Suami Misterius - Bab 935 Humor Dewasa

Kondisi Clara lumayan stabil, hari kedua langsung mengurus prosedur meninggalkan rumah sakit.

Sebelum keluar dari rumah sakit, Lena memperingatkannya harus mengendalikan suasana hatinya.

Tapi suasana hati sangat sulit dikendalikan.

Sangat jelas, Rudy lebih mempedulikan suasana hatinya daripada dirinya sendiri, dia juga khawatir orang yang tidak berhubungan datang mengacaukan suasana hatinya.

Jadi setelah keluar dari rumah sakit, Rudy mulai meminta cuti, dan selalu menemani di sisinya.

Di bawah perawatan Rudy, hidup Clara menjadi tenang dan teratur.

Bangun tepat waktu di pagi hari, makan sarapan dengannya, dan turun ke bawah untuk berjemur.

Kemudian, pada sore hari, ketika Clara tidur siang, Rudy akan menangani pekerjaannya di ruang studi.

Clara tidak bertanya tentang kondisi Nyonya tua, tapi melihat penampilan Rudy yang tenang, dia berpikir Nyonya tua seharusnya baik-baik saja.

Meskipun Rudy bersikap acuh tak acuh terhadap banyak hal, tapi Clara tahu hatinya sangat peduli dengan keluarga Sunarya. Bagaimanapun juga, keluarga Sunarya adalah saudara yang memiliki hubungan darah dengannya.

Ketika Nyonya tua dipulangkan dari rumah sakit, Rudy tidak hadir, Bahron hanya menelepon, memberitahunya dan tidak meminta dia melakukan apapun.

Namun Astrid mengambil kesempatan ini, mulai menyindir.

Bahron sudah malas melayaninya, tapi Ardian tidak mengabaikan Astrid lagi, dia berkata dengan tenang: "Bergegas ke luar negeri selama lebih dari 20 tahun tanpa kabar, kamu benar-benar cukup berbakti."

Astrid tersedak olehnya, akhirnya berhenti berbicara.

Sedangkan Clara tidak lagi memperhatikan urusan keluarga Sunarya, dia hanya hidup tenang, merawat kandungannya.

Meskipun dia makan dan hidup dengan baik, semuanya tampak baik-baik saja, tapi tidak ada senyuman di wajahnya.

Ketika bersamanya, Rudy sering menemukan dirinya melamun, membuat orang sulit menebak apa yang sedang dia pikirkan.

Situasi ini membuat Rudy sangat khawatir, Clara memiliki riwayat depresi, dan sekarang dia tengah hamil, sangat mudah mengalami depresi pranatal.

Rudy hampir memeras otaknya untuk menghiburnya, dia bahkan belajar menceritakan lelucon.

Tapi Tuan Muda Sunarya benar-benar tidak humoris, tidak peduli betapa lucu leluconnya, tetap akan menjadi lelucon dingin.

Jadi Raymond dan Aldio mencari banyak humor dewasa dan mengirim ke ponselnya.

Rudy memilih salah satu yang tidak terlalu berlebihan dan menceritakannya pada Clara.

"Seorang suami baru saja bertengkar dengan istrinya, dia rencana ingin keluar berjalan-jalan. Sebelum pergi, dia mengaca di depan cermin kamar mandi seperti biasanya, dan menemukan bahwa beberapa bulu hidung tumbuh panjang, jadi dia mengambil gunting dan memotongnya, setelah memotong dia terburu-buru ingin pipis, jadi langsung membuka resleting celana.

Dan belum sempat meletakkan gunting di tangannya.

Istrinya kebetulan melewati pintu kamar mandi, menjerit dan bergegas masuk, merebut gunting, dan menangis berkata: Jangan begini, aku mengakui kesalahanku, oke?"

Setelah mendengar, Clara menatap Rudy dengan tatapan bingung dan tidak berani percaya.

Kapan paman prajuritnya yang tegas menjadi begini? Apa yang baru saja dia dengar?

Paman prajuritnya menceritakan humor dewasa! Melihat Clara memandang dirinya dengan tatapan bingung, Rudy juga merasa malu.

Setelah hidup selama 30-an tahun, ini adalah pertama kalinya dia melakukan hal semacam ini.

Benar-benar memalukan.

"Kamu, apakah kamu tidak mengerti?"

Rudy berdeham dan bertanya, telinganya memerah tak terkendali.

Ekspresi di wajah Clara masih kaku, dia mengalihkan tatapannya ke bawah, berhenti di antara kedua kaki Rudy, dan berkata dengan serius: "Alat pemotong bulu hidung memang merupakan benda yang bagus."

Kata-kata Clara membuat Rudy tertawa, suara tawa bergema di dalam ruangan.

Clara menutup rapat bibirnya, menunjukkan sedikit senyuman, tapi tetap sengaja berwajah suram, dan bertanya, "Dari mana kamu melihat lelucon ini?"

"Aldio dan Raymond mengirimnya padaku, masih banyak lainnya."

Rudy menjawab dengan jujur, tanpa merasa telah mengkhianati sahabatnya.

Clara berkata dengan wajah suram, "Lainkali selain pekerjaan, jangan bermain dengan mereka, agar tidak menjadi buruk."

Rudy tersenyum dan mengangguk.

Melihat suasana hatinya jauh membaik, Rudy ingin membawanya turun mengambil nafas segar, tapi tanpa terduga, Honey kebetulan datang.

Teman Clara tidak terlalu banyak, bisa menghitung dengan sepuluh jari.

Karakter dan latar belakang keluarga Honey cukup bagus, Rudy tidak pernah melarangnya berteman.

Topik pembicaraan Clara dan Rudy sangat sedikit, tapi dia memiliki banyak topik bersama Honey.

Dua wanita yang berusia dekat dan memiliki hobi yang sama, mereka benar-benar memiliki topik pembicaraan yang tidak habis dibicarakan.

Dan Honey adalah seseorang yang ceria, dan sangat pandai berkata.

Keduanya membicarakan tentang musik, lagu, dan album. Honey juga menggunakan piano Clara.

Ada sebuah grand piano Jerman antik di ruang piano Clara, sederhana dan mulia, Honey sangat menyukainya.

"Clara, piano ini benar-benar sangat menakjubkan."

Clara mengangkat bahu dengan acuh tak acuh, "Oh, Rudy yang membelinya, kadang-kadang dia akan mengajar Wilson bermain piano."

"Suamimu juga pandai memainkan piano?"

Honey berkata dengan iri.

Clara tersenyum, lalu tiba-tiba teringat ketika Wilson masih sangat kecil.

Rudy menggendong Wilson duduk di pangkuannya, dan meletakkan tangan Wilson yang gemuk di atas punggung tangannya, lalu perlahan-lahan bergerak di atas piano.

Suara musik mengalir di ujung jarinya, itu adalah melodi paling indah yang pernah Clara dengar dalam hidupnya.

Clara melamun sejenak, tapi Honey sepertinya tidak menyadarinya, dia sedang membicarakan hal-hal lain.

Dia masih harus bersosialisasi di malam hari, jadi tidak tinggal terlalu lama.

Honey paling benci bersosialisasi, selama bersosialisasi, pasti harus meminum alkohol.

Honey paling takut meminum alkohol, setelah minum, perutnya terasa panas dan tidak nyaman, lalu akan sakit kepala di hari berikutnya.

Namun, berada dalam industri hiburan, meskipun memiliki dukungan dari orang tua, tetap juga banyak perbuatan yang tidak dapat dikendalikan oleh dirinya sendiri.

Para direktur musik, direktur produksi, ataupun sutradara dan produser, serta para senior di industri, pasti harus bersosialisasi dengan mereka, ketika tiba di meja makan, tanpa meminum, benar-benar terlalu menyombongkan diri.

Ketika pergi, Honey masih berwajah cemberut ini membuat Clara sangat khawatir.

Oleh karena itu, keesokan paginya, Clara menelepon Honey, panggilan telepon terhubung, kemudian terdengar suara seorang pria dari dalam telepon.

"Siapa ini?"

"Apakah ini ponsel Honey?"

Clara bertanya dengan kaget.

Pagi-pagi dini, ponsel Honey dijawab oleh seorang pria, ini sangat mudah membuat orang berpikir, apakah dia menghabiskan waktu semalaman bersama pria ini.

"Ya."

Pria itu menjawab, kemudian berkata, "Dia belum bangun. Aku akan menyuruhnya menelepon kembali setelah dia bangun."

Kemudian, panggilan telepon ditutup.

Setelah panggilan telepon ditutup, Clara selalu merasa suara pria ini sangat familiar, setelah berpikir lumayan lama kemudian, akhirnya dia teringat itu adalah suara Aldio.

Clara segera menjadi gelisah.

Honey bersosialisasi tadi malam, tidak bisa dihindari untuk meminum lebih banyak....... Jangan-jangan dia dan Aldio melakukan sesuatu setelah mabuk?

Begitu pikiran ini keluar, perasaan Clara langsung menjadi kacau.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu