Suami Misterius - Bab 506 Dua Orang Anak Kecil

Clara mengangguk tersenyum, lalu bertanya lagi, “Wilson suka main tangga meluncur ya ?”

“Suka.” Wilson mengangguk dengan kuat, dan berkata lagi, “Wilson mau makan permen kapas, Mama belikan permen kapas untuk Wilson ya.”

Sus Rani merasa apabila membiarkan anak kecil makan terlalu banyak makanan manis akan tidak baik untuk kesehatan giginya, sehingga jarang mengizinkan Wilson memakan permen. Wilson sangat pintar, setiap kalinya tidak berhasil mendapatkan sesuatu dari Sus Rani, akan beralih membujuk ke Clara.

Clara tersenyum mengangguk, “Baiklah, lain kali Mama bawa Wilson ke taman beli permen kapas.”

“Wilson paling sayang sama Mama.” Wilson memeluk leher Clara, dan tertawa bahagia.

Clara memeluk anaknya dan turun tangga, ibu dan anak sedang main peta umpet berduaan di ruang tamu.

Clara bersembunyi di dalam lemari ruang utilitas, Wilson tidak dapat menemukan ibunya, sehingga beralih minta tolong dengan ayahnya.

Rudy sedang duduk di sofa ruang tamu sambil membaca majalah keuangan, Wilson memanjat naik ke sofa dengan menggunakan tangan dan kakinya, lalu mengulurkan tangan dan memeluk pada leher Rudy.

“Papa, temani Wilson cari Mama.”

Rudy tersenyum lembut, lalu menggandeng tangan anaknya yang gendut, dan menemani dia mencari di semua kamar. Akhirnya, mereka menemukan Clara yang bersembunyi di lemari ruang utilitas.

Pintu lemari terbuka, Clara langsung menyelip keluar lewat pintu sebelahnya dan menjerit sekilasnya, berpura-pura untuk menakutkan Wilson, tingkahnya memang terkesan sangat kekanakan.

Namun Wilson sepertinya sangat senang sekali, terus tertawa riang, setelah itu ibu dan anak mulai tertawa dan main bersama.

Rudy menyandar di samping, menatap mereka yang sedang bermain heboh dengan tatapan lembut. Dalam hatinya berpikir : Memang dua orang anak kecil, tidak tidak ada kesenjangan komunikasi dan tidak ada rasa tidak nyaman.

Wilson sepertinya terlalu seru bermain, sehingga dia baru kembali ke kamarnya dan tidur setelah jam sepuluh malam.

Clara menunggu anaknya ketiduran, baru kembali ke kamarnya sendiri untuk mandi, dia masih belum merasa mengantuk, sehingga langsung beranjak langkahnya menuju ruang baca.

Di dalam ruang baca, Rudy sedang bekerja, jarinya yang lentik mengetik dengan cepat pada papan ketik laptop, cahaya layar laptop kadang kala menyinari pada wajahnya yang tampan, ekspresi wajahnya saat ini sangat fokus.

Clara menutupi matanya dari belakang, telapak tangan yang lembut dan dingin menutupi matanya, ada sejenis rasa indah yang tidak dapat terbayangkan.

Rudy tersenyum keceplosan, dia mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan kecilnya, lalu menarik dia ke dalam pelukannya.

“Masih saja suka main.” Nada bicaranya yang datar membawa kesan memanjakan.

Clara tertawa ringan, kepalanya menyandar pada dadanya.

“Wilson sudah tidur ya ?” Dia bertanya lagi.

“Iya.” Clara mengangguk.

Rudy melirik sekilas waktu yang tertera di layar, jam sepuluh lewat lima belas. “Sudah malam, kamu juga cepat istirahat.”

“Aku tidak bisa tidur, temani kamu saja.” Clara berkata, tangannya langsung melilit pada leher Rudy.

Rudy tersenyum lembut, satu tangan memeluk Clara, satu tangannya lagi memegang mouse laptop, dan menyimpan dokumen di laptopnya.

Clara mengikuti tatapannya dan melihat ke layar laptop, di layar tertera model bangunan yang lengkap.

“Model bangunan yang merombak di kota tua ?” Clara bertanya. Proyek ini adalah proyek terbesar di kota A dalam waktu dekat ini, sehingga sangat menghebohkan.

“Iya.” Rudy mengangguk, “Proyeknya besok mulai peresmiannya, aku besok paginya mau ke lokasi pengerjaan untuk menghadiri acara gunting pita.”

“Proyek yang begitu besar, pimpinan kota dan provinsi seharusnya juga akan menghadiri kan.” Clara berkata.

“Iya, pamanmu dan Hyesang besok seharusnya akan menghadiri juga. Ingin ikut main ke sana ?” Rudy bertanya.

Clara ragu sejenak, setelah itu dia menggeleng kepalanya. “Tidak pergi lagi, nanti kalau di foto, akan membawa pengaruh tidak baik.”

Secara umumnya, Hyesang adalah saudara sepupu Rudy, sementara Ezra adalah paman kandung dirinya, seandainya dia setor muka lagi di acaranya dan di foto oleh wartawan, lebih kurangnya akan mendapatkan tuduhan penyogokan antara pengusaha dan pejabat negara.

Meskipun demikian, proyek ini ada Hyesang yang terus membantunya, kelihatannya di seluruh kota A, perusahaan yang dapat menerima proyek sebesar ini, hanyalah Sutedja Group saja.

“Setelah acara peresmian selesai, aku cepat pulang menemanimu.”Rudy tersenyum lembut dan berkata.

Clara mengangguk dengan turut, dan bertanya lagi, “Masih belum selesai sibuk ya ? Ayo tidur sama-sama.”

“Tidur bagaimana, ehm ?” Sudut bibir Rudy mengaitkan senyuman mesra, lalu mengulurkan tangan untuk menutup laptopnya, setelah itu, dia memeluk Clara, dan terus berjalan masuk ke kamar tidurnya.

Mereka berdua berjatuhan ke dalam kasur yang besar dan lembut, dan berciuman untuk beberapa saatnya.

Namun juga hanya sekedar berciuman saja, bagaimanapun, melakukan hubungan tubuh secara berlebihan juga tidak baik untuk kesehatan.

Mereka berpelukan dan tidur bersamaan.

Pada keesokan harinya, hari baru saja terang, jam biologis Rudy sudah otomatis terbangun.

Dia membuka matanya, pandangan pertamanya adalah wanita kecil yang sedang tidur di dalam pelukannya, membuat suasana hatinya menjadi indah sekali.

Rudy menunduk dan mengecup ringan pada pipi wajah sebelahnya, namun tidak membangunkan wanita ini, malahan turun dari kasur dengan gerakan ringan, dan berjalan ke luar kamar.

Pada saat Rudy menginjak keluar apartemen, waktunya tepat pada jam tujuh pagi. Sementara supir dan mobilnya telah menanti di bawah gedung apartemennya.

Setelah Rudy masuk ke dalam mobil, supir langsung menyalakan mesin mobilnya. Mobil berkendara menuju keluar kawasan rumahnya, dan berkendara datar di atas jalan raya.

Johan yang sebagai asisten sedang duduk di kursi samping pengemudi, dan melaporkan jadwal hari ini kepada Rudy.

“Acara peresmian di pagi ini ditetapkan pada jam delapan lewat delapan belas, setelah acara peresmian, akan menyajikan hidangan untuk para pimpinan, Anda dan tuan Raymond yang akan menemaninya.

Sorenya adalah acara konferensi tahunan dengan cabang perusahaan di Prancis. Malam ini, sudah berjanji dengan Gubernur pada Pembukaan Saham Beijing untuk makan bersama.

Rudy selesai mendengarnya, mengangguk dengan datar, tidak mengeluarkan bantahan apapun.

Ketika mobil telah tiba di lokasi peresmian pada kota tua, waktunya tepat di jam tujuh lewat lima puluh.

Anggota pekerja pada lokasi juga telah tiba dengan lengkap, segalanya telah tertata dengan rapi, dan bersiap-siap untuk memulainya.

Sebagian besar pimpinan provinsi dan kota sudah tiba di tempat, di dalamnya juga termasuk Hyesang dan Ezra.

Rudy menyapa secara formal, tidak terlalu berkesan akrab dengan Ezra dan Hyesang. Biarpun semua orang telah mengetahui hubungan mereka, namun di acara umum dan jam kerja, tetap saja harus memperhatikan pengaruhnya, untuk titik ini mereka semua masing-masing mengetahuinya.

Jam delapan lewat delapan belas, acara peresmian di mulai tepat pada waktunya. Pada saat itu, petasan terus dinyalakan, suasananya sangat ramai sekali, memancing berbagai penonton yang turut menyaksikannya.

Setelah acara peresmian berakhir, Ezra pertamanya yang meninggalkan lokasi, dia harus pulang ke kantornya untuk rapat, dan hanya berteguran saja dengan Rudy.

Setelah itu, beberapa pimpinan juga turut meninggalkannya, Rudy juga mengantar dengan penuh kesopanan.

Setelah sebagian besar pimpinan provinsi dan kota beserta wartawan turut meninggalkan lokasi, Rudy dan Hyesang baru kumpul bersama lagi.

“Siang ini ada acara apa, kalau tidak ada, kita minum bersama.” Hyesang berkata.

“Sekretaris Sutedja sudah mengajak, mana berani tidak ada waktu.” Rudy berkata dengan nada bercanda.

Hyesang mengulurkan tangan untuk menepuk pada bahunya, “Sudahlah, jangan mengejek aku lagi.”

Mereka jalan bersamaan, lalu masuk ke dalam mobil Mercedes Benz Vito, mobil perlahan-lahan berkendara ke arah pertengahan kota, dan akhirnya berhenti di depan sebuah restoran makanan laut yang lama terkenal.

Hyesang memiliki sebuah ruangan tersendiri di sini, yang terus disediakan untuk dirinya, ketika ada waktu dia akan mampir ke sini.

Mereka berjalan depan belakangan dan masuk ke dalam ruangan terakhir di lantai dua. Dekorasi di dalam ruangan bergaya klasik, dan juga sangat sunyi tenteram.

Selera Hyesang tidak pernah berubah, pemiliknya tidak menanyakannya lagi, hanya saja menambahkan dua porsi lauk yang menyesuaikan selera Rudy.

Sayur masih belum disajikan, anggurnya sudah tertata di meja.

Mereka bersentuhan gelasnya dulu, sambil menikmati anggur, sambil berbicara.

“Meskipun proyek sudah mulai diterapkan, tetapi masalah belakangan juga tidak akan gampang. Merombak pembangunan kota tua, yang paling memusingkan tetap saja pemindahan penghuni lama.” Hyesang berkata dengan nada datar.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu