Suami Misterius - Bab 830 Misi Yang Belum Diselesaikan

“Rudy, kamu sama Clara pisah rumah ya ?”

Ardian Sutedja yang tidak berbicara sejak tadi tiba-tiba membuka mulut.

Rudy juga tidak bermaksud untuk menyembunyikan hal ini, sehingga hanya menjawab dengan nada datar, “Iya.”

“Sembarangan sekali !”

Pada kali ini, Ardian Sutedja masih belum sempat berbicara, nyonya tua Sunarya langsung membentak dengan penuh amarah.

Anak muda zaman sekarang memang terlalu menyepelekan pernikahan, bahkan menikah dan cerai dengan seenak hati mereka.

Dari persepsi nyonya tua Sunarya, apabila tidak memiliki anak, mereka tentu saja dapat berulah dengan sesuka hati, namun apabila masih berulah seenaknya setelah memiliki keturunan, tandanya telah bertingkah tidak tanggung jawab, mereka tentu saja dapat bercerai dengan begitu saja, namun anaknya juga yang akan tersakiti karena hal tersebut.

Nyonya tua Sunarya kepikiran lagi dengan Wilson yang begitu imut dan pintar, akan betapa kasihan apabila dia bertumbuh di dalam keluarga yang tidak utuh.

Wajah nyonya tua Sunarya terpenuhi dengan reaksi amarah, akhirnya hanya berdiri dari sofa dan melambaikan tangan kepada Rudy, lalu berkata lagi dengan nada tidak sabar :”Pindah saja, pindah saja semuanya, daripada berkeliaran di hadapanku dan memusingkan otakku.”

Jelasnya nyonya tua Sunarya telah mengalah.

Meskipun sifatnya agak keras dan membela orang sendiri, namun dia tetap saja sangat ahli dalam menilai kondisi.

Apabila Rudy dan Clara bercerai karena masalah kekacauan di keluarga Sunarya, maka keluarga ini tidak akan bisa tenang lagi untuk selamanya.

Mendingan dirinya mengalah dan membiarkan mereka pergi dari tempat ini, setidaknya masih bisa merasakan keharmonisan keluarga ketika hari raya maupun hari besar.

Ardian Sutedja akhirnya menghela nafas lega setelah mendengar demikian.

Awalnya dia mengira bahwa Rudy hanya mengalah untuk sementara saja, tujuannya adalah dapat pindah dari rumah ini dan dapat hidup berduaan bersama Clara, dia tidak menyadari kalau hubungan anak dan menantunya sudah menginjak batasan penceraian.

Pada keesokan harinya, barang Clara dan Wilson telah dipindahkan ke dalam apartemen baru.

Sus Rani menjadi sibuk dalam seketika, bagaimanapun begitu banyak barang yang pindah sana sini, hanya dengan mengemas dan membereskan barang sudah cukup menyibukkan.

Akan tetapi, untung saja Sus Rani sangat rajin dan lincah.

Dalam waktu dua hari ini, Sus Rani telah merapikan semua barang di apartemen baru.

Dikarenakan menghadapi suasana yang sangat dikenalnya, sehingga Sus Rani sangat lancar dalam menjalankan pekerjaannya, setiap harinya akan antar jemput Wilson untuk masuk ke TK, setelah itu dia akan memasak dan menyelesaikan pekerjaan rumah.

Apabila tidak ada pekerjaan di luar, Clara juga akan mengerjakan pekerjaan rumahnya agar dapat meringankan beban Sus Rani, dia bahkan sudah berhasil belajar memasak.

Kadang kalanya dia akan menyiapkan makan malam untuk Wilson.

Rudy tetap saja sangat sibuk, dia hampir menghabiskan semua waktunya di dalam pasukan, namun dia tetap akan meluangkan sedikit waktunya di malam hari untuk menemani Wilson.

Setelah Wilson mulai ketiduran, dia akan pergi dari apartemen.

Pada setiap kalinya, Clara akan mengantar dirinya keluar rumah, namun Clara tidak pernah bermaksud untuk menahan dirinya, meskipun Rudy juga merasa sedikit kecewa karena hal ini, namun dia tetap tidak bermaksud untuk memaksanya.

Kehidupan mereka seolah-olah menjadi tenang dan rutin kembali.

Pada saat Rudy meninggalkan wilayah perbatasan pada sebelumnya, perangkap dan rancangan yang disusun oleh dirinya malahan muncul kelalaian besar.

Kelalaian ini ditimbulkan oleh keponakan Xujiang yang telah menggantikan posisinya.

Pada saat orang tersebut dimutasikan ke wilayah perbatasan, dia ditugaskan sebagai ajudan Rudy.

Namun dikarenakan umurnya yang lebih besar dari Rudy, sehingga dia beranggapan bahwa dirinya jauh lebih berpengalaman dibandingkan Rudy, dan juga tidak pernah menghormati Rudy.

Oleh sebab itu, ketika baru menggantikan tugas tersebut, dia langsung membatalkan perancangan yang telah disusun oleh Rudy dan mulai menyusun rancangan baru dengan berlagak ahli, dikarenakan kelalaian dirinya pada kali ini, malahan mengorbankan nyawa seorang mata-mata dan tiga orang polisi, seorang ajudan Rudy yang menetap di wilayah

perbatasan juga mengalami luka parah dan masuk rumah sakit, hingga saat ini masih belum ada jejak kesadaran.

Mengenai tugas penangkapan penjahat narkoba di wilayah perbatasan pada kali ini, pejabat atasan juga sangat perhatian dan mementingkannya, namun akhirnya malah terjadi kelalaian sebesar ini.

Keponakan Xujiang telah diberhentikan dari jabatannya, keluarga Xu sedang memanfaatkan semua relasinya untuk melindungi orang tersebut.

Meskipun perancangan Rudy tidak pernah terjadi kelalaian, namun bagaimanapun dia telah meninggalkan wilayah perbatasan selagi belum menyelesaikan tugasnya, biarpun semuanya berjalan sesuai prosedur, namun tetap saja akan menampakkan kesan ‘melarikan diri’ kepada orang lain.

Setelah kejadian wilayah perbatasan ini tersebar keluar, Bahron langsung memanggil Rudy ke dalam ruang baca dan memaki dengan parah.

“Seorang mata-mata dan tiga orang petugas, nyawa empat orang langsung hangus begitu saja.

Sebagai pimpinan langsung, kamu sama sekali tidak merasa malu ya ?

Di dalam pemikiranmu hanya ada masalah cinta, dengan tingkah lakumu di saat ini, apakah pantas untuk menghadapi seragam tentara di badanmu ?Pantas untuk menghadapi tanggung jawab di pundakmu ?”

Dalam menghadapi amarah Bahron, Rudy tidak dapat membantah apapun, dia hanya menunduk kepala dan tidak berbicara sama sekali.

Secara tidak langsung, kematian semua orang ini memang dikarenakan dirinya.

Seandainya dia tidak nekat untuk pulang ke rumahnya pada saat itu, perancangan dirinya juga tidak akan dibatalkan dengan begitu saja.

Mereka juga tidak akan meninggal dunia.

Seharusnya mereka memiliki hidup dan masa depan yang cerah, mereka adalah tentara yang berani, bahkan juga memiliki cita-cita dan ambisi yang tinggi.

Dalam peperangan yang melindungi dan membela negara, pastinya akan mengorbankan nyawa, namun pengorbanan mereka malah dikarenakan kelalaian pimpinannya, pengorbanan mereka tidak membawa arti apapun, pengorbanan seperti ini adalah pengorbanan yang paling menyedihkan.

“Sekarang sudah tersebar gosip di luar, katanya kamu tiba-tiba meninggalkan wilayah perbatasan dikarenakan berbeda opini dengan keponakan Xujiang.

Seandainya rumah sakit tidak menerbitkan surat peringatan krisis untuk Wilson pada saat itu, dan juga prosedur mutasi kamu yang sesuai aturan, takutnya kamu juga harus memikul tanggung jawab untuk kejadian ini.”

Setelah selesai memaki, Bahron menghabiskan teh di dalam gelasnya untuk meredakan api amarahnya, lalu berkata lagi dengan emosional tenang.

“Aku memang harus bertanggung jawab.”

Rudy berkata.

Bahron juga memgetahuinya, Rudy merasa bersalah dengan pengorbanan beberapa orang tersebut.

Dengarnya mata-mata yang berkorban itu adalah tentara yang sengaja ditunjuk oleh Rudy pada sekolah tentara, tentara tersebut sangat unggul di segala sisi, benar-benar sayang sekali.

“Kamu siap-siap berangkat ke wilayah perbatasan saja, para atasan sudah selesai diskusi, semuanya beranggapan bahwa kamu adalah pilihan terbaik.”

Bahron berkata lagi.

Rudy mengangguk, dia tidak berkomentar apapun terhadap hal ini.

Pada saat seperti ini, dia mesti turun tangan untuk menjalankan misi yang belum diselesaikannya.

……Setelah meninggalkan keluarga Sunarya, Rudy membawa mobil ke swalayan untuk membeli beberapa sayur segar, setelah itu dia kembali ke apartemen yang berada di Sanhuan.

Pada saat Rudy menjinjing kantong pembelanjaan dan masuk ke dalam rumah, di rumahnya hanya ada Sus Rani yang sedang mengepel lantai.

“Kenapa beli begitu banyak sayur, lagi diskon ya.”

Sus Rani mengambil kantong belanjaan dan membawa ke dalam dapur.

Rudy berdiri di gerbang pintu untuk mengganti sepatu, lalu bertanya, “Clara di mana ?”

“Clara pergi jemput Wilson, sebentar lagi akan pulang.”

Sus Rani menjawab.

Rudy melepaskan jaket dan melipat lengan bajunya, lalu langsung beranjak ke dalam dapur.

Setelah Clara dan Wilson pulang ke rumahnya, sayur di meja telah tertata rapi.

Wangi kelezatan makanan bertebaran sana sini, air ludah Wilson sudah hampir mengalir karena tergiur dengan wangi makanan, sehingga dia langsung memanjat ke atas kursi.

“Cuci tangan dulu.”

Rudy sambil menyusun sendok garpu dan sambil berkata padanya.

“Oh.”

Wilson ikut Clara mencuci tangannya terlebih dahulu, setelah itu langsung duduk di samping meja makan.

Sus Rani juga sangat pengertian, setiap kalinya mereka makan bertiga, Sus Rani akan mencari alasan untuk menghindarinya.

Banyak lauk yang tertata di meja, namun hanya ada mereka bertiga yang menyantapnya, kesannya sangat mubazir.

Suasana di meja makan sangat sunyi, hanya ada suara sendok dan piring yang saling bersentuhan.

Rudy mengambilkan sebuah bakso ke dalam piring Clara, lalu berkata dengan nada datar, “Aku besok akan pergi.”

Maksud dari pergi tentu saja adalah dirinya pergi bertugas lagi.

Tangan Clara yang sedang memegang sendok menjadi kaku sejenak, lalu hanya menjawab dengan nada datar, “Iya.”

Setelah itu, tidak ada yang berbicara lagi, mereka hanya lanjut menyantap makan malamnya.

Setelah selesai makan, mereka berdua menemani Wilson mengerjakan tugas dari TK.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu