Suami Misterius - Bab 691 Wanita Seharusnya Adalah Pohon Randu Alas

Keluarga Sutedja dan Rudy akhirnya mencapai kesepakatan, Keluarga Sutedja menyerahkan bagian terakhir dari saham Sutedja Group, Gevin keluar negeri, dan tidak akan menginjak tanah air ini seumur hidup.

Nalan Vi dan Viona juga akan pergi bersama.

Sejak saat itu, Keluarga Sutedja dari empat keluarga besar hanya sisa Nenek Sutedja dan Arima, dan hampir sisa nama saja.

Setelah Rahma ditempatkan ke pusat penahanan, dia tidak menyewa pengacara atau meminta bertemu dengan keluarganya.

Sebaliknya, dia ingin bertemu dengan Clara.

Sebenarnya, Clara benar-benar tidak ingin melihat Rahma lagi, tapi setelah dia memikirkannya, dia merasa lebih baik pergi melihatnya, anggap saja sebagai kesimpulan akhir.

Rudy tidak setuju dengan hal tersebut, tetapi dia masih memilih untuk menghormati keputusan Clara dan mengantarnya ke pusat penahanan.

Mobil berhenti di depan gerbang pusat penahanan, Clara turun dari mobil, dia dipimpin oleh petugas pusat penahanan dan memasuki pusat penahanan.

Dia dibawa ke ruang tertutup, tidak lama kemudian, Rahma masuk bersama dua orang polisi, Rahma mengenakan rompi seragam penjara, mengenakan borgol di tangannya, wajahnya pucat, tapi dia sangat tenang.

Rahma duduk di seberangnya, di dalam ingatan Clara, ini adalah pertama kalinya mereka duduk bersama dengan tenang.

"Clara, sebagai pemenang melihat pihak yang kalah, apakah perasaan ini sangat enak?"

Rahma berbicara terlebih dahulu, nadanya tidak histeris, hanya membawa sedikit penghinaan diri.

Mata Clara tenang seperti air, dia menjawab dengan datar: "Kamu berpikir terlalu banyak.

Bagiku, kamu hanyalah salah satu bagian dari masa lalu suamiku.

Dulu begitu, sekarang begitu, di masa depan juga akan begitu. "

Satu-satunya yang Clara keberatan adalah Bobo.

Dia tidak pernah menganggap Rahma sebagai lawan.

Jika Rudy dan Rahma benar-benar saling mencintai, maka mereka tidak akan berpisah.

Karena mereka sudah berpisah, maka itu telah membuktikan bahwa mereka tidak cocok dan tidak ditakdirkan.

Terlebih lagi, Rudy yang begitu bangga, dia tidak akan memilih seseorang yang pernah mengkhianatinya.

"Masa lalu?"

Rahma berbisik dengan tatapan bingung, 'masa lalu' benar-benar merupakan kata yang menyedihkan.

Rahma menatap Clara dengan ragu-ragu, tangan Clara diletakkan di atas meja, Clara mengenakan gelang berlian di pergelangan tangannya, lampu di kamar agak gelap, dan gelang berliannya tersebut sangat berkilau.

Rahma menatap gelang tersebut, kemudian tersenyum, "Perhiasan yang begitu indah, aku sudah lama tidak pernah mengenakannya.

Apakah kamu sedang memamerkan kemuliaan milik Nyonya Muda Sutedja? "

Clara tercengang sejenak, kemudian tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Rahma, di dalam hatimu, apakah wanita harus bergantung pada pria?

Aku membeli gelang ini dengan uangku sendiri, aku membelinya dengan uang yang aku dapatkan dari film "Putri Duyung".

Sejujurnya, setelah aku menikah dengan Rudy, aku benar-benar tidak banyak menggunakan uangnya.

Meskipun, dia memberiku kartunya, membelikanku pakaian dan perhiasan, dan membeli banyak barang untukku, tetapi pada kenyataannya, aku mampu membelinya sendiri.

Aku tidak pernah berpikir, wanita harus hidup dengan bergantung pada pria.

Pernahkah kamu mendengar kebahagiaan independen?

Jika pria adalah pohon oak yang tinggi, maka wanita seharusnya adalah pohon randu alas, dengan bangga dan mandiri berdiri di sampingnya.

Tidak bergantung satu sama lain, mandiri, dan saling percaya satu sama lain. "

Setelah Rahma mendengarkannya, dia hanya tersenyum.

Dia sebagai wanita yang sudah mau berusia tiga puluh, ternyata perlu seorang gadis berusia awal dua puluhan untuk mengajarinya hubungan antara pria dan wanita, benar-benar sangat konyol ketika memikirkannya

"Clara, aku membiarkanmu datang bukan untuk mengajariku."

Rahma mengangkat dagunya dan menatap Clara dengan tenang.

"Jadi, apakah kamu ingin terus mendiskusikan tentang pemenang dan pihak yang kalah denganku?"

Mata Rahma setengah tertutup, dan dia tersenyum dengan sinis.

"Iya.

Sebenarnya aku sangat penasaran.

Baik dari latar belakang keluarga, pendidikan, ataupun bakat, aku dan Rudy sangat cocok.

Aku lembut dan perhatian padanya, dan juga mencintainya dengan sepenuh hati.

Aku mencintainya tidak kurang darimu, dan usaha yang telah aku keluarkan lebih banyak darimu.

Tapi dia masih saja acuh tak acuh dan mengabaikanku.

Aku selalu berpikir bahwa dia adalah orang yang berdarah dingin sejak dilahirkan.

Tetapi sampai aku melihat bahwa dia baik padamu dan peduli padamu.

Tiba-tiba aku menemukan bahwa darah pria ini juga panas, dia juga bisa impulsif, tidak terkendali, dan juga bisa mencintai seorang wanita dengan sepenuh hati.

Clara, dibandingkan denganmu, aku benar-benar tidak tahu aku kalah di mana! "

Clara menatapnya, kemudian menghela nafas ringan dan berkata, "Rahma, bisakah ibumu dan ibu Ahyon berjabat tangan dan berdamai?

Bisakah kamu dan Ramzez serta Ahyon saling mencintai? "

Rahma sangat jelas tercengang sebentar, Clara tiba-tiba mengatakan sesuatu yang tidak berhubungan, dia tidak mengerti maksud Clara.

"Apa maksudmu?"

"Ibumu menghancurkan pernikahan orang tua Ahyon, dan dendam dari generasi sebelumnya berlanjut ke generasi berikutnya, meskipun kalian adalah kerabat yang memiliki hubungan darah, tetapi itu tidak ada bedanya dengan musuh."

Clara melanjutkan, " Revaldo dan Rudy memiliki hubungan yang sama."

Rahma menyipitkan matanya dan memikirkannya.

Clara mengulurkan tangannya, merapikan rambut yang ada di telinganya dengan santai, dan suaranya sangat lembut.

"Ibu Revaldo terlibat dalam pernikahan Adisti dan Arima, antara Revaldo dan Rudy, mereka ditakdirkan tidak mungkin menjadi kakak-beradik yang saling mencintai.

Dan Arima berpihak kepada Revaldo, dia dengan sepenuh hati ingin Revaldo mewarisi Sutedja Group.

Kalau begitu, Rudy yang sebagai putra yang kelebihan, semakin dia mampu, semakin dia akan diwaspadai oleh Arima.

Pada zaman kuno, para pangeran akan saling membunuh demi tahta.

Meskipun kamu tidak memiliki ambisi, meskipun kamu tidak ingin bertarung, kamu tetap akan menjadi duri di mata lawan.

Oleh karena itu, hubungan antara Revaldo dan Rudy tidak akan bisa berdamai.

Tapi kamu, sebagai tunangan Rudy, kamu tidak pernah melihat situasinya.

Ketika dia membutuhkanmu untuk berdiri kokoh di sampingnya, kamu berdiri di antara dia dan Revaldo.

Kamu tidak pernah benar-benar memahami Rudy.

Kamu bahkan tidak tahu apa yang dia pedulikan dan apa yang dia inginkan, kamu bahkan tidak tahu di dalam hatinya, siapa yang merupakan keluarga sebenarnya. "

"Dia tidak mencintaiku, hanya karena ini?"

Rahma merasa seperti itu, dan dia juga merasa sangat sedih.

"Itu hanya sebagian alasannya.

Atau mungkin, kalian tidak ditakdirkan. "

Clara menambahkan kalimat lain.

Rahma tersenyum, "Lupakan saja, kamu tidak perlu menghiburku lagi.

Pihak yang kalah tetap saja kalah.

Sebenarnya, aku telah menerima nasibku.

Tapi, demi Bobo, aku tidak boleh menerima nasib, aku ingin berjuang sekali lagi.

Tapi sayangnya, manusia tidak bisa memenangkan takdir, Bobo bukan putra Rudy. "

Setelah Rahma selesai berbicara, dia tiba-tiba mengulurkan tangan dan meraih lengan Clara.

Clara terkejut, dia tanpa sadar ingin menarik kembali tangannya.

Ada dua petugas polisi berdiri di belakang Rahma, ketika mereka melihat tindakan Rahma, mereka segera melangkah maju dan menekannya.

"Jangan bergerak!"

Kedua polisi memegang Rahma dari kiri dan kanan dan menegurnya.

Rahma ditekan di kursi, dan tidak bisa bergerak, dia menatap Clara dan berkata, "Clara, aku tidak pernah berpikir untuk menyakitimu, aku hanya ingin memohon padamu, tolong mengampuniku.

Jika aku masuk penjara, maka tidak ada orang yang menjaga Bobo.

Clara, kamu juga merupakan seorang ibu, kamu pasti bisa mengerti perasaanku, anak yang baru berusia lima tahun, bagaimana boleh tidak memiliki ibu. "

Clara berdiri dan menatap Rahma dengan tenang, kemudian mendesah dengan tidak berdaya.