibi.”

Clara mengambil susu hangat itu, lalu menjawab, “Aku benar-benar tidak apa-apa. ini juga bukan yang terlalu menakutkan, aku tidak terlalu ketakutan kok.”

Ketika melihat gundukan daging dan darah dalam kotak itu, memang Clara cukup ketakutan. Jantungnya berdegup sangat kencang, seluruh tubuhnya bergidik.

Dia sudah sebesar ini, tapi baru pertama kali dikejutkan dengan hal seperti ini.

Tapi kemudian, Tamtam memeluknya, dada kuat pria itu memberikan Clara perasaan aman. Jadi begitu melihat isi di dalam kotak itu lagi, hanya seekor kelinci mati saja. Dilihat lebih cermat, tidak terlalu menakutkan lagi.

Dia mengangkat secangkir susu hangatnya lalu meminumnya setengah.

Begitu mendongak, dia melihat Ezra duduk di depannya. Pada saat ini, wajah Ezra sangat tidak menyenangkan.

“Kejadian ini jelas ditujukan pada Clara. Menurutku, tujuannya adalah untuk menakuti Clara agar keguguran.

Kebencian sebesar apa ini. Hamil sudah enam bulan, jika sedikit saja ceroboh maka bisa-bisa membunuh ibu dan anaknya.

Tamtam, kamu segera selidiki masalah ini. Kamu harus menyelidikinya sampai tahu kebenaran sebenarnya dalam kejadian ini. Aku mau lihat, siapa yang berani sekali mengganggu keponakan perempuanku!”

“Sudah diselidiki, tidak lama lagi akan ada hasil penyelidikannya.”

Kata Tamtam menggertakkan giginya, “Begitu tahu siapa yang mengirimnya. Aku akan membunuhnya.”

Biasanya, ketika Tamtam mengucapkan kata-kata semacam ini, Ezra pasti akan memaki dan memarahinya habis-habisan.

Tapi sekarang benar-benar jarang terjadi, Ezra kali ini tidak membantahnya sama sekali.

“Dimana Rudy?”

Tanya Ezra lagi.

“Dia sedang di pasukan militer. Dia ada pekerjaan.”

Kata Clara sambil tersenyum Dia mengulurkan tangan dan mengambil jeruk dari piring buah di depannya.

Ezra berkata dengan wajah dingin, "Dia hanya sibuk dengan pekerjaan, apa istri dan anak-anaknya tidak perlu diurus lagi hah? Jika tidak mau mengurusnya lagi, aku saja akan menjaganya."

Clara masih saja tersenyum setelah mendengarkan ucapan Ezra ini.

Dia menyerahkan kepada Ezra jeruk di tangannya yang telah dia kupas.

"Paman, ini makan jeruknya."

Ezra mengulurkan tangan untuk mengambil jeruk itu, tapi dia tidak memakannya. Wajahnya masih saja terlihat tidak senang.

"Sudahlah, Clara ini belum makan siang loh. Dia sekarang makan satu orang tapi gizinya untuk dua orang. Jadi jangan sampai membuatnya kelaparan.”

Kata Aeris sambil tersenyum. Akhirnya, bisa meredakan suasana menegang ini.

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu