Suami Misterius - Bab 632 Menyatakan Keadilan

Selesai mengenakan pakaian, keduanya keluar dari ruang tunggu.

“Lapar?

Aku akan membawamu pergi makan.”

Rudy berkata.

“Ya.”

Clara mengangguk.

Dia terburu-buru keluar dari hotel, tanpa sarapan dan makan siang, setelah ‘berolahraga’ dengan Rudy, seluruh tubuhnya kehabisan tenaga, perutnya sudah mulai berbunyi.

“Apa yang ingin kamu makan?”

Rudy bertanya.

“Malas keluar, bagaimana kalau makan di kantin perusahaan saja?”

Clara berkata.

“Apakah istriku ingin memeriksa kantin perusahaan juga?”

Rudy tersenyum bertanya.

“Ya, ingin melihat bagaimana makanan-makanan di kantin perusahaan.”

Clara bersandar di dadanya, tersenyum berkata.

“Ayolah.”

Rudy mengulurkan tangan mengelus kepalanya, dan keluar dari kantor bersamanya.

Kantin Sutedja Group di lantai tiga, keduanya keluar dari lift dan berjalan menuju ruang makan.

Sangat aneh, jelas adalah waktu makan siang, tapi mengapa tidak ada seorang pun di dalam kantin, meja makan dikemas dengan rapi dan bersih.

Rudy langsung berjalan ke meja makan, mengulurkan tangan mengambil piring, dan pandangannya menyapu di atas hidangan.

Lalu mulai memesan makanan.

Rudy tentu memesan semua makanan favorit Clara.

Dia membawa piring dan memilih tempat duduk.

Clara membawa dua gelas minuman dan duduk di hadapannya.

“Terlihat lezat.”

“Ya, coba rasakan.”

Rudy menyerahkan sepasang sumpit untuknya.

Clara memegang sumpit, mengambil sepotong ikan, rasanya tidak terlalu buruk.

Kemudian dia mencoba hidangan lainnya, dia benar-benar terasa lapar, apa pun yang dia makan, semuanya terasa enak.

“Makan pelan-pelan, tidak ada yang akan merebut denganmu.”

Rudy menyerahkan air padanya.

Clara meminum air dan bertanya dengan santai, “Mengapa tidak ada seorangpun di kantin?”

“Ehm, mungkin sudah selesai makan dan kembali.”

Clara berkata dengan tegas.

Rudy mengangkat kepala meliriknya dan berpikir dalam hati: Bagaimana mungkin Clara akan mempercayainya.

Ketika hampir selesai makan, bibi di dapur mengantarkan manisan.

“Masih ada manisan makanan penutup, terima kasih bibi.”

Clara memegang perutnya, terasa kenyang.

Rudy menyerahkan sendok padanya, “Cobalah, manisan dari bibi kantin lumayan enak.”

“Oh.”

Clara mengulurkan tangan mengambil sendok, baru saja memakan cream di atas manisan, langsung terdengar suara dari pintu masuk.

"Aku mendengar hari ini kantin ditutup satu jam lebih awal dari biasanya, apa yang terjadi? Aku masih belum makan.

Bibi, aku mau semangkuk mie rebus daging sapi, masukkan lebih banyak daging sapi, dan kurangi mie-nya."

Raymond berjalan masuk, melihat Rudy dan Clara, dia tersenyum senang, langsung mendekati mereka, dan duduk semeja dengan mereka.

"Kakak ipar."

Clara tersenyum sopan, kemudian memandang ke arah Rudy.

Kantin ditutup satu jam lebih awal, dia benar-benar hebat.

Menghadapi pandangannya, Rudy pura-pura tuli, seolah-olah tidak terjadi apapun, dan bertanya dengan lembut, "Masih mau manisan makanan penutup?"

Clara mengangguk, tentu mau.

Clara mengambil sendok dan memakannya, lalu dia mengambil sesendok manisan dan menyerahkannya ke bibir Rudy.

Rudy menggigit sendok dan memakan manisan.

"Enakkah?"

Clara tersenyum bertanya.

Rudy tersenyum dan mengangguk, pandangannya sangat lembut.

Raymond merinding melihatnya.

Dia ingat bos tidak pernah makan makanan yang terlalu manis, demi menghibur istri, dia benar-benar berusaha keras.

Kemudian, mie rebus sapi disajikan di atas meja, banyak potongan daging sapi yang besar, dan porsinya sangat besar.

Raymond mengambil sumpit dan mulai memakannya, sambil berkata, “Hyesang menikah di akhir pekan, mengundangku menjadi penggiring pengantin pria, akhir-akhir ini aku telah menjadi penggiring pengantin profesional.

Banyak yang bilang terlalu banyak kali menjadi pengiring pengantin wanita sulit untuk mendapat pasangan, lalu bagaimana dengan pria, kalau terlalu sering menjadi penggiring pengantin pria, akankah menjadi lajang selamanya?”

"Bukannya Lena sudah kembali?"

Rudy menjawab dengan tenang.

“Dia kembali, apa hubungannya denganku?”

Raymond berkata dengan tegas.

"Tidak ada hubungan?

Lalu mengapa aku mendengar kamu menemaninya ke pemakaman ibunya minggu lalu."

Rudy memandangnya.

Ada ekspresi segan di wajah Raymond, dan segera menjelaskan, "Sebelumnya Bibi Tahar sangat baik padaku, jadi apa salahnya kalau aku pergi menyembahnya? Kamu terlalu banyak berpikir."

Rudy memandangnya dan tidak mengatakan apapun lagi.

Bukannya Rudy terlalu banyak berpikir, tapi Raymond yang terlalu banyak berpikir.

Sangat jelas dia mengakuinya sendiri tanpa harus banyak bertanya.

Raymond juga merasa dirinya jatuh ke perangkap, jadi segera menundukkan kepala, lanjut makan mie, dan berhenti berkata.

Clara memegang manisan dan tersenyum.

"Emangnya lucu!"

Raymond berkata dengan kesal.

Clara menutup rapat bibirnya dan menggelengkan kepalanya.

Kemudian, topik dialihkan, "Pernikahan Ahyon dan Hyesang pasti sangat meriah, tapi sayangnya aku tidak dapat pergi.

Hari itu aku harus mengejar beberapa adegan syuting, Sutradara Guo tidak mengizinkanku meminta izin."

"Pasti ada banyak tamu di hari pernikahan, tidak masalah kalau kamu tidak pergi.

Aku akan memberitahu Hyesang."

Rudy berkata.

Clara mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Suamiku paling baik."

Raymond benar-benar tidak tahan melihat sikap mereka, dia membawa mie dan duduk ke meja lainnya.

Rudy dan Clara menghabiskan manisan dan pergi bergandengan tangan.

...... Pernikahan Hyesang dan Ahyon hampir menimbulkan sensasi di seluruh kota A.

Sehari sebelum pernikahan, Ahyon tinggal di keluarga Mirah, dia akan menikah di rumah leluhur keluarga Mirah, ini sudah didiskusikan sebelumnya.

Ahyon tidak terlalu ingin masuk ke tempat ini, tetapi Saras bersikeras, jadi Ahyon hanya bisa menuruti keinginan ibunya.

Untungnya, sebelum dia pindah ke sini, Habil dan Risma telah pindah keluar, menghindari rasa canggung ketika bertemu.

Rendi tidak banyak berkata, sebaliknya Nyonya tua Mirah malah menggandeng dua cucunya bersamaan, dan tidak berhenti berkata.

"Ahyon, setelah menikah, kamu akan menjadi menantu keluarga orang lain."

Nyonya Mirah memegang tangan Ahyon dan berkata dengan penuh perasaan: "Waktu berlalu dengan cepat, dalam sekejap mata kamu sudah mau menikah.

Aku masih ingat ketika ibumu baru saja menikah ke keluarga Mirah, usianya hampir sama dengan usiamu saat ini.

Pada saat itu, dia sangat pemalu, begitu memanggilku "Ibu", wajahnya akan memerah lumayan lama."

Ahyon dan Ramzez mendengarkan omelan Nyonya tua Mirah dan tidak berkata.

Ini bukan topik pembicaraan yang senang.

Karena pernikahan Saras dan Rendi berakhir dengan kegagalan.

“Ahyon, kamu ingat, meskipun sudah menikah, kamu tetap sebagai putri dari keluarga Mirah, kamu boleh kembali kapan saja.”

“Apa yang nenek katakan benar, kalau Hyesang berani membullymu, kamu kembali dan memberitahuku, aku akan pergi menghajarnya.”

Ramzez berkata dengan tegas.

Namun, begitu dia selesai berkata, Nyonya tua Mirah langsung mengetuk kepalanya dengan keras.

“Omong kosong apaan.

Tidak sopan, Hyesang adalah kakak iparmu.”

“Kalau memperlakukan kakakku dengan baik, dia adalah kakak iparku.

Kalau berani membully kakakku, dia akan menjadi musuhku.”

“Hyesang tidak akan membully Ahyon.

Sudah terjadi begitu banyak masalah, dan sudah bertahun-tahun, pria yang masih setia dan tidak berubah, benar-benar susah dapat.

Aku malah khawatir Ahyon membully bocah kecil keluarga Sutedja.”

Nyonya tua tersenyum berkata.

“Nenek, mengapa kamu sama seperti ibuku, selalu membantu orang luar.”

Ramzez mengeluh.

“Aku hanya menyatakan keadilan.”

Nyonya tua Mirah tersenyum ceria.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu