Suami Misterius - Bab 918 Tidak Keberatan Mengantarnya

Nenek hendak mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba terdengar sebuah suara pria yang dingin berkata dengan marah.

“Iya, mengapa! Mengapa setelah melakukan kesalahan, hanya dengan meminta maaf langsung bisa menyelesaikan semua hal.”

Rudy masuk ke dalam, temperamen di seluruh tubuhnya sangat dingin.

Ketika melihat Rudy, Nenek tertegun sejenak.

Dia tahu terjadi masalah yang begitu besar, Rudy pasti akan datang, jadi dia meminta Astrid harus pergi meminta maaf besok, tapi tanpa terduga, cucunya akan kembali malam-malam gini.

“Rendi telah datang, sudah makan malam?”

Biasanya kalau cucunya kembali, Nenek selalu tersenyum senang, tapi hari ini dia tidak bersuasana hati tersenyum.

Meskipun begitu, dia tetap memanggil pembantu menyiapkan makan malam untuk Rudy.

“Nenek tidak perlu sibuk, aku tidak lapar dan juga tidak memiliki selera makan.”

Rudy berkata dengan dingin.

Nenek mengangguk, tapi terlihat ekspresi kecewa di wajahnya.

Sejak putri dan cucunya kembali, hubungan antara Rendi dengan keluarga Sunarya semakin menjauh.

Dia tidak bermaksud menyalahkan Rendi, orang yang seharusnya dia salahkan adalah putrinya.

Nenek hanya merasa sakit hati.

Memikirkan ini, Bahron hanya menghela nafas.

Dia berdiri dan berkata pada Rudy, “Mari kita masuk ke ruang studi dan menemaniku meminum teh.”

Biasanya setelah Bahron selesai berkata, Rudy akan langsung mengikutinya naik ke lantai atas.

Tapi kali ini, Rudy tidak bergerak, dia berdiri tegak di sana, pandangannya yang tegas dan dingin tertuju pada Astrid dan putrinya.

Melihat Rudy, Astrid menghela nafas lega.

Dia tidak ingin pergi meminta maaf ke rumahnya besok, sekarang ibunya ada di sini, ada seseorang yang dapat mendukungnya, dia dapat meminta maaf secara acuh tak acuh.

Memikirkan ini, Astrid tersenyum acuh tak acuh memandang Rudy.

“Rendi, kebetulan kamu datang.

Aku akan menjelaskan tentang masalah hari ini.

Tidak tahu siapa yang mengirim sebuah video kepada Petty, putriku yang tidak cukup teliti langsung membuka dan menontonnya, tidak menyangka terlibat istrimu.

Kami tahu masalah seperti ini tidak seharusnya disebarluaskan, tapi sangat kebetulan, Petty sedang merekam pertunjukan, banyak wartawan dan kamera di tempat, jadi dengan tidak sengaja diketahui banyak orang.

Petty memang bersalah, aku meminta maaf padamu.

Kita adalah sekeluarga, jangan terus menyalahkannya.

Sekarang hal yang paling penting bukanlah menyalahkannya, tapi harus berpikir bagaimana menyelesaikannya.

Hal memalukan yang dilakukan istrimu, juga memalukan kita sekeluarga.”

Setelah Astrid selesai berkata, ruang tamu yang luas menjadi sunyi.

Rudy tidak berkata, dia hanya menatapnya dengan tatapan dingin dan mendalam, membuat Astrid tidak menahan diri bergetar, dia mengambil langkah mundur, bersembunyi ke belakang Nenek.

“Sudah selesai berkata?”

Rudy mengangkat alisnya, sudut bibirnya terangkat sebuah senyuman dingin.

“Sendiri sebagai orang bodoh, masih saja menganggap orang lain bodoh.”

“Kamu, siapa orang bodoh yang kamu katakan?”

Mendengar ini, Astrid sangat marah.

Melihat ibunya dipermalukan, Petty segera menjadi panik.

Awalnya dia memang lumayan takut dengan Rudy, tapi sekarang berada di keluarga Sunarya, ada ibu dan nenek yang mendukungnya, Petty tiba-tiba menjadi berani.

“Siapa yang bodoh?

Telah diselingkuhi, masih juga menganggap wanita itu sebagai kesayangan, kamu benar-benar sangat bodoh.

Seperti yang dikatakan orang: Bodoh tak tertandingi.

Emangnya kenapa kalau aku sengaja menyebarluaskan video itu, video itu bukan video yang dipalsukan olehku, Clara si wanita murahan telah dipermainkan para pengedar narkoba, masih saja bersikap sombong dan tidak tahu menundukkan kepala, selalu melawanku, aku hanya mengambil mantelnya, dia berani melapor polisi, membuatku terkurung dalam kantor polisi selama beberapa hari, aku sangat membencinya.”

“ Petty, diam!”

Wajah Nenek terlihat buruk dan berkata dengan penuh amarah.

Melihat wajah ibunya terlihat buruk, Astrid tahu dia benar-benar marah, menyinggung Nenek pada saat ini benar-benar tidak ada keuntungan bagi mereka.

“ Petty, jangan banyak berkata.”

Astrid mengulurkan tangan memeluk putrinya.

Petty sama sekali tidak tahu memperhatikan suasana, otaknya kecil tapi keberaniannya besar, dia terus berteriak: “Aku memang ingin mempermalukan Clara, emang apa yang bisa dia lakukan padaku..... Ah!”

Sebelum selesai berkata, Petty merasa wajahnya kesakitan, dia menutup wajahnya dan menatap Nenek yang sedang marah dengan tatapan tidak berani percaya, “Nenek, mengapa kamu menamparku!”

“Kamu minta ditampar.” Nenek berkata dengan marah.

“Ibu, ibu, nenek menamparku!” Petty menarik lengan Astrid dan berteriak marah.

Astrid tidak menyangka ibunya akan menampar putrinya, dia merasa sakit hati tapi berkata dengan tidak berdaya, “Bu, ada apa kita bisa bicarakan baik-baik, Petty masih muda, mengapa menamparnya.”

“Berusia dua puluhan, sudah bukan anak kecil. Kamu hanya tahu memanjakan anak!” Nenek berkata dengan dingin.

Rudy berdiri di sebelah, ketika melihat adegan ini, dia hanya tersenyum dingin.

Dia harus mengagumi neneknya ini, reaksinya cukup cepat.

Kalau bukan dia duluan bertindak, tamparan ini akan dilakukan Rudy sendiri.

Tapi kalau Rudy yang menampar, mungkin saat ini Petty sudah tidak dapat menangis.

Rudy masih belum pernah memukul wanita, Petty benar-benar hebat dan berkemampuan.

Melihat pasangan ibu dan anak yang saling berpelukan dan menangis bersama, Nenek menghela nafas.

Kemudian, dia menatap ke arah Rudy dan berkata dengan tidak berdaya: “Rudy, kamu kembali dulu.

Sekarang urusan Clara menjadi begitu besar, aku harus berdiskusi dengan ayah dan ibumu, lihat bagaimana meminimalkan dampak.”

“Tidak perlu merepotkan kalian.”

Rudy menjawab dengan dingin, pandangannya memandang ke sekeliling, lalu berhenti sejenak pada Bahron.

“Masalah ini, aku akan mengurusnya sendiri. Hari ini aku datang, hanya ingin memberitahu kalian jangan ikut campur.”

Setelah mendengar, Bahron mengerutkan kening.

Dia sangat mengerti putranya.

Tidak ingin mereka ikut campur, karena dia ingin melakukan sesuatu yang keterlaluan.

Bahron lumayan tenang, dia hanya memperingatkannya, “Asalkan jangan keterlaluan.”

Rudy tidak menjawabnya, dia menatap fokus pada Nenek, serta Astrid dan putrinya.

“Apakah nenek menyangka hanya dengan sebuah tamparan bisa menyelesaikan semuanya?”

Dia berkata dengan acuh tak acuh, tapi membuat orang merinding.

Nenek mengerutkan kening tapi tidak mengatakan apapun.

“Kamu, apa lagi yang ingin kamu lakukan!”

Tapi Petty malah mengangkat dagunya dan berkata dengan berani.

Rudy tersenyum, “Berteriaklah selagi masih bisa berteriak.”

“Apa maksudmu?

Astrid memeluk putrinya, bertanya dengan gelisah.

Dia dibesarkan di keluarga Sunarya, jadi tentu tahu cara keluarga Sunarya menangani masalah.

Berdasarkan status dan kekuasaan Rendi saat ini, tidak sulit baginya untuk mematikan putrinya.

“Tante, putrimu ini selalu mengatasnamakan keluarga Sunarya, menyombongkan diri di mana-mana, tidak tahu diri dan tidak tahu mati.

Kalau begini, aku tidak keberatan mengantarnya.”

Selesai berkata, Rudy langsung berbalik, berjalan menuju ke luar vila.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu