Suami Misterius - Bab 396 Kebiasaan Hidup

“Mereka tidak tahu bahwa aku yang melahirkan Wilson?” Tanya Clara sambil mengucek matanya.

”Ibu dan kakakku tahu, tapi orang lain, aku tidak perlu melapor kepada mereka,” kata Rudy.

Clara menganggukkan kepalanya, “Pantas saja, mereka pasti ingin menggunakan Wilson untuk memprovokasiku. Untungnya, Wilson dilahirkan olehku. Jika kamu memiliki anak sebesar itu dengan wanita lain, aku pasti akan menghancurkanmu.”

“Omong kosong.” Rudy membelai-belai kepalanya, dan berkata dengan lembut, “Ayo bangun, sepertinya semua orang di lantai bawah sudah menunggu kita untuk ritual suguhan teh.”

“Oh.” Clara mau tidak mau bangkit dan duduk di tempat tidur, ia memakai bajunya dan turun dari tempat tidur untuk membuka pintu.

Wilson langsung masuk ke kamar dan jatuh di pelukan Clara, “Ibu.”

“Wilson sayang, selamat pagi.” Clara memeluk Wilson dan menciumnya dengan gemas.

Kemudian Rudy bangun, setelah bersih-bersih sesaat, keduanya membawa anak turun ke bawah untuk minum teh.

Benar saja, keluarga Sutedja semuanya berada di ruang tamu lantai satu dan sudah siap. Sepertinya mereka sudah menunggu lama.

nenek Sutedja duduk di sofa bagian tengah, dan Arima duduk di sebelahnya, di sisi lain ada Revaldo dan Nalan Vi, lalu terakhir ada kakak beradik Gevin dan Viona.

Nyonya Sutedja dan Ardian duduk di masing-masing sisi.

Wajah nenek Sutedja terlihat kesal, tampaknya ia sudah menunggu hingga tidak sabar.

“Sikap menantu baru sepertinya cukup angkuh hingga membiarkan para senior menunggu begitu lama,” Nalan Vi berkata dengan nada mencibir.

Saat ini, Clara sudah berjalan kehadapan para senior. Ia mengenakan gaun merah panjang, rambut panjangnya diikat ke atas, dan ia mengenakan hiasan rambut kupu-kupu kristal berwarna merah. Tampak terlihat layaknya pengantin baru.

Satu tangannya menggandeng Wilson dan tangan yang lain menggandeng Rudy sambil menatapnya dengan santai, “Rudy, apakah ada kesalahpahaman? Aku tidak menyuruh para senior bangun pagi untuk menungguku.”

“Ya, itu mungkin kesalahpahaman,” Rudy menjawab serius.

“Kesalahpahaman seperti ini seharusnya tidak terjadi,” Clara berkata dengan kecewa.

“Sebagai keluarga, kedepannya kita akan tinggal di atap yang sama, lebih baik untuk mengenal kebiasaan hidup satu sama lain. Nenek, ayah ibu, kakak dan kakak ipar, kemudian Gevin dan Viona, kalian dapat menuliskan kebiasaan hidup kalian kepadaku. Sementara aku sendiri tidak ada kebiasaan khusus. Aku hanya terbiasa bangun siang, lain kali semua tidak perlu menungguku untuk sarapan. Ketika aku sudah bangun aku akan meminta pelayan membuatkan sarapan untukku. Jika itu terlalu merepotkan, aku bisa memesannya di luar.”

Setelah Clara selesai bicara, seisi rumah terdiam. Ekspresi wajah semua orang terlihat sangat menakjubkan.

Wajah nenek Sutedja dan Arima buruk sekali. Kakak beradik Gevin dan Viona memasang wajah tidak percaya terhadap apa yang mereka dengar, Nyonya Sutedja dan Ardian menahan tawa, Rudy berdehem kecil untuk menyamarkan senyum di sudut bibirnya.

Dan darah tua Nalan Vi tercekik di tenggorokan dan hampir menyembur. Semua berkata sulit menjadi menantu, sebagai menantu dari Keluarga Sutedja yang menjadi pimpinan empat keluarga besar lebih sulit lagi.

Ketika dia menikah dan masuk ke rumah Keluarga Sutedja dulu, ia masih mengandung. Pada hari pertama pernikahannya, dia sengaja bangun pagi-pagi untuk menyuguhkan teh kepada mertuanya dan melayani nenek itu sarapan. Dia berhati-hati tentang segala hal yang dia lakukan seolah takut melakukan sesuatu yang salah.

Tetapi di hari pertama pernikahan Clara, ia terlambat untuk acara minum teh dan membuat para senior menunggu begitu lama. Bahkan tanpa merasakan sedikit pun kegelisahan dan kecemasan, ia dengan polos mengatakan bahwa ia memiliki kebiasaan bangun siang dan meminta semua orang untuk mengerti dia.

Nalan Vi tanpa sadar mengorek telinganya, ia bahkan curiga apakah ia sudah salah dengar.

“Clara, bagaimana cara otakmu itu tumbuh! Memesan makanan untuk dikirim masuk ke dalam masison Keluarga Sutedja, itu sama saja membuat harga diri keluarga Sutedja jatuh.” Nalan Vi berkata dengan marah.

Clara memasang mata besar yang polos, ia benar-benar tidak bisa memahami hubungan antara memesan makanan dari luar dengan harga diri keluarga Sutedja.

“Tidak masalah, aku bisa menyetir mobil dan pergi makan diluar.” Clara menjawab dengan santai, kemudian menunjuk seorang pelayan dan bertanya, “Dimana teh nya ? Apa masih belum siap? Kamu tidak melihat para senior telah menunggu begitu lama. Kalian sudah bekerja di Keluarga Sutedja, apa tidak ada yang bisa lebih cekatan sedikit.”

Pelayan : “………..”

Semua orang : “………”

Rudy: “…...” terus batuk, bagaimana jika ia sampai tertawa.

Setelah itu, pelayan datang membawa nampan, dan beberapa cangkir teh porselen hijau ditempatkan di atas nampan.

Clara dan Rudy berjalan ke depan nenek Sutedja terlebih dahulu, Clara mengulurkan tangannya ke nampan untuk menyajikan teh dengan taat. Namun dia tidak menduga bahwa cangkir tehnya sangat panas.

Tangan Clara terlepas, cangkir teh itu jatuh tepat di atas karpet di depan nenek Sutedja.

Wajah nenek Sutedja seketika berubah menjadi dingin.

“Clara, apakah kamu sengaja! Orang yang berasal dari keluarga tak terpandang, memang benar-benar tidak tahu aturan.” kata Viona meremehkan.

Clara merasakan sakit dan perih di ujung jarinya, ia menahan amarah dan memelototi Viona dengan ganas. Ia dengan cepat mengambil cangkir teh yang lain di atas nampan dan langsung diletatkkan ke wajah pelayan.

Pelayan itu berteriak karena kepanasan dan menutupi wajahnya dengan tangan, cangkir teh yang ada di nampan terlempar, dan jatuh ke lantai. teh yang masih panas tumpah ke lantai.

Sayangnya, Viona duduk di posisi paling dekat dengan pelayan, dan beberapa tetes teh panas terciprat di kakinya, membuatnya berteriak dengan begitu kencang.

Clara menatap mereka dengan dingin dan berkata: “Kami keluarga Santoso memang keluarga kecil dan tidak memiliki aturan seperti keluarga Sutedja. tetapi para pelayan di keluarga kami tahu membuat teh dengan air hangat agar tidak membuat majikannya melepuh. Pelayan di keluarga Sutedja menyajikan teh dengan air panas mendidih. Apakah pelayan di rumah ini tidak punya otak, atau orang-orang di dalam rumah Sutedja ini memiliki kulit yang tebal sehingga suka minum teh mendidih?”

Cara seperti ini sebenarnya sangat murahan, mungkin mereka mengira ia menantu yang akan diam saja meskipun dijahili, dan tidak akan berani mengatakan apa-apa!

Ini sungguh, dia itu Clara dan tidak akan pernah tinggal diam jika disakiti.

nenek Sutedja mengerutkan kening dalam-dalam, ia menatap tajam Nalan Vi, ia mungkin juga merasa bahwa Nalan Vi yang melakukan trik murahan ini.

“Sudahlah, tidak perlu menyuguhkan teh, mari makan.” Diabwah perintah nenek Sutedja, acara minum teh akhirnya ditiadakan.

Semua orang satu per satu memasuki ruang makan.

Sarapan keluarga Sutedja sangat mewah, tidak hanya mewah, setiap hidangannya sangat indah bak karya seni.

Jika satu kata digunakan untuk menggambarkan sarapan di keluarga Sutedja, itu adalah berkelas. Tampaknya tanpa kemewahan, tidak bisa menunjukkan status keluarga Sutedja yang menjadi pemimpin empat keluarga besar itu.

Meja makan keluarga Sutedja tidak memungkinkan pelayan untuk ikut makan bersama. Tanpa Sus Rani yang bertugas merawat Wilson adalah Clara.

Namun, tidak mudah bagi Clara untuk merawat anak-anak, ia fokus memberi makan anaknya, sehingga tidak punya waktu untuk makan. Oleh karena itu, Rudy yang bertugas mengurusnya, ia mengambilkan sayuran dan sup untuk Clara.

Jika dia mengambilkan makanan yang tidak disukai Clara, Clara akan melemparkan ke mangkuknya. Kemudian, dia akan berkata dengan suara manja: “Aku tidak suka daging babi, suamiku, berikan aku sepotong ikan, jangan lupa buang tulangnya.”

Sepanjang sarapan, seluruh keluarga Sutedja menyaksikan mereka berdua bermesraan.

Setelah makan, pelayan membereskan sarapan dan menggantinya dengan buah dan teh hijau.

Clara tidak terbiasa minum teh hijau, ia meminta pelayan menggantinya dengan secangkir milktea, akibatnya, membuat semua orang memutar bola mata lagi.

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu