Suami Misterius - Bab 543 Janji Harus Ditepati

Saras melihat dia menghentikan mobilnya, lalu berjalan masuk ke gedung itu, tidak lama kemudian, dia membawa seorang wanita berjalan keluar, wanita itu sudah hamil, kelihatannya sudah hamil enam tujuh bulan.

Pada saat itu Saras langsung tertegun, dia bahkan tidak tahu bagaimana dirinya pulang ke rumah.

Ketika menyeberangi jalan, dikarenakan kurang memperhatikan kendaraan di jalan, dia hampir tertabrak mobil.

Saras adalah wanita yang tidak dapat terima pengkhianatan, pada malam itu, ketika Rendi pulang ke rumah, dia langsung berkata terus terang padanya.

Rendi bilang, “Namanya Habil, sekretarisku dulu.

Saat kamu aborsi, kita perang dingin, aku sedikit mabuk ketika entertain, makanya membuat hal yang salah dengan dirinya.

Setelah itu, dia bilang padaku, dia sudah hamil.

Saat itu aku juga sangat menyesal, tidak terlalu setuju dia melahirkan anak ini, tetapi dia menangis mati-matian, katanya tidak perlu tanggung jawabku, dia akan menghidupi anak ini dengan sendiri.

Lagi pula, perutmu tidak ada kabar, makanya aku setuju dia melahirkan anak ini.”

Saras menundukkan kepalanya, dia melipat kedua tangannya, lalu bertanya dengan suara gemetaran, “Bisa minta dia aborsi anaknya ?

Kita bisa kompensasi untuknya.”

Pada saat itu, Saras masih berusaha menyelamatkan pernikahan mereka, asalkan Rendi setuju melepaskan anak Habil, dia bisa menganggap semua ini tidak pernah terjadi.

Akan tetapi, Rendi terdiam.

Saras mengerti maksudnya, dia tidak setuju.

Saras tidak berkata apapun, diam-diam membereskan barang sendiri, keluar dari rumah yang mereka tempati bersama dalam beberapa tahun terakhir, hanya menyisakan surat perjanjian penceraian.

Seluruh harta keluarga Mirah, dia sama sekali tidak pernah meminta.

Ini juga alasan mengapa nenek Mirah menghargai Saras dan alasan dia memandang rendah Habil.

Ketika Saras menceraikannya, dia tidak pernah meminta apapun.

Meskipun setelah itu Rendi ingin memberinya, dia juga tidak pernah peduli.

Perasaan telah tiada, uang tidak bisa menebus apapun lagi.

Sementara setiap kalinya Habil meributkan perceraian dengan Rendi, perjanjian pernikahannya lebih tebal dari kamus, semuanya tertera detail pembagian harta.

Di dalam pemikirannya hanya ada uang, pantas juga orang lain memandang rendah dirinya.

Pada saat itu, kedua orang tua Saras masih ada, juga sedang menjabat sebagai pegawai negeri, lebih kurangnya juga mempunyai sedikit kedudukan.

Mereka ingin berdebat dengan keluarga Rendi, namun dihalangi oleh Saras.

Sudah selesai bercerai, buat apa membedakan kebenaran dan kesalahan lagi, telah tidak berarti apapun.

....”Setelah menceraikannya aku baru menyadari kehamilan.

Karena umur Ahyon sama Ramzez lebih kecil setengah tahun dibanding Rahma, makanya, semua orang beranggapan aku adalah pelakor, aku juga malas menjelaskan lagi.

Sebenarnya, kalau saat itu aku kasih tahu Rendi masalah hamil, dia pasti akan memulihkan hubungan pernikahan kami.

Akan tetapi, apabila hubungan pernikahan sudah retak, ketika ingin memulihkan seperti sebelumnya, sudah sangat susah sekali.”

Saras tersenyum pahit, menggeleng kepalanya.

Dia sendirian, mengandung sepuluh bulan dan melahirkan Ahyon dan Ramzez.

Pada saat itu, peraturan pemerintah masih sangat ketat, dengan bukti penceraian saja, dia tidak bisa membuat akta kelahiran untuk kedua anaknya.

Pada saat itu, kebetulan di tempat kerja ayahnya ada seorang pria yang cerai, buru-buru mencari pasangan nikah, agar lebih mudah mengurus pembagian bangunan pada pekerjaannya.

Mereka berdua menemukan kesepakatan, lalu langsung registrasi pernikahan.

Orang itu sudah berhasil mendapatkan rumah, setelah dia membuat akta kelahiran untuk kedua anaknya, mereka mengurus masalah perceraian di kantor urusan agama.

Pada saat itu, sangat berat bagi dirinya untuk menghidupi kedua anaknya, karirnya juga terlantar begitu saja.

Pada awalnya, masih ada orang tua yang membantunya. Namun belakangan ini, kedua orang tuanya meninggal dunia secara bergiliran, dia sendiri yang menghidupi kedua anaknya, sulit membayangkan betapa susah hidupnya.

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Saras harus menghidupi kedua anaknya, ketika mengalami kesulitan ekonomi, terpaksa dia harus bekerja di luar.

Demi mendapatkan uang yang lebih banyak dan juga demi memberikan gaya hidup yang lebih baik untuk anaknya, dia lembur mati-matian, kondisi kesehatannya juga semakin memburuk.

Ketika Ahyon dan Ramzez berumur belasan, Rendi mengetahui keberadaan mereka.

Pada saat itu, Saras ganti pekerjaan, tidak di sangka bahwa pemilik perusahaan barunya adalah teman Rendi.

Pemilik perusahaan itu pernah bertemu dengan Saras, namun Saras telah lupa dengan dirinya.

Pada sebuah acara liburan yang di adakan oleh perusahaan, Saras membawa kedua anaknya, pemilik perusahaan itu melihat wajah Ramzez sangat mirip dengan wajah Rendi ketika muda, sehingga mengungkit masalah ini dengan Rendi.

Setelah itu, Rendi datang mencari mereka.

Saras terus mengelak, namun sama sekali tidak ada gunanya.

Anak sudah tumbuh besar di sini, asalkan membuat pengetesan hubungan darah, sudah bisa tahu apakah mereka anak kandungnya.

Rendi tidak bermaksud merebut anak darinya, hanya saja terus memberikan bantuan kepadanya dari segi ekonomi.

Hampir setiap harinya, sebagian besar waktu Rendi sudah pasti tinggal di rumah Saras.

Setelah itu, Habil mengetahuinya, bahkan nenek Mirah juga mengetahui keberadaan kedua anak ini.

nenek Mirah telah lama mengharapkan cucu laki-laki, namun setelah Habil melahirkan dua orang anak perempuan secara bergiliran, perutnya sudah tidak ada kabar lagi.

nenek Mirah mengetahui dirinya memiliki seorang cucu laki-laki yang telah berumur belasan, meributkan untuk meminta dua anak ini kembali ke rumah Mirah.

Oleh sebab itu, Saras dan Rendi melakukan gugatan perebutan anak, persidangan untuk gugatan ini berlangsung hampir dua tahun, hasil akhirnya tidak susah ditebak, Saras tentu saja tidak mungkin bisa mengalahkan keluarga Mirah yang termasuk salah satu dari empat keluarga besar.

Hak asuh untuk Ramzez jatuh pada Rendi, sehingga namanya berubah menjadi Ramzez.

Pada saat itu, Ramzez telah berumur tujuh belas tahun, seandainya menyeret satu tahun lagi, bertahan sampai Ramzez berumur delapan belas tahun, maka tidak perlu meributkan masalah hak asuh lagi.

Bahkan hingga saat ini Saras juga masih mengingat bahwa, pada hari mengantar Ramzez ke keluarga Mirah, anak laki-laki berumur tujuh belas tahun ini, masih anak yang belum dewasa.

Pada hari itu, anak yang jarang menangis ini, bahkan menangis mati-matian, menarik lengannya dan berkata, ibu jangan tinggalkan aku.

Saat itu Saras hanya tersenyum dan berkata padanya, harus menuruti kata-kata nenek dan ayah, namun ketika dia beranjak keluar dari rumah keluarga Mirah, air matanya terus mengalir.

Saras yang sedang bersedih hati, membawa Ahyon keluar negeri, tanpa sengaja memisahkan Ahyon dan Hyesang yang menjadi pasangan kekasih kecil ini.

Cerita Saras sangat panjang, setelah selesai bercerita, dia bersandar pada kasur, lalu bernafas dengan lemas, matanya sedikit basah, perlahan-lahan ada air mata yang mengalir keluar dari matanya.

Hyesang mengambil tissue di lemari samping dan memberikan padanya.

Saras menarik keluar selembar tissue sambil menyeka air mata di wajahnya, lalu berkata dengan suara serak, “Hingga saat ini, aku juga tidak tahu di mana kesalahanku.

Dia yang berjanji padaku, katanya bisa terima tidak memiliki anak.

Janji harus ditepati, bukannya begitu ?”

Hyesang selesai mendengar kata-katanya, juga terdiam dalam waktu yang lama.

Beberapa saat kemudian, dia menarik sudut bibirnya dan tersenyum ringan.

“Tante, aku mengerti maksud tante,”

Saras mengangguk, lalu memegang tangannya.

“Ahyon adalah anakku, aku mengerti dirinya.

Dia bukan tidak mencintaimu, dia bisa begitu menolak untuk menikah denganmu, sebagian alasannya karena dia berharap kamu bisa mempunyai keluarga yang utuh, ada seorang anak milik sendiri.

Alasan sebagiannya, dia takut ke depannya kamu akan menyesal, dia tidak berharap masa depan kalian hanya mengulangi jalanku dengan ayahnya saja, dia lebih tidak berharap, kalian akan berakhir dengan kebencian.”

Hyesang mengangguk, senyuman di wajahnya sangat tampan.

“Tante, aku tidak ingin membohongi tante kalau aku sama sekali tidak menyukai anak kecil.

Sebenarnya, aku sangat menyukai anak kecil, tetapi kalau dibandingkan dengan Ahyon, aku lebih mencintai Ahyon.”

Saras mendengarnya, wajahnya penuh dengan ekspresi bersyukur, “Tante percaya padamu.

Tante juga berharap, pernikahan kamu dengan Ahyon adalah keputusan setelah pemikiran yang serius.

Apabila telah mengambil keputusan, jangan pernah menyesal lagi.”

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu