Suami Misterius - Bab 939 Berakhir Di Sini

"Astrid, jelaskan padaku, apa yang terjadi!"

“Bagaimana kalau aku mengatakannya untuk bibi?”

Rudy bersandar di sofa, posturnya malas dan senyumannya dingin.

"Baru-baru ini, bibi selalu berdekatan dengan seorang agen real estat. Tidak ada salahnya kamu mengejar kebahagiaan, tapi kamu terlalu ceroboh. Kalau melahirkan seorang anak haram di usia segini, benar-benar sangat memalukan keluarga Sunarya."

Astrid selalu mengatasnamakan keluarga Sunarya, memamerkan diri dan tidak tahu bersikap rendah diri, sangat mudah dijadikan sasaran.

Ada banyak orang yang memberikan uang dan hadiah kepada Astrid, selain uang sogok, tentu juga ada pria yang menggodainya.

Agen real estat ini berusia empat puluhan tahun, tinggi dan tampan, humor dan suka bercanda, paling pandai menangani wanita setengah baya seperti Astrid.

Astrid bermesraan dengan agen real estat ini, sering diam-diam berkencan di hotel dan juga pernah melakukan operasi aborsi untuk pria ini.

“Kamu.... benar-benar memalukan keluarga Sunarya.”

Nenek sangat marah, mengangkat tangan dan menampar Astrid.

Astrid menjadi bingung ditampar olehnya, dia tidak mempedulikan wajahnya yang merah dan bengkak, langsung berlutut di depan Nenek dan menangis "Bu, aku terlalu ceroboh, tapi kamu jangan khawatir, aku sudah menyelesaikannya."

Tidak peduli seberapa bodohnya si Astrid, dia juga tahu anak di dalam perutnya tidak boleh dilahirkan, lagipula wanita tua seusianya, sangat bahaya melahirkan anak.

Oleh karena itu, Astrid telah diam-diam menjalani operasi aborsi.

Dia menyangka tidak ada yang menyadarinya, tapi tanpa terduga, kejadian ini bisa sampai ke telinga Rendi.

Saat ini, dia benar-benar sangat takut dan marah.

“Kamu.... kamu segera putus dengan pria itu.”

Nenek sangat marah dan berkata dengan nada suara bergetar.

“Aku tahu, aku tahu.”

Astrid memeluk kaki Nenek dan tidak berhenti mengangguk.

Setelah mendengar, Rendi tersenyum dingin, dia menyalakan rokok dengan acuh tak acuh dan terus berkata.

“Apa yang bibi tahu?

Setahu aku, kamu sering mengatasnamakan keluarga Sunarya, membantu mengambilkan tanah untuk pria itu, kalau urusan ini tidak terselesaikan dengan mulus, mungkin saja Komisi Inspeksi Disiplin akan segera datang, sampai saat itu, keluarga Sunarya tidak hanya memalukan.

Kalau keluarga Sunarya terjadi krisis seperti dulu, aku tidak berkemampuan seperti ayah, mengandalkan seorang wanita untuk membalikkan situasi.”

“Rendi!”

Wajah Bahron menjadi buruk, dia langsung memandang ke arah Ardian yang duduk di sampingnya.

Ardian sama sekali tidak mengangkat kepalanya, tapi sudut bibirnya terangkat senyuman yang sangat ironis.

Rudy tersenyum mendengus, lalu menghembuskan asap rokok.

“Bukannya kamu dan nenek sering berkata,

kata-kata demi kebaikan selalu tidak enak didengar.”

Bahron berwajah suram dan tidak berkata.

Sedangkan Nenek saat ini bukan hanya kesal, tapi benar-benar marah, dia tidak sabar ingin menampar Astrid lagi.

“Kamu mengatasnamakan keluarga Sunarya pergi mengambil tanah?

Kamu benar-benar keterlaluan!”

Putra dan cucunya berjabat di posisi tinggi, tidah tahu ada berapa banyak orang yang iri pada mereka.

Orang-orang itu membuka lebar matanya sedang menunggu dan mencari kesalahan Keluarga Sunarya.

Keluarga Sunarya selalu sangat waspada.

Astrid si idiot benar-benar menabrak ke arah pistol.

Nenek menendang Astrid, dia memukul dan memarahinya, tapi tetap tidak dapat melampiaskan emosinya.

Rudy menyaksikan adegan ini dengan dingin, seolah-olah sedang menonton sebuah pertunjukan.

Dia mengisap rokok dengan santai dan menjentikkan abu rokok, ketika rokoknya hampir habis, dia memadamkan puntung rokok di asbak kristal.

“Apakah kalian sudah selesai berkata?”

Rudy berkata dengan dingin, akhirnya menghentikan teguran Nenek pada Astrid.

Saat ini, Astrid jatuh duduk di lantai, akhirnya juga terdiam.

Tatapan Rudy yang dalam menyapu pada beberapa orang di depannya, suaranya tenang dan dingin.

“Kalau kalian selesai berkata, sekarang gantian aku. Clara diculik ke perbatasan karena aku, setelah dia kembali, tidak ada satu pun dari kalian bertanya padanya betapa takut dan putus asa dirinya saat itu. Sebaliknya, malah lebih memperhatikan apakah dia diperkosa, tidakkah kalian merasa konyol?

Memang benar, rumor sangat mengerikan. Tapi tidak peduli seberapa buruk rumor di luar, itu hanya kata-kata orang luar, tapi kalian adalah saudara. Namun, sepertinya aku salah. Bukannya orang yang memiliki DNA yang sama adalah saudaramu, kalian pada dasarnya tidak jauh berbeda keluarga Sutedja."

"Rendi."

Akhirnya Bahron berkata, nadanya berat dan tidak berdaya.

Rudy hanya menatapnya dengan acuh tak acuh dan lanjut berkata dengan nada dingin: "Apakah itu anakku atau tidak, aku lebih jelas dari siapapun.

Hal ini berakhir di sini.

Di rumah ini, aku tidak ingin mendengar pendapat yang berbeda lagi.

Kalau tidak...... kalian seharusnya tahu aku tidak begitu tertarik bermarga Sunarya."

Rudy membuat keputusan terakhir.

Selesai berkata, dia berdiri dari sofa, menatap Astrid dan memberinya peringatan, kemudian langsung keluar dari villa tanpa memutar kepala.

Rudy terus berjalan, hanya terdengar samar suara Bahron yang tak berdaya di belakangnya, dia berkata pada Nenek "Sudah cukupkah?

Janganlah keterlaluan, kalau tidak, mungkin saja kamu akan kehilangan cucumu."

....... Rudy keluar dari villa dan masuk ke mobil.

Dia memegang setir di satu tangan, sambil menjawab panggilan telepon.

Di dalam telepon, terdengar suara Aldio "Bos, bagaimana menangani pengembang kecil real estat yang bermarga Ruffin?"

Pengembang real estate kecil ini benar-benar berani, sejak berhubungan dengan Astrid, dia terus mengatasnamakan keluarga Sunarya dan melakukan hal sesuka hati, kalau terus membiarkannya, orang-orang dari Komisi Inspeksi Disiplin benar-benar akan datang.

"Ayahku akan menangani si marga Ruffin.

Anggotamu segera mundur, jangan sampai diketahui ayahku."

Rudy mengingatkannya.

"Tenanglah, meskipun ayahmu memiliki mata langit, dia juga tidak akan menemukan sesuatu yang berhubungan dengan kita."

Aldio berkata sambil tersenyum.

Sekarang dia semakin lancar menjalani bisnis muncikari.

"Yah, kerjaanmu kali ini lumayan bagus."

Rudy jarang memujinya.

Cara licik seperti ini, tidak ada yang lebih lincah daripada Aldio.

Menurut kata-kata Aldio, menentang wanita, terutama wanita tua yang kesepian seperti Astrid, cara yang paling efektif adalah menggodainya.

Aldio memilih dalam ribuan pilihan, lalu terpilih pengembang real estat kecil yang bermarga Ruffin ini.

Agen real estat ini lumayan terkenal di kalangan industri, selalu mengandalkan pada wanita, wanita-wanita kaya berusia 40-an dan 50-an, semuanya terpesona olehnya.

Aldio sengaja menciptakan kesempatan bagi keduanya untuk saling mengenal.

Real estat kecil ini benar-benar tidak mengecewakan, tidak butuh lama langsung memenangkan hati Astrid, ketika Aldio menerima berita bahwa Astrid diam-diam melakukan aborsi di rumah sakit, dia benar-benar merasa sangat bahagia.

Astrid selalu mengawasi anak di dalam perut Clara, tapi dia pula yang duluan melakukan aborsi.

Ini benar-benar terlalu konyol.

"Meminta orang terus mengawasi Astrid, kalau ada tindakan berlebihan, langsung menyebarluaskan skandalnya bersama si marga Ruffin."

Rudy berkata lagi.

"Yakin?"

Aldio mengangkat alisnya "Kalau masalah ini disebarkan, aku khawatir ayahmu akan terpengaruh."

"Tidak dapat mengendalikan Astrid, ini berarti dia tidak dapat memerintah keluarga dengan tegas. Kalau begitu, sudah waktunya keluarga Sunarya mengganti orang."

Rudy mendengus dingin dan memutar setir dengan satu tangan "Aku sedang mengemudi, aku tutup dulu."

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu