Suami Misterius - Bab 319 Kamu Harus Yang Baik-Baik

Clara terkadang bahkan bisa sampai melamun memandanginya. Jika Rudy merasakan tatapan Clara, dia biasanya akan menghampiri Clara lalu mengulurkan lengannya dan memeluknya. Setelah Rudy dan Clara berciuman menjerat satu sama lain cukup lama, baru melepaskannya.

Ketika malam hari, kalau Rudy sedang tidak di luar rumah untuk melayani para kliennya, maka dia akan melayani Clara di ranjang. Setelah percampuran jiwa dan tubuh itu, hubungan dan perasaan keduanya jadi semakin stabil.

Setelah satu minggu, Clara pergi ke kota W untuk pengambilan gambar. Rudy sendiri yang mengantarnya ke bandara. Sebelum check in, Clara masih saja berpelukan dengan Rudy dan rasanya tidak rela untuk pergi.

“Kalau tidak mau pergi, ya tidak usah pergi.” Kata Rudy tersenyum sambil merangkul pinggang Clara.

“Kalau membatalkan kontrak bisa kena denda besar sekali.” jawab Clara memanyunkan bibirnya.

Di saat inilah, speaker bandara mulai mengejar dan menyuruh para penumpang untuk segera check in, Clara menjijit lalu mengecup pipi Rudy, “Aku pergi dulu. Kamu harus yang baik-baik.”

“Em.” Rudy mengangguk sambil tersenyum, “Kalau sudah turun pesawat jangan lupa meneleponku.”

“Iya aku tahu.” Clara pun menggeret kopernya dan berjalan masuk ke area check in. Melanie sedari tadi berdiri menunggu Clara di pintu check in.

Mereka berdua naik pesawat bersama. Setelah duduk di dalam pesawat, Melanie tidak bisa menahan diri untuk menggoda Clara, “Ini berarti sudah selesai bermesra-mesraannya. Ketika tadi melihat kalian berdua berpelukan dan bermesraan bersama, aku tiba-tiba menyadari kalau Tuan muda Sutedja yang sangat di atas dan sulit terjangkau itu jadi mudah terjangkau sekarang karena turun dari altar.”

Clara tersenyum dengan riang. Bisa membuat watak seorang yang begitu keras bagai baja berubah jadi lembut seperti itu, Clara merasa sangat bangga dengan dirinya.

Pesawat akan lepas landas, Clara menundukkan kepala memasang sabuk pengamannya lalu mematikan ponselnya. Melanie duduk di sebelahnya memasang sabuk pengamannya sambil berkata, “Kakakku akhir-akhir ini mulai ikut kencan buta.”

“Em, Kakak Miko umurnya sudah tidak muda lagi. Bibi Wulan juga sudah menunggu untuk segera menggendong seorang cucu.” Kata Clara tersenyum.

Melanie menghela napas dalam hati membatin, kakakku sudah mencintai Clara diam-diam bertahun-tahun tapi pada akhirnya dia tersakiti tanpa punya sakit.

Setelah dua jam kemudian, pesawat pun turun dan mendarat di Kota W. Clara dan Melanie langsung kembali ke hotel.

Hotelnya berada di dekat lokasi pengambilan film. Clara tinggal di lantai yang cukup tinggi. Dia membuka jendela kamarnya, samar-samar dia bisa melihat garis dari lokasi pengambilan filmnya.

Kali ini, Luna memberi Clara drama kerajaan dinasti Qing dan merupakan drama online yang modalnya kecil. Dari sutradara sampai artis-artisnya, hampir semuanya adalah orang baru. Clara bisa dibilang termasuk artis besar dalam kru drama ini.

Luna menerima tawaran drama ini dan memberikannya untuk Clara, yang paling utama karena suka dengan skripnya. Tapi sukses atau gagalnya sebuah drama. Skrip hanyalah sebagian faktornya saja, sebagian faktor yang lain adalah hasil setelah drama itu dirilis dan ditayangkan.

Luna mengambil drama ini, setengahnya adalah bertaruh, jika menang maka Clara akan bisa naik ke panggung yang lebih atas lagi. Jika kalah, Clara tidak akan mendapatkan kerugian yang cukup besar. Kerugian terbesar hanyalah menghabiskan cukup banyak waktu saja.

Clara menutup jendela kamarnya lalu mengambil skrip di kopernya kemudian duduk di sofa dan mulai membaca skrip itu.

Drama ini dibuat dalam era dinasti Qing pada masa kekaisaran Raja Kang Xi Clara disini memerankan tokoh utama wanita yang bernama Qing Wan dari keluarga Wuya. Pola dasar sejarahnya adalah tulisan dari Kang Xi, juga ibu kandung dari Kaisar Yongzheng.

Status Qing Wan telah meningkat dari seorang pelayan kecil menjadi seorang istri dari Raja Kang Xi dan akhirnya jadi janda Permaisuri.

Melanie setelah selesai membereskan koper, dia pun seperti biasanya mulai menyiapkan rencana perjalanan wisata. Haya saja, kota pengambilan film ini benar-benar tidak menarik. Di sini tidak ada tempat yang bisa makan enak ataupun untuk bersenang-senang, yang ada hanya bangunan-bangunan tua dan kuno.

Melanie meletakkan laptopnya lalu menghela napas panjang.

“Aku lapar, apa sudah pesan makanan online?” tanya Clara.

“Aku sudah memeriksanya, di sekitar sini tidak ada makanan yang tampaknya enak. Kita makan saja di restoran hotel sebentar lagi.” selesai bicara, Melanie tidak bisa menahan diri lagi, dia pun mengeluh, “Jika harus terus tinggal di tempat yang tidak ada apa-apanya ini selama tiga bulan, aku bisa-bisa mati bosan ini.”

Clara meletakkan skrip di tangannya lalu memutar matanya, “Di bangunan atas dan bawah tempat tinggal kita ini adalah agen travel. Kalau sutradara mendengarmu, dia pasti akan marah padamu.”

Setelah selesai makan di restoran, mereka berdua pun langsung kembali ke kamar untuk istirahat.

Hari berikutnya mulai syuting pengambilan gambar, Clara bangun sangat pagi.

Sebelum pergi ke kota W, Luna telah khusus memerintahkan Clara, “Setelah masuk ke dalam kru, kamu harus serius dan giat dalam melakukan semuanya. Dari seluruh kru film, namamu lah yang cukup terkenal dan besar. jadi semua pandangan orang-orang pasti akan tertuju padamu dan menjadikanmu tolak ukur. Begitu kamu melakukan hal yang tidak pada tempatnya, maka akan dengan mudah untuk disalahkan. Banyak sekali artis yang kehilangan namanya hanya karena tidak serius dan tidak giat.

Clara sangat patuh mendengarkan dan melaksanakan apa yang dikatakan Luna. Clara adalah pegawai kru yang datang duluan. Dia membawa Melanie untuk bantu-bantu di lokasi. Mengerjakan semuanya sendiri, sedikitpun tidak ada sifat dan sikap seperti nona besar ataupun artis. Para pegawai dan kru yang bekerja dengannya dalam sekejap mulai menyukai Clara.

Artis-artis yang lain pun datang sedikit demi sedikit memasuki lokasi syuting, baru setelah itu Clara masuk bersama mereka di ruang rias.

Walaupun nama Clara cukup besar dan terkenal tapi umurnya masih muda. Dan lagi dia adalah orang ekstrovet. Dia bisa mengobrol enak dengan siapapun, dia dengan cepat bisa berbaur dengan artis-artis lainnya di dalam kru.

Clara tidak memiliki ruang rias sendiri, dia bersama dengan artis-artis wanita yang lainnya berdempet-dempetan di satu ruang rias, merias dan juga ganti baju.

Untuk pertama kalinya Clara syuting sebagai Qing Wan dari keluarga Wuya yang masuk ke dalam kerajaan.

Di dalam drama itu, Qing Wan sedang menggunakan tas berwarna kuning yang memperlihatkan statusnya, status Qing Wan tidak terlihat tinggi. Ketika baru masuk kerajaan, dia hanya bertanggung jawab sebagai pelayan yang membawakan teh dan air saja.

Clara berjalan masuk dengan anggunnya ke Kota Terlarang dengan sekelompok gadis, mengenakan baju warna polos yang seragam, rambutnya dihiasi dengan hiasan kepala ala istana.

Orang lainnya berjalan dengan kepala tertunduk, hanya dia mengangkat kepalanya dan memandang penasaran ke dinding merah dan ubin kuning di sekitarnya, dengan mata besar dan cerah yang terus berkedip.

"Dilarang melihat-lihat!" Ibu-ibu ketua memarahinya. Qing Wan segera menundukkan kepalanya dan bersikap sebagai gadis baik-baik dan mengikuti langkah gadis yang lainnya.

Ada kalimat yang benar sekali, jika ada seseorang yang terlihat menonjol maka banyak sekali godaannya. Paras wajah Qing Wan yang sangat bermartabat. membuatnya begitu memasuki istana dia dikucilkan oleh pelayan istana lainnya.

Namun, Qing Wan dengan aura yang selalu bercahaya, cerdas dan pandai. Dia dijebak berulang-ulang tapi juga selamat dari bahaya berulang-ulang, dan datanglah waktu yang tepat untuk membalas dan menyerang balik.

Qing Wan pertama kalinya masuk ke kerajaan, dia dikirim ke Istana Lonceng untuk bertugas, dia hanya bertugas untuk membawakan teh dan air. Kemudian, Hui Fei nyonya besar dari Istana Lonceng iri dengan kecantikan Qing Wan. Dan dia sangat tidak suka melihat Qing Wan.

Qing Wan sangat berhati-hati dan giat dalam melakukan pekerjaannya. Tapi masih saja terus-terusan dipersulit oleh Hui Fei. Ketika Raja Kang Xi pergi ke Istana Lonceng mau menemui Hui Fei, Hui Fei sudah berniat untuk mengirim Qing Wan jauh-jauh dari tempatnya.

Adegan kedua Clara adalah dipersulit oleh Hui Fei.

Sutradara berteriak, action. Kamera pun perlahan mulai masuk.

Clara yang memerankan Qing Wan duduk di depan jendela berukir bunga, dia memegang bingkai sulaman. Hari ini dia tidak bertugas.

Kemudian, ada pelayan lain yang masuk ke dalam, dia memehang perutnya dengan kedua tangannya dan wajahnya tampak sangat pucat.

“Kenapa?” Qing Wan mempercepat langkahnya turun dari ranjang lalu mengulurkan tangan untuk memapah pelayan wanita itu.

“Perut, perutku sakit. Dari pagi setelah bangun tidur sampai sekarang, aku sudah bolak balik ke kamar mandi sebanyak lima kali.” Kata pelayan wanita itu dengan wajah yang pucat.

“Aku punya obat sakit perut di sana.” Selesai bicara, Qing Wan mengambil satu guci kecil berwarna putih dari lemari lalu memberikannya ke pelayan wanita itu.

Pelayan itu pun mengambil obatnya lalu dia memohon kepada Qing Wan, “Aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi. Qing Wan apa kamu bisa membantuku untuk membawakan teh ke aula depan.”

Hubungan Qing Wan dan pelayan itu cukup baik, Qing Wan pun mengangguk dan mengiyakan.

Setelah Qing Wan berjalan untuk mengantarkan teh ke aula depan, dia baru tahu kalau saat ini Raja Kang Xi sedang bercengkrama dengan Hui Fei di aula depan.

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu