Suami Misterius - Bab 945 Bisa Disebut Sebuah Drama Besar

Pada saat ini, keluarga Sunarya juga sangat meriah, bisa disebut sebuah drama besar.

Nenek Sunarya dirawat lagi di rumah sakit, setelah Astrid memperbesarkan masalah dengan sengaja, semua orang tahu bahwa Rendi, cucu tertua ini yang telah membuat Nenek Sunarya dua kali masuk ke rumah sakit.

Karena itu, di bawah pimpinan Paman kedua Sunarya, semua anggota dan saudara keluarga Sunarya, semua kerabat datang untuk mengecam.

Di aula yang begitu besar seketika dipenuhi dengan orang-orang, masing-masing semuanya berbicara dan sangat berisik.

Sebagai Nyonya rumah, Ardian menyapa semua kerabat di rumah dengan teratur, namun tidak berbasa-basi.

Keluarga Sunarya sekarang berada dalam posisi tinggi, tetapi sejujurnya, Ardian tidak begitu menyukai kerabat keluarga Sunarya ini. Mereka seperti lintah, mengisap darah keluarga Sunarya, masing-masing hidup dengan sangat mewah, tetapi tidak pernah memberikan kontribusi apapun untuk masa depan keluarga Sunarya. Tidak masalah jika tidak memberikan kontribusi, tetapi malah banyak beromong kosong.

Mereka sangat bersemangat mengurus urusan keluarga orang lain. Mengapa mereka tidak menggunakan semangat ini untuk fokus pada pendidikan anak-anak mereka sendiri, sehingga bisa mengurangi beberapa orang gagal.

Paman Kedua Sunarya menjadi pemimpin dan juru bicara dari orang-orang ini. Paman Kedua Sunary memegang tubuhnya dan duduk di sofa tengah dengan ekspresi yang serius.

"Kakak sepupu, aku tahu bahwa Rendi adalah putramu satu-satunya. Meskipun anak tidak sah, tetapi dia adalah pewaris keluarga Sunarya yang terkenal. Keluarga Sunarya kita adalah keluarga besar dan pemilihan ahli waris ini bukanlah sebuah lelucon."

Bahron memegang cangkir teh, terlihat sangat santai. Bahron hanya mengangkat mata dan menatapnya sekilas, kemudian bertanya, "Maksudmu, Rendi tidak cocok untuk menjadi pewaris keluarga Sunarya dan kamu sudah memiliki kandidat yang lebih cocok? "

Setelah Bahron selesai berbicara, tanpa sadar melirik Ahmed yang duduk di samping.

Tentu saja Paman Kedua Sunarya tidak berani mengakuinya secara terbuka, meskipun hatinya juga berpikir begitu, tetapi Paman Kedua Sunarya tidak berani mengatakannya.

Di keluarga Sunarya saat ini, perkataan Bahron tidak ada yang berani membantah dan tidak ada orang yang tidak takut dengannya.

Paman Kedua Sunarya sedikit canggung dan mengedipkan mata pada Astrid yang duduk di seberangnya. Astrid seketika langsung mulai menangis: "Kakak pertama, aku tahu kamu sangat menyayangi putramu, tetapi kamu juga tidak bisa mengabaikan nyawa Ibumu. Demi seorang wanita, Rendi sampai membuat Ibu sakit parah dan dirawat di rumah sakit. Terhadap nenek kandung sendiri saja, Rendi tidak patuh dan tidak berbakti. Di masa mendatang, bisakah kerabat keluarga Sunarya ini merujuk padanya!

Kakak pertama, aku tahu seharusnya aku tidak terlalu banyak bicara tentang masalah ini, tetapi pewaris keluarga Sunarya kita melibatkan kepentingan semua orang. Meskipun kamu memiliki wewenang, tetapi kamu juga harus mendengarkan pendapat semua orang ... "

“Jika tahu tidak seharusnya banyak bicara, maka jangan banyak bicara!” Astrid belum selesai berbicara, Bahron sudah menyelanya dengan nada dingin. Cangkir teh di tangannya jatuh berat di atas meja dan terdengar suara berat teredam.

"Alasan Ibu masuk rumah sakit kali ini, apakah kamu masih tidak jelas? Atau kamu ingin aku menceritakan skandalmu itu di depan umum?"

Bahron dulunya memiliki penglihatan yang tajam, jika tidak, dia tidak akan bisa duduk di posisi dia yang sekarang. Namun, karena usianya semakin tua dan juga memiliki seorang putra yang baik, jadi, Bahron mengabaikan begitu banyak hal dan menyebabkan kelonggaran pengawasan.

Bahron meminta orang untuk memeriksanya, kemudian baru menyadari bahwa Astrid telah melakukan begitu banyak perbuatan jahat di belakangnya.

Di bawah nama keluarga Sunarya, Astrid menerima suap. Orang-orang yang memintanya untuk melakukan sesuatu terus mendatanginya tanpa henti dan banyak sekali uang yang dia terima. Astrid dan pengembang real estat kecil yang bermarga Ruffin berpindah tangan beberapa bidang tanah dan harga perbedaan yang mereka peroleh setinggi tujuh angka.

Astrid adalah adik kandungnya sendiri dan jika seseorang dari Komisi Inspeksi Disiplin datang mencari, maka Bahron juga akan terlibat di dalamnya.

Jika bukan karena Rendi memperingatinya, mungkin Bahron benar-benar telah dibodohi.

Bahron membocorkan semua perbuatan jahat yang telah dilakukan Astrid, hal ini membuat Nenek Sunarya marah besar, kemudian sakit parah dan masuk rumah sakit.

Tapi Astrid bukan hanya tidak tahu bagaimana mengintropeksi diri, tetapi malah berani menghasut kerabat untuk membuat keributan.

Bahron saat ini ingin sekali menampar Astrid beberapa kali. Penjahat ini selalu mencari keuntungannya sendiri!

Astrid gemetar ketakutan melihat ekspresi Bahron, kemudian menekan bibirnya dan tidak berbicara lagi.

Melihat ini, Paman Kedua Sunarya tertawa terbahak-bahak dan berpura-pura menjadi orang baik. "Kakak sepupu, Astrid juga karena terlalu khawatir dengan kondisi Nenek, kecemasan yang berlebihan membuatnya berbicara sembarangan, jadi kamu jangan terlalu mempermasalahkannya."

Paman Kedua Sunarya terus mengedipkan mata pada Astrid. Astrid kemudian bersikap rendah hati dan berkata, "Kakak pertama, ini semua salahku, kamu jangan terlalu mempermasalahkannya denganku."

Wajah Bahron tampak dingin dan tidak berbicara, menyaksikan Paman Kedua Sunarya dan Astrid saling berpadu.

Setelah itu, Paman Kedua Sunarya menghela nafas dan melanjutkan: "Kakak sepupu, jangan mengatakan kami terlalu banyak ikut campur. Masalah istri Rendi tersebar dengan tidak terkendali. Keluarga Sunarya kita benar-benar sudah dipermalukan, tidak heran Nenek itu sakit parah dan dirawat di rumah sakit. "

Setelah Paman Kedua Sunarya selesai berbicara, semua anggota keluarga lainnya juga mengikuti, masing-masing berbicara. Semakin berbicara, semakin tidak masuk akal. Berbicara sampai akhir, sepertinya Clara bukan diculik, tetapi seperti sudah berselingkuh.

Pada akhirnya, langsung memberi mereka sebuah ultimatum, memaksa Rudy dan Clara untuk bercerai. Tidak hanya bercerai, tetapi Clara juga harus arborsi, agar tidak merusak reputasi keluarga Sunarya mereka.

Jika Rudy menolak untuk bercerai, maka harus diusir keluar dari rumah dan membiarkan Bahron mencari ahli waris yang lain.

Orang-orang ini sangat sembarangan, berani menyerang dalam kelompok dan mengira dengan begitu banyak orang, maka kekuatannya akan lebih besar.

Ardian dari tadi duduk diam di samping dan hanya menatap Bahron dengan dingin, pandangan mata sinis dan tidak suka.

Inilah keluarga Sunarya, inilah keluarga Sunarya yang ingin dilindungi oleh Bahron hingga meninggalkan mereka berdua, ibu dan putra waktu dulu, benar-benar sangat konyol.

Kerabat keluarga Sunarya ini masih berceloteh.

Suara dengung mereka hampir menjungkirbalikkan atap.

Ekspresi Bahron menjadi semakin buruk. Dirinya telah berada di posisi tinggi selama bertahun-tahun dan tidak pernah diancam oleh orang lain. Orang-orang ini, selama ini benar-benar telah dirawat dengan baik hingga tidak sadar diri.

“Sudah cukup belum!” Bahron mengambil cangkir teh di atas meja dan langsung dihempaskan ke lantai.

Terdengar suara keras, cangkir teh keramik jatuh di lantai marmer dan hancur berkeping-keping. Bunyi tubrukan itu membuat ruangan seketika menjadi sunyi.

Semua orang saling memandang, tetapi karena rasa takut pada Bahron, mereka semua tidak berani berbicara lagi.

Bahron masih duduk di sofa, menatap orang-orang ini dengan sinis.

"Rumor apa? Pihak militer telah secara terbuka mengklarifikasi bahwa penculikan itu tidak benar adanya. Kalian masih berbicara di sini dengan lugas. Apakah kalian melihatnya dengan mata kepala sendiri, atau bagaimana?"

"Klarifikasi militer itu hanya untuk menyembunyikan keburukan. Masalah istri Rendi telah beredar kemana-mana, siapa yang tidak tahu," Adik perempuan sepupu Bahron berkata.

"Beredar kemana-mana? Siapa yang menyebarkannya? Sebutkan namanya dan aku akan pergi bertanya secara pribadi."

Adik perempuan sepupu itu terdiam setelah ditanya seperti itu.

Di aula yang begitu besar seketika hening. Orang-orang ini benar-benar lemah dalam permainan konspirasi dan tipu daya dengan Bahron, mereka benar-benar tidak ada apa-apanya.

Pemikiran Bahron sangat tajam, tatapannya yang serius dan dingin menyapu semua orang satu per satu, dan akhirnya berkata: "Rendi juga bukan anak-anak. Dia bisa menangani masalahnya sendiri. Begitu banyak masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan baik oleh orang-orang di pasukan, dia bisa menanganinya dengan kemampuannya sendiri, apalagi ini hanya masalah kecil di dalam rumah. Kalian memiliki semangat untuk mengkhawatirkannya, lebih baik kalian merawat anak-anak kalian di rumah. "

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu