Suami Misterius - Bab 446 Jangan Bermain Api

Rudy tersenyum sambil memutar tubuhnya dan memeluknya, “Ayah tidak apa. Hanya curiga kecelakaan ini adalah sabotase, sehingga berniat mengakali kembali untuk melihat siapa dalang sebenarnya.”

Setelah Clara mendengarnya, langsung tercengang, “Drama kalian apa tidak terlalu hebat, aku melihat mata kakak sampai bengkak karena menangis, wajah sampai pucat pasi, aktingnya jelas lebih hebat daripada aktingku.”

“Untuk sementara kakak tidak mengetahui hal yang sebenarnya, aku rasa ayah ingin memanfaatkan kesempatan kali ini untuk mengetes apakah kakak masih memperdulikannya atau tidak.” Rudy menjawab.

“Dia tidak takut dramanya kelewatan.” Clara merasa, kalau sampai Ardian tahu Bahron sedang menipunya, membuatnya begitu sedih, pasti akan marah sampai ingin mengirisnya hidup-hidup.

Rudy mengangkat bahunya dengan tidak berdaya dan berkata, “Semoga tidak menimbulkan efek sebaliknya.”

Koper Clara masih terlempar di depan pintu, Rudy mengangkat kopernya masuk dan membukanya, lalu membantunya merapikan pakaiannya. Clara kembali tergesa-gesa sehingga tidak membawa banyak barang, sehingga Rudy dengan cepat membereskannya.

“Sudah lapar? Ingin makan apa?” dia meletakkan koper kosong di sudut ruangan, lalu bertanya.

Clara bersandar di sofa dengan santai sambil menopang kepalanya, “Kamu tidak kembali ke rumah sakit?”

“Tidak perlu. Ayah lebih senang kalau aku jauh-jauh darinya dan memberikan waktu lebih banyak untuk mereka.” Ketika Rudy mengatakannya, ia berjongkok disamping sofa, mengambilkan sepatu heel tinggi dan mengenakannya di kaki Clara.

“Ayo, makan dulu. Setelah itu baru istirahat.”

“Hm.” Clara ikut dibelakangnya dengan menurut, keluar dari kamar dan menuju restoran yang ada di hotel.

Clara lebih suka makan masakan khas Jing , Rudy memesan beberapa makanan yang sesuai dengan seleranya.

Rudy mengambil satu lembar kulit lumpia dan membungkus beberapa potong daging bebek didalamnya dengan menambahkan sedikit irisan bawang, mengoleskan sedikit saus manis, lalu menyodorkannya kedepan mulut Clara.

Clara hanya bertugas membuka mulutnya, lalu menghabiskan lumpia yang dibungkus Rudy dalam dua gigitan, ia bahkan sengaja menggigit jari Rudy.

“Uhm, rasanya lumayan.” Clara menopang pipinya sambil tersenyum nakal. Entah kata ‘rasanya lumayan’ ini mengatakan rasa daging bebeknya atau jarinya.

Rudy menyipitkan matanya sambil tersenyum padanya, lalu mengingatkan : “Jangan bermain api.”

Clara hanya menjulurkan lidahnya dengan nakal kearahnya, lalu mengambil sumpit untuk lanjut memakan lauk di meja.

Rudy lanjut menggulung beberapa lumpia bebek dan meletakkannya di piring Clara, kemudian berkata dengan santai : “Rasa bebek panggang di restoran ini biasa saja, ingin makan bebek panggang yang enak dan original sebaiknya makan di Gordon Ramsay , lain kali aku akan membawamu makan kesana.”

Setelah mereka berdua selesai makan, langsung kembali ke kamar. Clara berada di pesawat selama setengah hari lebih, setelah mandi ia langsung berbaring di ranjang.

Rudy menerima telepon, lalu membawa laptop kerjanya untuk mengurus dokumen di ruang tamu.

Ketika Rudy menutup laptopnya, langit diluar jendela sudah gelap. Tubuh tegapnya bersandar pada sofa, tangannya memijat pangkal hidungnya dengan lelah. Lalu berdirid dan melangkah masuk ke kamar.

Didalam kamar begitu hening, Rudy sengaja berjalan dengan pelan kearah ranjang.

Clara tidur dengan mengenakan selimut diatas ranjang, dia tertidur dengan lelap, tiba-tiba merasa ada yang menarik selimutnya, membuat tubuhnya kedinginan.

Clara dalam keadaan setengah sadar, menggerakkan kedua tangannya untuk mencari selimutnya, ketika ia meyentuh tubuh yang hangat, ia langsung merapat dan memeluknya.

Dan tubuh yang lembut juga harum ini sudah menyodorkan dirinya kedalam pelukannya, Rudy tentu saja tidak akan melepaskannya begitu saja.

Dalam satu balikan badan, ia langsung menekannya dibawah tubuhnya……

Ketika Clara sedang tidur dengan nyenyaknya malah dibolak balik olehnya, setelah dia sudah selesai, Clara sudah tidak bisa tidur lagi, Clara menarik selimutnya dan membelakanginya dengan kesal.

Rudy merangkulnya dari belakang, tangannya yang hangat mengelus lembut di atas bahunya yang kurus dan mulus.

“Sudah jangan marah, bagaimana kalau aku membiarkanmu menghukumku sesukamu?”

Clara berbalik, mengangkat dagunya, “Benarkah?”

“Hm.” Rudy mengangguk sambil tersenyum. Dia sungguh penasaran bagaimana gadisnya ini akan menghukumnya.

Hanya melihat Clara mengeluarkan dau buah cakar kecilnya, lalu menerkam bagaikan seekor harimau kecil, ia mencakar dan menggigit Rudy dengan gemas.

Lalu ia duduk diatas tubuhnya sambinl menghitung bekas gigitan di dadanya dengan puas.

“Sudah senang?” Rudy mengangkat satu alisnya sambil menatapnya.

Clara mengangguk, masih belum sempat merasa sombong, dia sudah berbalik dan menekannya kembali.

“Ah!” Clara menjerit, kaki dan tangannya digunakan untuk menyerangnya, keduanya berguling menjadi satu dan tertawa, Clara tertawa dan mengambek, intinya tidak ingin membiarkannya menang begitu saja. Kemudian keduanya masuk ke ronde kedua lagi.

Sampai cahaya mentari mulai bersinar, keduanya baru tidur sambil berpelukan.

Hanya saja, belum lama tertidur, ponsel Rudy yang berada di atas meja samping ranjang bergetar.

Rudy memang orang yang mudah terbangun, begitu mendengar suara ponsel berdering, ia akan langsung terbangun dan mengambil ponselnya untuk menjawab.

Setelah orang dibalik telepon selesai bicara, ia hanya menjawab singkat dengan ‘hm’ lalu mematikan teleponnya.

Clara juga terbangun oleh suara telepon masuk, ia berbalik lalu bertanya dengan mata yang masih sangat mengantuk : “Begini pagi ada urusan apa?”

“Selama beberapa tahun ini pak tua itu membuat cukup banyak musuh. Kecelakaan kali ini sudah direncana sejak lama, dalangnya sudah berhasil diringkus.drama si Pak tua sudah saatnya diakhiri, besok dia sudah bisa sadar.” Rudy menjawab dengan santai.

“Hm, kalau begitu bisa tidur dengan nyenyak.” Clara meringkuk dalam selimut dan mencari posisi yang nyaman.

“Hari ini tidak kembali ke lokasi syuting?” Rudy bertanya.

“Aku ijin tiga hari, sebagai Nyonya muda Sutedja aku punya hak istimewa.” Clara sudah memejamkan matanya, ia menjawab dengan suara yang sudah tidak terdengar jelas.

Rudy membiarkannya bersandar di lengannya, lalu menundukkan kepala untuk mengecup pelan keningnya.

Keduanya melanjutkan tidurnya sampai siang hari bolong, setelah jam makan siang mereka baru bangun dan berangkat ke rumah sakit dengan santai.

Rudy mencari parkiran didepan rumah sakit, Clara membawa bekal yang ia beli di restoran hotel dan masuk terlebih dahulu.

Semalam Bahron sudah dipindahkan dari ruang isolasi ke ruang rawat VIP.

Ardian menjaga di rumah sakit sepanjang malam, setelah langit cerah, dia sungguh tidak kuat lagi, sehingga tertidur disamping ranjang dengan kepala bersandar di tepi ranjang.

Ardian sama sekali tidak bisa tidur dengan nyenyak, mimpi yang bolak balik muncul di dalam mimpiny cukup mengganggunya.

Dia bermimpi kalau Bahron tidak pergi, melainkan menggandeng tangannya dan mendaki ke puncak gunung bersama, mereka duduk diatas batu besar di puncak gunung sambil saling bersandar untuk melihat matahari yang terbit.

Dia juga bermimpi ketika dia sarjana, dia mengenakan toga, dan Bahron berlutut dihadapannya untuk melamarnya.

Lalu dia bermimpi Rudy lahir, dia menggendong putranya yang baru lahir sambil tersenyum seperti orang bodoh. Mulutnya tidak hentinya bergumam : “Rudy, Rudy cepat besar ya.”

Kemudian lagi, sebuah mobil melesat dengan cepat kearah Bahron… sehingga semua mimpi indahnya sirna dan menjadi mimpi buruk.

“Ah!” Ardian menjerit dan terbangun dari mimpinya.

Wajahnya sangat pucat, dadanya naik turun dengan nafas yang tidak beraturan. Jas yang menyelimutinya jatuh ke lantai.

“Ada apa? Apakah kamu bermimpi buruk?” terdengar suara yang berat dari sampingnya, lalu merangkulnya masuk ke dalam pelukannya, “Jangan takut, tidak ada apa-apa, ada aku, tidak akan ada apa-apa.”

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu